Mohon tunggu...
Doni Parera
Doni Parera Mohon Tunggu... -

Suka pada diskusi dan pemikiran baru. Selalu ingin berbagi apa saja yang saya punyai, sekiranya berguna bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketahanan Pangan Terancam

29 Oktober 2017   13:29 Diperbarui: 29 Oktober 2017   13:31 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Salah satu tanda kedaulatan pada sebuah negara adalah ketahanan Pangan. Ketika ketahanan pangan baik, tidak saja menandakan kemakmuran warganya, namun juga adalah satu kekuatan tersendiri dari negara tersebut, baik secara ekonomi maupun politik.

Namun, tanpa kita sadari, saat ini kita sudah mulai menuju kepada jurang kehancuran akibat ketahanan pangan yang mulai rapuh, yang bahkan dilakukan oleh pemerintah kita sendiri.

Untuk daerah kami di NTT sudah ada beberapa contoh. Pada beberapa tahun lalu, berturut-turut selama tiga tahun, para petani dibagikan bibit jagung unggul untuk ditanam. Bibit gratis dari negara. Saat itu hasilnya sangat memuaskan, dan harga tidak jatuh saat panen. Bonggol jagung yang dihasilkan mirip seperti dalam iklan. Besar, penuh. Dalam beberapa tahun pembagian bibit gratis itu, bibit lokal yang disimpan kemudian mati. Nah, setelah itu bibit gratis tidak dilanjutkan lagi programnya. Bibit pembagian gratis yang kemudian disimpan untuk ditanam, hasilnya tidak akan seperti panenan pertama lagi, untuk tidak dikatakan buruk.

Nah, para petani kemudian harus mencari bibit dari toko yang disuplay oleh perusahaan bibit. Dan, itu terus berlangsung sampai sekarang. 

Ini juga terjadi kepada petani bawang merah. Dan beberapa petani sawah sudah mulai ke arah sana. Bayangkan, jika satu saat nanti, suplier bibit berhenti berproduksi. Atau, ada sabotase, misalnya. Apakah kita tidak jatuh dalam bahaya kelaparan? Ini salah satu sebab mengapa petani disini masih miskin? Ya, karena lahan kritis, ketergantungan bibit, ketergantungan pupuk!!

Jadi, bagaimana atasi ini? Kita mesti galakan lagi penggunaan bibit tanaman lokal dan penggunaan pupuk organik. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun