Mohon tunggu...
Dion Dandy Artono
Dion Dandy Artono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Psikologi Unnes

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengungkap Ketimpangan yang Membelah Indonesia Timur dan Barat

1 Juni 2023   19:42 Diperbarui: 1 Juni 2023   20:07 1736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

GAMBARAN PERMASALAHAN

Pendidikan merupakan salah satu faktor kunci dalam pembangunan suatu negara. Namun, di Indonesia, terdapat ketimpangan yang signifikan antara pendidikan di wilayah timur dan barat. 

Ketimpangan ini meliputi aspek aksesibilitas, kualitas, dan kesetaraan pendidikan antara kedua wilayah tersebut. Dalam pengantar ini, kita akan mengeksplorasi ketimpangan pendidikan di Indonesia timur dan barat serta menggambarkan implikasinya terhadap perkembangan masyarakat setempat. Ketimpangan pendidikan dapat terjadi akibat ketidakmerataan distribusi sumber daya pendidikan. 

Caplovitz menekankan bahwa wilayah dengan akses terbatas terhadap infrastruktur pendidikan dan kurangnya dana pendidikan akan mengalami kesenjangan pendidikan yang signifikan (Caplovitz, 1963). Ketimpangan pendidikan bukan hanya disebabkan oleh faktor ekonomi semata, tetapi juga oleh faktor budaya dan sosial. Bourdieu berpendapat pentingnya modal budaya dan modal sosial dalam membentuk kesenjangan pendidikan antara kelompok-kelompok sosial di masyarakat (Bourdieu, 1977).

Di Indonesia, ketimpangan pendidikan masih menjadi masalah serius yang belum terselesaikan. Terdapat kesenjangan yang signifikan antara daerah Timur dan Barat dalam hal akses dan kualitas pendidikan. Siswa di daerah Timur Indonesia memiliki akses terbatas terhadap fasilitas pendidikan, seperti sekolah dan perpustakaan, serta memiliki kualitas guru yang lebih rendah dibandingkan dengan siswa di daerah Barat Indonesia. Selain itu, siswa di daerah Timur Indonesia cenderung memiliki tingkat putus sekolah yang lebih tinggi.

Dari data yang ditemukan ketimpangan pendidikan di Indonesia Timur menunjukkan bahwa masih banyak anak yang tidak memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan dengan baik. Berdasarkan data BPS tahun 2020, tingkat partisipasi sekolah di Indonesia Timur masih relatif rendah dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia. Rata-rata partisipasi sekolah anak usia 7-15 tahun di Indonesia Timur hanya sebesar 86,44%, sedangkan di Indonesia bagian barat mencapai 92,92%. Selain itu, tingkat melek huruf di Indonesia Timur juga masih relatif rendah. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, tingkat melek huruf di Indonesia Timur masih sekitar 94,09%, sementara di Indonesia bagian barat mencapai 96,91%. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak orang di Indonesia Timur yang tidak dapat membaca dan menulis dengan baik. Tingginya angka putus sekolah di Indonesia Timur juga menjadi masalah serius. Berdasarkan data BPS pada tahun 2020, tingkat putus sekolah di Indonesia Timur mencapai  4,37%, yang lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat putus sekolah di Indonesia bagian barat sebesar 3,52%.

Ketimpangan pendidikan di Indonesia Timur dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti keterbatasan infrastruktur pendidikan, minimnya tenaga pengajar, kurangnya dukungan dari pemerintah, serta kesulitan akses ke daerah-daerah terpencil. Namun demikian, berbagai upaya terus dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak untuk mengatasi masalah tersebut, seperti dengan membangun infrastruktur pendidikan yang lebih baik, memberikan bantuan biaya pendidikan, serta meningkatkan kualitas tenaga pengajar. Diharapkan dengan upaya yang terus menerus, ketimpangan pendidikan di Indonesia Timur dapat teratasi dan semua anak di daerah tersebut dapat mengenyam pendidikan yang layak dan berkualitas.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya, seperti memperbaiki infrastruktur pendidikan dan meningkatkan kualitas guru di daerah terpencil. Namun, upaya ini masih belum cukup untuk menyelesaikan masalah ketimpangan pendidikan yang ada. 

Perlu adanya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam mengatasi masalah ketimpangan pendidikan ini. Pemerintah perlu memberikan akses yang lebih luas terhadap fasilitas pendidikan di daerah Timur Indonesia dan meningkatkan kualitas guru di wilayah tersebut. Sementara itu, masyarakat perlu berpartisipasi aktif dalam memperjuangkan hak-hak mereka untuk mendapatkan akses pendidikan yang sama dengan daerah lain di Indonesia. dengan adanya kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan masalah ketimpangan pendidikan di Indonesia dapat segera diatasi dan semua anak-anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan merata di seluruh wilayah Indonesia.

Dilain itu, juga terdapat faktor lain yang mempengaruhi ketimpangan pendidikan di Indonesia adalah kesenjangan ekonomi antara daerah Timur dan Barat. Daerah Timur Indonesia cenderung memiliki tingkat kemiskinan yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah Barat Indonesia. Hal ini menyebabkan siswa di daerah Timur Indonesia sulit untuk mengakses fasilitas pendidikan yang memadai, seperti buku pelajaran, alat tulis, dan bahkan pakaian yang layak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun