Mohon tunggu...
Hadi Prabowo
Hadi Prabowo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Taruna

Taruna Poltekip Angkatan 55

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan dan Oportunitas Birokrasi Indonesia dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

26 April 2021   22:27 Diperbarui: 26 April 2021   22:53 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebanyak 26, 3 persen berpendidikan SLTA, sisanya 65 persen bersekolah SMP( 22, 8 persen) serta SD( 42, 4 persen). Di sisi lain, dalam taun mendatang Indonesia berpotensi jadi negeri dengan perekonomian terbanyak di dunia. Untuk  mempersiapkan generasi emas, kegiatan belajar mengajar menjadi jalur utama dan terpenting. Dalam hal ini semmua harus bekerja keras. Bukan cuma pemerataan, tetapi juga kenaikan mutu dan kualitas belajar. Usaha ini bis akita lakukan antara lain melaksanakan gerakan pembelajaran anak kecil dan meningkatkan mutu pembelajaran dasar. Tidak hanya itu, mendirikan Universitas juga harus di siapkan oleh pemerintah di Kawasan perbatasan dan memberikan fasilitas khusus bagi masyawarakat yang tidak mampu tetapi memili kepintaran di akademik . permasalahan negara Indonesia yang semakin komplek kita rakyat Indonesia di tuntun selalu siap akan perubahan. Populasinya bertambah Keragaman budaya yang berbeda dan berubah ubah, konflik internal serta internasional wajib terus dipelajari. Kenyataan di lapangan Pendidikan konvensional tidak memberikan kontribusi dalam menuntaskan permasalhan yang ada di lapangan namun malah memperlebar kesenjangan yang ada saat ini. Pembelajaran non sekolah merupakan pembelajaran alternatif yang bisa membagikan warna baru dalam dunia pembelajaran.

Persiapan Indonesia untuk menghadapi revolusi industri 4.0 bisa kita lihat indikatornya nampak dari Global Competitiveness Index yang dirilis oleh World Economic Forum( WEF). Di tahun 2018 Indonesia berada di posisi ke- 45 dunia, meningkat dari posisi 47 di tahun 2018. Sebaliknya buat kawasan ASEAN, Indonesia terletak di no 4 di bawah Singapore, Malaysia serta Thailand. Hal ini menjadi sebuah tantangan tantangan untuk bangsa Indonesia untuk meningkatkan perintkatnya di Asen mapun Dunia. World Economic Forum mengumumkan 12 komponen untuk mengukur kesiapan sesuatu negara pada masa industri 4.0 dengan peringkatnya pada tahun 2018 yan lalu. Peringkat Indonesia di setiap komponen 48 buat pengembangan kelembagaan, 71 buat infrastruktur, 50 buat adopsi TIK, 51 buat stabilitas ekonomi makro, 95 buat kesehatan, 62 buat keahlian, 51 buat pasar produk, 82 buat pasar tenaga kerja, 52 buat pasar keuangan, 52. Buat sistem keuangan, 8 buat dimensi pasar, 30 buat dinamisme bisnis, serta 68 buat keahlian inovasi. Seluruhnya memerlukan program, resep serta komitmen dari banyak pihak. Buat itu, dibutuhkan kerja sama buat tingkatkan peringkat Indonesia di tiap- tiap komponen tersebut. Kebijakan untuk buat menunjang kesiapan Indonesia pada masa industri 4.0 yaitu pertama pengembangan infrastruktur digital serta dilanjutkan dengan pengembangan jaringan serat optik nasional Palapa Ring.

Pada tahun 2020, digitalisasi industri menghadapi ujian terbesarnya hingga saat ini.  Menghadapi krisis kesehatan dan ekonomi terbesar dalam sejarah baru-baru ini, perusahaan lintas sektor terpaksa mengambil tindakan luar biasa untuk melindungi karyawan dan mempertahankan operasi.  Sementara beberapa berjuang untuk menjaga operasi tetap berjalan dalam menghadapi kekurangan pekerja atau bahan mentah, yang lain berjuang untuk mengimbangi lonjakan permintaan yang tiba-tiba.  Virus korona memiliki efek yang menghancurkan dunia kita.  Efek transformatif COVID-19 sangat besar, tetapi tidak semuanya negatif.  Ketika dihadapkan pada realitas segala hal mulai dari pekerjaan hingga hiburan hingga pendidikan hingga terhubung dengan teman dan banyak lagi, teknologi yang mendorong Revolusi Industri ke-4 menawarkan solusi untuk melanjutkan normalitas dalam bisnis dan kehidupan

Tiap komunitas yang terkena dampak COVID- 19 ditantang untuk menyesuaikan diri dengan kenyataan baru. Dikala orang orang komunitas, pemerintahan serta industri mencari pemecahan masalah, teknologi Industri 4.0 jadi bagian penting tidak cuma dari metode kita bertahan dari pandemi, namun pula bagaimana kita hendak bertahan di dunia pasca pandemi. Hadirnya wabah pandemi Covid- 19 sudah sangat melumpuhkan nyaris seluruh zona yang terdampak Covid, termasuk zona pembelajaran atau proses belajar mengajar. Dengan terdapatnya virus Covid- 19 di Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan supaya warga tidak berkerumun di tengah keramaian serta kegiatan belajar mengajar bisa belajar secara virtual dengan menggunakan teknologi. Sementara itu pada awal- awal virus Covid- 19 memunculkan permasalahan, paling utama pada perubahan sistem dan gaya hidup pembelajaran yang banyak memakai teknologi. Tetapi bersamaan berjalannya waktu, staf pengajar serta siswa harus terus  menyesuaikan diri serta terus melakukannya. Sehingga akselerasi revolusi 4.0 terus menjadi terbiasa selangkah demi langkah. Hal ini sanggup mendukung dan menunjang pola piker pendidikan dan meningkatkan inovasi serta kreativitas siswa maupun pengajar.

Strategi revolusi industri 4. 0 yang lebih menitikberatkan pada pengembangan sumber energi manusia yang berpengalaman di Indonesia teruji lebih unggul dari pembangunan yang menitikberatkan pada perkembangan pemasukan perkapita. Oleh sebab itu, dalam mengalami revolusi industri 4. 0, Indonesia butuh menyusun strategi pembinaan sumber energi manusia yang bermutu supaya sanggup memahami teknologi data serta menggunakan kesempatan di masa revolusi industri 4. 0. Buat itu, salah satu prioritas utama dalam upaya pembinaan sumber energi manusia merupakan upaya kenaikan kualitas pembelajaran wajib dicoba selaku langkah mengarah terciptanya generasi emas selaku sumber energi manusia yang bermutu. Dengan itu bisa tingkatkan taraf sumber energi manusia Indonesia dalam persaingan tenaga kerja atau ketersediaan pekerja di masa revolusi industri 4. 0 dikala ini. Tidak hanya itu, pula wajib lebih hirau serta kritis terhadap seluruh suatu yang terjalin pada dunia dekat. Dengan kedaan semacam ini, hadirnya pandemi ini bisa menjadikan peluang untuk Pemerintah Indonesia buat memesatkan revolusi industri 4. 0, sebab seluruh lini kehidupan di warga telah mulai menyadari kalau pentingnga Digitalisasi.

Daftar Refrensi 

Baotong Chen dan Mithun Yin. 2018. "Smart Factory of Industry 4.0: Key Technologies, Application Case, and Challenges".Beijing :  IEEE Access.

Antonio.  2018. "A Digital Twin based Service Oriented Application for a 4.0 Knowledge Navigation in the Smart Factory". IFAC-PapersOnLine. INCOM. 51 (11):

Rahayu Nawasari. 2019. “Mengenal Revolusi Industri dari 1.0 hingga 4.0”. Warta Telkom, 21 November. Diakses online pada https://www.wartaekonomi.co.id/read226785/mengenal-revolusi-industri-dari-10-hingga-40.html tanggal 20 April 2021.

Endah Satya. 2018. “Strategi Indonesia Menghadapi Industri 4.0”. Teknologi dan Komunikasi Jurnal. 10(9).

Haryo Suwardana. 2018. “Revolusi Industri 4. 0 Berbasis Revolusi Mental”. JATI UNIK : Jurnal Ilmiah Teknik Dan Manajemen Industri, 1(2).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun