Mohon tunggu...
Dirga Ardian Nugroho
Dirga Ardian Nugroho Mohon Tunggu... Jurnalis - Karyawan

Membaca, Menulis, Berpikir

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Natural Resource Curse, Mimpi Buruk Perekonomian Indonesia

8 November 2019   23:21 Diperbarui: 8 November 2019   23:32 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

 Negeri yang Kaya

Sudah bukan hal yang tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Indonesia memang benar-benar kaya akan sumber daya alam yang dimilikinya. 

Dalam laporan yang dirilis oleh US Geological Survey -- sebuah lembaga di bidang geologi dari Amerika Serikat -- menyebutkan bahwa Indoneisa dalam sisi produksi dan cadangan bahan tambang, menempati beberapa posisi yang menjanjikan di antara negara-negara lain. 

Indonesia mempunyai cadangan timah terbesar kedua sedunia. Selain itu, Indonesia mempunyai cadangan emas keenam terbesar di dunia dan panas bumi terbesar di dunia.

Bila dilihat secara menyeluruh, kontribusi sektor primer -- pertanian, kehutanan, perikanan, dan pertambangan -- yang dimiliki oleh Indonesia memiliki laju pertumbuhan yang beragam. Dari tahun 2014-2018 laju pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, perikanan, dan pertambangan secara kumulatif mengalami fluktuasi. 

Menurut data Badan Pusat Statistika (BPS), pada tahun 2014, Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan secara kumulatif, laju pertumbuhannya mencapai angka 4,24%. Angka tersebut adalah titik atau capaian tertinggi selama tahun 2014-2018. Sedangkan, titik terendahnya terjadi pada tahun 2016, dimana laju pertumbuhannya hanya mencapai 3,37%.

Berbeda dengan Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan, Sektor Pertambangan dan Penggalian justru pernah mengalami kontraksi. Kendati kondisi Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sempat mengalami penurunan pada tahun 2014-2016, hal tersebut tidak sampai menyebabkan kontraksi dalam sektor tersebut. 

Sektor Pertambangan dan Penggalian pernah mengalami kontraksi hingga 3,42% pada tahun 2015. Meskipun demikian, kondisi laju pertumbuhannya berangsur membaik hingga tahun 2018, dimana sanggup mencapai angka 2,16%. Angka tersebut juga menjadi capaian laju pertumbuhan tertinggi dari tahun 2014-2018.

Kendati menjadi negara yang kaya akan SDA, laju pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dari sisi produksi, justru didominasi oleh sektor lain. Pada akhir tahun 2018 lalu, laju pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor Jasa Lainnya dengan capaian sebesar 9,08%. 

Disusul oleh sektor Jasa Perusahaan (8,94%) dan Pengadaan Air (7,92%). Sedangkan, laju pertumbuhan Pertanian dan Pertambangan merupakan 2 (dua) sektor dengan laju pertumbuhan terendah di tahun yang sama. Hal ini tentu harus diperbaiki, mengingat apa yang menjadi sumber kekayaan utama Indonesia adalah SDA yang dimilikinya.

 Bukan Sembarang Kutukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun