Mohon tunggu...
Dion Ginanto
Dion Ginanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru, Peneliti, Penulis, dan Pengamat Pendidikan

Dion Ginanto received his undergraduate degree in TESOL (Teaching English as a Second Language) from Jambi University. He was awarded “MAWAPRESNAS” (the best student award by the Ministry of Education and Culture) in 2006. He was also an AIYEP-er 2007/2008 (Australia Indonesia Youth Exchange Program). In 2009, he joined to the short course training of the KAPLAN TKT program in New Zealand. Currently, he is doing his master at Michigan State University (MA, K-12 Educational Administration). He has published his first book entitled: “Jadi Pendidik Kreatif dan Inspiratif: Cara Mengobati 10 Penyakit Profesional. He works at SMA N 1 Batanghari, Jambi, as a teacher. He also teaches at Islamic State University Jambi, and IAIN Batanghari Jambi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Surat untuk Presiden: Kabut Asap di Jambi

18 September 2019   18:34 Diperbarui: 18 September 2019   18:37 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bapak Presiden Yang Terhormat.

Perkenalkan, saya adalah seorang pendidik dan pengajar yang saat ini tengah berjibaku dalam kepungan asap pekat. Bapak Presiden, saat ini banyak anak didik kami yang tak lagi sehat. Hutan kami yang dahulu lebat kini terbakar dan penghuninya nyaris sekarat.

Kami pun bingung harus mengadu kepada siapa. Pemadam kebakaran bahkan sudah ada yang gugur dalam bekerja. Rumah sakit telah bekerja sedemikian rupa, namun pasien keluar masuk tak seperti biasa. Dan kami yakin musibah ini tak mampu diselesaikan oleh Pemda.

Bapak Presiden,

Dulu kami sempat Bahagia, karena tim sukses dan bawahan Bapak sering sesumbar. Setelah Bapak berkuasa tak pernah lagi ada kebakaran hutan. Namun kini api itu ada di mana-mana. Asap itu mengikat bagai gurita.

Bapak Presiden,

Mungkin Bapak belum mendengar kabar dari kami. Namun kami mafhum, karena mungkin kabar itu belum sampai dari pembisik dan penasehat kabinet yang kita cintai. Namun kami tetap ingin memberi informasi, kami di Jambi sudah bernafas susah payah setengah mati. Matahari pun enggan menyinari, karena terhalang asap yang tak berperi.

Bapak Presiden,

Turunlah kemari. Kami yakin, Bapak adalah pembela kami. Bukan pembela cukong pembakar hutan Ibu pertiwi. Bukankah kita punya teknologi tingkat tinggi. Perangsang hujan yang hebat tak tertandingi. Turunlah kemari, sambil membawa heli. Jangan dengarkan penasehat Bapak yang hobi berselfi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun