Mohon tunggu...
Dion Ginanto
Dion Ginanto Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru, Peneliti, Penulis, dan Pengamat Pendidikan

Dion Ginanto received his undergraduate degree in TESOL (Teaching English as a Second Language) from Jambi University. He was awarded “MAWAPRESNAS” (the best student award by the Ministry of Education and Culture) in 2006. He was also an AIYEP-er 2007/2008 (Australia Indonesia Youth Exchange Program). In 2009, he joined to the short course training of the KAPLAN TKT program in New Zealand. Currently, he is doing his master at Michigan State University (MA, K-12 Educational Administration). He has published his first book entitled: “Jadi Pendidik Kreatif dan Inspiratif: Cara Mengobati 10 Penyakit Profesional. He works at SMA N 1 Batanghari, Jambi, as a teacher. He also teaches at Islamic State University Jambi, and IAIN Batanghari Jambi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Parental Involvement: Butuh Orang Sekampung untuk Membesarkan Seorang Anak

2 April 2019   10:39 Diperbarui: 2 April 2019   10:42 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kita tak lagi bisa mengadalkan pendidikan basik ini pada sekolah. Karena sekolah tentu tak mampu membimbing satu persatu muridnya secara detail. Ditambah lagi tuntutan kurikulum, dan tugas adminsitrasi guru yang menumpuk hingga akhirnya pendidikan karakter peserta didik agak terkesampingkan.

Bukan hanya itu, jika kita mengamati dan mengikuti perkembangan kebijakan di Indonesia saat dewasa ini, pemerintah memberikan fokus yang luar biasa pada perbaikan kuantitas dan kualitas tenga pengajar, pergantian kurikulum, dan perbaikan sarana pendidikan (Farizi, 2015). 

Saya setuju, bahwa guru, infrasturktur, dan kurikulum adalah tiga unsur utama penunjang keberhasilan kualitas peserta didik. 

Namun, ada satu lagi unsur yang selama ini luput dari perhatian pemerintah, yaitu penyertaan orangtua dalam kehidupan sekolah. Tentu orangtua adalah elemen yang tidak dapat ditinggalkan dalam narasi pendidikan dan pengajaran. Karena seyogyanya, sekolah adalah penjual jasa, sedangkan orangtua dan siswa adalah kustomernya. 

Sebagai penjual jasa yang baik tentu, kepuasan orangtua harus dinomorsatukan. Namun sayang sekali, kebijakan yang mengarah pada usaha nyata dalam melibatkan orangtua di sekolah masih sangat minim (Karsidi et al., 2013). 

Bahkan penelitian dan kajian tentang keterlibatang orang tua (parental involvement) di Indonesia masih sangat sedikit (Karsidi, et al., 2013; Fitirah, et al., 2013; & Makzub dan Salim, 2011).

Sebenarnya sempat ada angin segar, pada saat Anies Baswedan diangkat menjadi Menteri Pendidikan Nasional pada tahun 2014-2015. 

Di mana pada saat itu, Menteri Anies, menyadari bahwa harus ada policy atau kebijakan dari pemerintah pusat yang dapat mengakomodir keterlibatan ayah dan bunda pada kegiatan belajar siswa baik di rumah, lingkungan, dan di sekolah. Bukan hanya tataran kebijakan, bahkan Anies Baswedan memberikan contoh dengan mengantarkan puteranya ke sekolah. 

Akan tetapi pasca diberhentikannya Anies Baswedan dari posisi Menteri pendidikan, kebijakan penyertaan orangtua pada pendidikan kembali pudar. Bahkan Direktorat Ayah Bunda yang dulu ada sewaktu Anies Baswedan menjadi Menteri saat ini telah tiada.

Parental Involvement 

Di Indonesia, dan banyak negara berkembang, orangtua masih berpandangan bahwa ketika anak mereka telah memasuki usia sekolah maka yang bertanggungjawab dalam urusan mendidik, mengajar, dan mencerdaskan putra-puteri mereka adalah urusan sekolah semata (Majzub and Salim, 2011). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun