Mohon tunggu...
Nadira Aliya
Nadira Aliya Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk tetap menghidupkan pikiran

Halo! Saya Diraliya, seorang penulis lepas yang cerewet ketika menulis namun kalem ketika berbicara. Selamat membaca tulisan-tulisan saya, semoga ada yang bisa diambil darinya :)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

6 Alasan Mengapa Warung Makan Tak Perlu Tutup Selama Ramadhan

25 Mei 2018   01:50 Diperbarui: 25 Mei 2018   02:44 1811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bayangkan mereka yang tinggal di negara lain, seperti Turki atau Spanyol yang memiliki durasi berpuasa sekitar 16 jam. Ditambah lagi presentase Muslim di negara tersebut mungkin tak sama dengan di Indonesia.

Sumber: Pixabay.com
Sumber: Pixabay.com
Mari layangkan sejenak imajinasi kita, dan bayangkan kita mesti berpuasa di negara dengan mayoritas penduduk non-muslim. Boro-boro tutup, restoran tentu akan tetap buka seperti hari biasa di luar Ramadan.

Muslim di negara tersebut pastinya tetap berpuasa sambil sehari-hari melihat berbagai macam makanan disajikan. Belum lagi jika ada jam istirahat dan harus bergaul dengan teman non-muslim yang tidak berpuasa.

Sudah puasa lebih lama, mereka juga sanggup menghadapi godaan sehari-hari. Maka jika masih menyalahkan warung makan yang buka atas alasan batalnya puasa kita, maka ada yang perlu diperbaiki dari diri sendiri.

6. Menghambat Rezeki Sang Pemilik Warung

Ada beberapa warung yang memang buka di bulan puasa dengan niat bukan untuk membuat batal mereka yang sedang berpuasa, namun demi mengusahakan rezeki yang berkah. Pemilik warung makan tersebut mungkin saja memiliki keluarga yang tentu akan bertambah kebutuhannya menjelang hari raya.

Sumber: Pixabay.com
Sumber: Pixabay.com
Mengapa tak buka di malam hari saja? Ada banyak alasan yang kita tak tahu. Mungkin saja pemilik warung yang buka di siang hari, malamnya justru paling rajin dan taat beribadah Ramadan. Ia rela tidak membuka warungnya malam hari, padahal justru mungkin pembeli akan lebih banyak datang di malam hari. Namun karena khawatir malam hari tak bisa konsentrasi beribadah, maka ia tetap membuka warungnya siang hari.

Lalu untuk pedagang yang seperti ini, masihkah kita tega melarangnya membuka warung saat siang hari?

Akhirnya, saya harus menyimpulkan bahwa saya tidak setuju jika ada warung yang dipaksa untuk tutup saat berjualan di bulan Ramadan. Memang ada orang-orang dewasa yang terperangkap dalam jiwa anak kecil, sehingga begitu amat tak tahan melihat makanan ketika sedang berpuasa. Namun sesungguhnya di sinilah media pembelajaran kita sebagai makhluk-Nya.

Orang berpuasa harusnya tak minta dihormati, sebab seharusnya tak ada yang tahu apakah ia sedang berpuasa atau tidak. Orang berpuasa seharusnya bisa lebih bertoleransi dan mengalah pada mereka yang tidak berpuasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun