Mohon tunggu...
Dinsa Selia Putri
Dinsa Selia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - semoga bermanfaat

ikuti alurnya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Santri Dulu Vs Sekarang

21 Oktober 2021   15:08 Diperbarui: 21 Oktober 2021   15:55 1866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: liputan 6 dan dokpri

"Santri" sebuah kata yang tak asing lagi untuk kita dengar apalagi untuk kita rasakan kehadirannya. Ketika mendengar kata "santri" pasti hal pertama yang terlintas dipikiran orang adalah cara berpakaian mereka yang identik dengan berkerudung dan bersarung. 

Berkerudung sudah menjadi sesuatu hal yang biasa karena seperti yang kita ketahu bahwa dalam Islam perempuan yang sudah baligh wajib hukumnya untuk menutup aurat, jadi tidak harus menjadi seorang santri terlebih dahulu baru kita menutup aurat. 

Namun, bagaimana dengan bersarung? 

Dimana tidak semua orang terbiasa pergi ke tempat umum hanya dengan bermodalkan sarung. Disclaimer, disini kita tidak akan membahas mengenai sarung. Seperti harga sarung, jenis-jenis sarung bahkan ukuran sarung. Namun yang lebih spesifik kita akan membahas sedikit mengenai orang yang mendapatkan sebutan sebagai santri tersebut. Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan santri itu dan siapakah sebenarnya mereka? Serta perbedaan santri zaman dulu dan santri sekarang.

Selain berkerudung dan bersarung, kata lain yang sering kita dengar setelah kata santri adalah pesantren. Kata santri dan pesantren adalah dua kata berbeda namun memilki hubungan yang sangat erat satu sama lain. Mengapa demikian? 

Karena pesantren adalah tempat dimana seseorang itu belajar dan mendapatkan pengajaran mengenai agama Islam, namun dalam konteks yang lebih dalam dibandingkan dengan apa yang biasa kita peroleh di sekolah umum. Jadi bisa dikatakan bahwa seseorang akan mendapatkan tittle atau julukan sebagai santri ketika dia sudah berhasil masuk dan belajar di pesantren.

Dikutip dari Buku Kebudayaan Islam Di Jawa Timur: Kajian Beberapa Unsur Budaya Pada Masa Peralihan (2001) yang merupakan karya yang ditulis oleh M.Habib Mustopo, dikatakan  bahwa kata "santri" berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu "sastri" yang memiliki arti melek huruf atau bisa membaca. Jadi bisa ditarik pengertiannya bahwa santri merupakan seseorang yang mengerti dan paham tentang membaca dan menulis.

Sedangkan menurut seorang ulama dari Pandeglang, Banten yaitu K.H Abdullah Dimyathy istilah "santri" berasal dari Bahasa Arab yaitu sin, nun, ta' dan ro'. Dimana huruf sin merujuk pada "satrul awroh" yang berarti "menutup aurat", huruf nun yang merujuk pada istilah "na'ibul ulama" yang memilki arti "wakil dari ulama", dan huruf ta' dari istilah "tarkul al ma'ashi" memiliki arti "meninggalkan kemaksiatan", sedangkan huruf ro' dari istilah "ra.isul ummah" yang "berarti pemimpin umat".

Seperti peribahasa "bumi berputar zaman beredar" yang berarti "keadaan zaman selalu berubah" sepertinya sangat cocok untuk menggambarkan keadaan santri pada zaman dahulu dengan santri zaman sekarang. 

Jika kalian pernah menonton film Negeri 5 Menara yang tayang pada tahun 2012 lalu mungkin film ini bisa kita jadikan sebagai gambaran mengenai seperti apakah potret santri pada zaman dahulu. 

Dalam film Negeri 5 Menara tersebut kesederhanaan tampak begitu jelas terlihat dalam kehidupan sehari-hari yang dijalani oleh para santri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun