Semua pembicara setuju untuk memuji pemerintah pusat dan negara bagian atas pekerjaan mereka yang baik.
"Mereka semua sepakat bahwa baik administrasi J&K maupun pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi berkomitmen untuk perdamaian dan kemakmuran di J&K. Mereka menghargai pemerintah karena telah menghabiskan lebih dari $6 miliar untuk pembangunan hanya dalam tiga tahun dan kebangkitan berbagai sektor ekonomi J&K," kata CSEAS dalam siaran pers.
"Hambatan buatan yang tercipta dalam sistem telah dihilangkan untuk memastikan pertumbuhan dengan kesetaraan sehingga setiap warga negara J&K mendapatkan manfaat dari perkembangan ekonominya yang cepat."
Anjaiah menyebutnya sebagai kisah sukses.
"Jammu dan Kashmir siap menjadi kisah sukses terbaru di India dan bisa menjadi model bagi pembangunan sosial-ekonomi," kata Anjaiah, seorang jurnalis senior.
Saat menyambut perkembangan J&K sejak 2019, Hariyadi mengatakan Indonesia dan J&K harus bekerja sama.
"Harus ada lebih banyak kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Jammu dan Kashmir," ujar Hariyadi, yang menerima gelar PhD dari Universitas Jawaharlal di New Delhi.
Ada juga peningkatan yang signifikan dalam pemberdayaan perempuan di J&K.
"Selama tiga tahun terakhir, wanita Kashmir telah bergerak. Sambil memecahkan hambatan sosial, wanita Kashmir telah menunjukkan bakat dan kepemimpinan mereka di berbagai sektor seperti pendidikan, bisnis, olahraga dan kerajinan tangan. Semakin banyak anak perempuan belajar di sekolah, perguruan tinggi dan universitas. Itu adalah simbol pemberdayaan perempuan, " kata Ratnawati dari CSEAS.
Kashmir adalah surga di Bumi tetapi surga itu diubah menjadi neraka oleh negara tetangga Pakistan, yang mengobarkan empat perang dengan India atas J&K. Pakistan ingin menduduki J&K dengan segala cara, baik perang maupun perang proksi, tetapi Pakistan gagal dalam semua usahanya selama 75 tahun terakhir.