Mohon tunggu...
Dinoto Indramayu
Dinoto Indramayu Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar, belajar dan belajar....

Setiap saat saya mencoba merangkai kata, beberapa diantaranya dihimpun di : www.segudang-cerita-tua.blogspot.com Sekarang, saya ingin mencoba merambah ke ranah yang lebih luas bersamamu, Kompasiana....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Sekolah Peternakan Rakyat

26 Februari 2019   09:49 Diperbarui: 26 Februari 2019   10:16 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saya bukanlah orang yang pernah belajar langsung tentang Sekolah Peternakan Rakyat (SPR) secara langsung dari penggagas ataupun LPPM IPB secara langsung, tetapi hanya sebatas diskusi.  Namun suatu kali, saya harus menyampaikan materi tentang SPR di depan teman-teman yang jauh lebih mengenal lapangan.  Terpaksa saya membuat konsep yang jauh dari sempurna ini.

Di balik ketidaksempurnaan tulisan ini, satu hal yang patut dicatat dan membuat saya harus menuangkannya dalam bentuk tulisan adalah bahwa SPR sangat tepat untuk diterapkan di Kabupaten Indramayu.  Baik untuk sapi, kambing dan domba, itik, ayam buras dan ternak yang dulu paling banyak menghuni wilayah subur makmur ini tetapi sekarang menuju kepunahan, KERBAU!

Kombinasi konsep SPR dan sekolah lapang lain yang menyesuaikn dengan kondisi lokal akan sangat tepat juga diterapkan di daerah lain.  Semoga.  Aamiin YRA.

SEKOLAH PETERNAKAN RAKYAT

Sejak zaman penjajahan

Peternak berkeluh kesah

Memeras keringat sampai basah

Seringkali hasilnya pasrah

Reformasi Indonesia bergulir

Kami semua peternak berpikir

Iptek peternakan terealisir

Harus banyak prestasi terukir

Berubah, berubah, berubah

Bersama, bersama, bersama

Kami semua pasti bisa

Wujudkan kemandirian bangsa

Siap membantu negeri

Memenuhi protein hewani

Demi harga diri negeri ini

Sebagai wujud kedaulatan kami

Palembang, 7 Mei 2013

Prof. Dr. Ir. MULADNO, MSA

Kediri, 24 Agustus 1961

Penggagas SPR

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Usaha peternakan di Indonesia sampai saat ini masih didominasi oleh peternak bersekala kecil, dari data yang ada mencapai 98% sehingga dominasi peternak kecil ini akan sangat sulit untuk dipecahkan.

Peternak kecil yang secara nasional berjumlah sekitar 4,2 juta orang itu merupakan tulang punggung bangsa Indonesia dalam penyediaan bahan pangan asal ternak.

Oleh karena itu upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan peternakan di Indonesia bukanlah untuk mengurangi peran peternak bersekala kecil tetapi untuk mengupayakan agar peternak kecil menjadi berdaya.

Ciri usaha peternakan bersekala kecil :

  • Rata-rata kepemilikan bersekala kecil
  • Ternak digunakan sebagai tabungan hidup
  • Dipelihara dalam pemukiman padat penduduk
  • Terbatas lahan pemeliharaannya
  • Usaha peternakan dilakukan secara turun temurun
  • Jika tidak punya modal beternak mereka menggaduh dengan pola bagi hasil

Peternak bersekala kecil sesungguhnya adalah Manajer, yang belum professional.  Tanpa bekal ilmu dan pengetahuan peternakan yang memadai sehinggga :

  • Ternak dijual rumah
  • Ternak berkualitas baik dijual dan dipotong
  • Ternak berkualitas buruk dipertahankan

Manajer tidak professional harus diubah cara berpikir dan cara berbisnisnya melalui menghimpun diri dalam kebersamaan membangun perusahaan kolektif berbadan hukum.  Ternak dan semua lahan yang dimiliki menjadi aset bersama yang dikelola secara professional dan proporsional.

Tujuan

SPR-1111 IPB didirikan dengan tujuan memberi pengetahuan kepada peternak bersekala kecil tentang berbagai aspek teknis peternakan dan nonteknis yang melandasi terwujudnya perusahaan kolektif dalam satu manajemen yang dikelola oleh satu manajer dalam rangka meningkatkan daya saing usahanya untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahtraannya.

Makna SPR-1111

Dibentuk oleh peternak dalam satu kawasan pemukiman peternak bersekala kecil yang dapat berupa satu dusun atau satu desa atau satu kecamatan.  Setiap SPR terdapat minimal 1.000 ekor ternak betina prooduktif, maksimum 100 ternak pejantan, melaksanakan 10 strategi untuk mencapatr 1 visi, yaitu "Peternak Berdaulant."

Batasan Populasi Ternak dalam SPR

  1. Sapi potong                        1.000 induk         dan         100 jantan
  2. Kerbau                                                 500 induk             dan         50 jantan
  3. Kambing/Domba              2.000 induk         dan       200 jantan
  4. Babi                                       1.000 induk         dan       100 jantan
  5. Ayam Lokal                         10.000 ekor
  6. Itik                                          10.000 ekor
  7. Ayam Ras Petelur            50.000 ekor ( 1.000/siklus produksi)
  8. Ayam Ras Pedaging         125.000 ekor ( 2.000/siklus produksi)

Kriteria Lokasi

Dapat dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan memperhatikan :

  1. Berdasarkan potensi
  2. Kesiapan daerah

Strategi Pelaksanaan

Di dalam kawasan SPR-1111 peternak mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan seperti : reproduksi, pakan, pembibitan, manajemen, sosial ekonomi dan pengembangan jejaring.

10 Strategi pelaksanaan SPR :

  1. Melaksanakan seleksi ternak berdasarkan satu atau lebih sifat ekonomisnya secara sistematis dan terstruktur.
  2. Melakukan pengukuran dan pencatatan parameter teknis terkait sifat ekonomisnya seperti bobot lahir, bobot sapih, pertumbuhan bobot badan per hari, produksi susu per hari, dan boboit telur.
  3. Membangun dan mengembangkan usaha kolektif dalam satu manajemen untuk komoditas ternak dan komoditas lainnya yang dimiliki peternak.
  4. Mempercepat pertumbuhan populasi ternak dengan meningkatkan angka kelahiran dan menurunkan angka kematian.
  5. Mempercepat jumlah induk beranak.
  6. Mementau kinerja reproduksi dan kesehatan ternak secara periodic.
  7. Menyediakan pakan secara berlebih.
  8. Mengoptimalkan penggunaan hasil-samping ppertanian untuk direkayasa menjadi sumber pakan bergizi.
  9. Meramu ransum yang tepat sesuai kandungan nutrisi untuk meningkatkan daya cernanya.
  10. Mengikuti petunjuk berbisnis kolektif sesuai arahan para pakar.

Organisasi SPR

Truktur organisasi SPR dirancang sangat sederhana yang intinya memberi kekuasaan penuh kepada peternak yang direpresentasikan oleh Dewan Perwakilan Pemilik Ternak (DPPT), lembaga yang paling befkuasa dan membuat berbagai kebijakan strategis di dalam SPR.

Untuk menerapkan kebijakan dan mengelola administrasi SPR, DPPT menunjuk seorang Manajer.

Peserta SPR

Peserta SPR adalah peternak bersekala kecil yang memiliki sendiri ternaknya atau memelihara ternak gaduhan, dan telah menandatangani Pakta Kebersamaan bermaterai Rp. 6.000,-.

 Proses Belajar dan Mengajar

Pendapingan dilakukan pakar berkomppeten selama 4 tahun berturut-turut.  Mereka berasal dari Fakultas Peternakan, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Fakultas Ekologi Manusia dan lainnya yang relevan.  Pakar dari perguruan tinggi setempat juga dilibatkan.

Agenda Tahun I :

  1. Konsep perusahaan kolektif harus dikuasai oleh peternak
  2. Terbentuk soliditas dalam komunitas SPR
  3. Pendirian SPR-1111 melalui deklarasi

Agenda Tahun II dan III :

  1. Peternak mempeproleh aspek teknis dan non-teknis
  2. Beberapa peternak akan dibina menjadi kader (guru) yang masing-mamsing menguasai satu aspek teknis tertentu sesuai dengan bakat dan minatnya.

Agenda Tahun IV :

  1. Aspek non-teknis sudah mantap dan matang
  2. Study-banding dilakukan untuk membuka wawasan peternak
  3. Persiapan pendirian dan pembentukan perusahaan kolektif dalam bentuk CV

Produk SPR-111

 Di akhir masa pendampingan dihasilkan :

  1. Perusahaan kolektif (CV atau setara) yang sahamnya dimiliki seluruh peternak peserta SPR secara proporsional.
  2. Semua peternak sudah mampu mengelola ternak berdasarkan Standard Operasional Procedure (SOP)
  3. Semua peternak sudah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM).

Manfaat Berhimpun dalam SPR-1111

Dengan menerapkan prinsip SPR yang didampingi para pakar selama 4 tahun maka, peternak memperoleh keuntungan antara lain :

  1. Semua peternak akan cerdas dan terampil dalam melakukan usaha beternaknya.
  2. Dalam rangka peningkatan produktivitas ternak maka peternak dapat bermitra dengan pemerintah untuk mengembangkan kawasan peternakan.
  3. Peternak memperoleh beragam ilmu dan teknologi di bidang peternakan dan kesehatan hewan yang bersifat praktis.
  4. Kegiatan ekonomi yang menguntungkan bagi semua peternak akan meningkatkan semangat kebersamaan peternak.
  5. Perbaikan kondisi ternak dan laingkungannya semakin nyata karena memperoleh arahan dari para pakar.
  6. Dengan didampingi para ahli selama 4 tahun maka diharapkan akan meraih beberapa prestasi.

Semoga bermanfaat.  Aamiin YRA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun