Upaya Anies Hapus Kemiskinan Jakarta

Pendidikan dan kemiskinan adalah dua hal yang masih menjadi masalah utama di Jakarta. Pergelutan dengan kemiskinan masih terus terjadi di Ibukota negara yang katanya human development index-nya jauh lebih tinggi dibanding provinsi lain. Data terakhir badan pusat statistik menyatakan jumlah penduduk miskin di ibukota bertambah dari 385.840 menjadi 389.690 yang artinya terdapat 3.850 orang miskin baru di Jakarta. DPRD DKI menilai tidak ada kebijakan Gubernur Anies Baswedan untuk menurunkan angka kemiskinan di Jakarta (Tribunnews.com). 

Parahnya lagi, ditemukan sejumlah balita dengan gizi buruk di Jakarta Utara. Informasi terakhir yang dihimpun menyatakan bahwa jumlah balita penderita gizi buruk sejumlah 34 orang (Liputan6.com)

Tidak Cuma masalah kemiskinan, masalah pendidikan juga perlu mendapatkan perhatian khusus. Anies mengakui sekitar 48 persen anak di jakarta utara dan jakarta barat tidak lulus SMA. menurut Anies, pendidikan adalah kunci masa depan. Namun Ia juga meminta warga untuk turut menyelesaikan masalahnya, alih-alih hanya menyerahkan ke pemerintah (Kompas.com). 

Penyataan anies kembali mengundang pertanyaan akan keseriusannya dalam menangani masalah kemiskinan serta pendidikan yang ada di ibukota. Sebelumnya Anies mengatakan bahwa kemiskinan dan pendidikan menjadi prioritas utama bagi DKI Jakarta (CNNIndonesia.com). 

Bahkan sebelum menjadi gubernur, ia menyatakan menang ataupun tidak ia akan tetap memerangi kemiskinan (Detik.com). Setelah menjabat menjadi gubernur Jakarta, Anies seolah lupa memiliki prioritas dalam menangani kemiskinan yang ada di Ibukota. Anies larut pada penyelesaian masalah lain yang lebih menjual dan memiliki magnet bagi pemberitaan. Hingga kini belum ada kebijakan yang ia buat untuk mengatasi kemiskinan. Untuk pendidikan sendiri sudah diwacanakan program KJP plus, yang sampai sekarang pun belum berjalan.