Mohon tunggu...
Dinda Annisa
Dinda Annisa Mohon Tunggu... Freelancer - Penterjemah Lepas

Based in Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Wanita Muslim Kashmir Memecahkan Hambatan Gender, Bersinar dalam Olahraga (2)

23 Juli 2022   10:54 Diperbarui: 23 Juli 2022   10:57 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PM India Narendra Modi (kiri) mengapresiasi keberhasilan pemain wushu muda dari Kashmir via Twitter, 26 Feb., 2022. | Sumber: sportsindiashow.com

Oleh Dinda Annisa

Banyak orang di dunia tidak begitu tahu tentang Jammu dan Kashmir (J&K), Wilayah Persatuan di India, dan wanita-wanitanya yang luar biasa.

Wanita Kashmir telah unggul dalam olahraga dengan memecahkan hambatan gender dan membawa kemenangan ke negaranya di arena internasional serta provinsi mereka. Koresponden olahraga Rising Kashmir Yaqoob Ali mewawancarai beberapa olahragawati terkemuka Kashmir sehubungan dengan Hari Perempuan Internasional pada bulan Maret tahun ini. Berikut beberapa kisah mereka. Ini adalah bagian terakhir dari dua bagian.

Sadia Tariq

Sadia Tariq, yang berasal dari daerah Bemina di Srinagar, disebut sebagai gadis emas Kashmir.

Sadia yang berusia 15 tahun memenangkan medali emas di Kejuaraan Bintang Wushu Moskow 2022 di Rusia dengan mengalahkan lawannya dari Rusia. Ia juga memenangkan dua kali medali emas di kejuaraan Wushu Nasional Junior India.

Sadia, yang masih duduk di bangku SMA ini, tidak ingin menjadi dokter atau insinyur, melainkan ingin mengantongi medali emas untuk negaranya di Olimpiade.

Menurut Rising Kashmir, "gadis ajaib" kecil ini tidak hanya membuat orang tuanya bangga, tetapi semua orang di seluruh negeri, terutama orang-orang J&K.

Perdana Menteri India Narendra Modi, Letnan Gubernur J&K Manoj Sinha, mantan kepala menteri J&K Omer Abdullah dan tokoh olahraga lainnya memuji Sadia karena telah mencapai prestasi luar biasa di usia muda.

Menurut Rising Kashmir, Sadia ingin para orang tua untuk mendukung anak- anak mereka dalam berolahraga, terutama anak perempuan. Ia memberikan pujian atas kesuksesannya kepada orang tuanya, terutama ayah dan pelatih-pelatihnya.

Mehreen Banday

Juara dunia karate dari Kashmir Mehreen Banday. | Sumber: www.dailyexcelsior.com
Juara dunia karate dari Kashmir Mehreen Banday. | Sumber: www.dailyexcelsior.com

Apakah Anda ingat film Hollywood terkenal 2010 "Karate Kid"?

Film ini menginspirasi seorang gadis sekolah berusia 13 tahun bernama Mehreen Banday di Handwara, distrik Kupwara di J&K untuk belajar Karate. Ia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Hanya dalam waktu lima tahun, ia membuktikan bakatnya dalam seni bela diri. Tentu saja, orang tua dan pelatihnya, Faisal Nazir, telah mendorong dan mendukung penuh usahanya.

Dalam Kejuaraan Karate Internasional ke-5 2022 yang baru-baru ini diadakan di Visakhapatnam, India, Mehreen memenangkan medali emas kategori usia di bawah 19 tahun.

Sejauh ini, menurut Rising Kashmir, Mehreen telah mengikuti satu kejuaraan internasional dan lima nasional serta meraih lima medali emas dan satu medali perak.

Soliha Yousuf

Pemain dan pelatih olahraga rugbi Soliha Yousuf. | Sumber: thebetterkashmir.com
Pemain dan pelatih olahraga rugbi Soliha Yousuf. | Sumber: thebetterkashmir.com

Pernahkah Anda mendengar tentang rugbi?

Rugbi adalah olahraga tim dengan kontak dekat yang berasal dari abad ke-19 di Inggris. Ini adalah olahraga yang membutuhkan ketahanan fisik dan mental.

Soliha Yousuf, penduduk asli Rangapora, Ellahibagh, di Srinagar, melakukan hal yang tidak biasa pada usia 16 tahun. Ia memutuskan untuk belajar rugbi, olahraga yang didominasi pria.

Ia menghadapi begitu banyak tantangan dan kesulitan di tahap awal.

Menurut Rising Kashmir, Soliha cukup beruntung karena ia bisa mendapatkan dukungan penuh dari keluarganya. Soliha menganggap keluarga sebagai tulang punggungnya karena mereka selalu mendukungnya sejak awal. Orang tuanya tidak pernah menentangnya, meskipun mengetahui itu adalah permainan kontak fisik dengan risiko cedera.

Ia memuji kesuksesannya kepada ibunya karena ia percaya, di mana pun ia berdiri, itu karena keluarganya.

Soliha, yang kini berusia 27 tahun, berhasil meraih medali emas pada 3rd National Snow Rugby 7's Championship 2017 yang diadakan di Gulmarg, J&K.

Ia sekarang adalah pelatih dan kapten Tim Rugbi Wanita J&K. Di bawah kepemimpinannya, tim JK Rugby-nya telah memenangkan medali perunggu di pertandingan musim dingin Khelo India, yang diadakan di Gulmarg pada bulan Maret 2020.

Soliha terpilih untuk kamp India yang diadakan di Pune untuk mempersiapkan kejuaraan Wanita Asia tahun 2010.

Ia juga dianugerahi sebagai pemain terbaik tahun 2010 oleh Jammu and Kashmir Rugby Association. Yousuf telah memainkan 10 liga nasional, berbagai turnamen tingkat kabupaten dan negara bagian.

Timnya terakreditasi dengan pemenang Shield dari kejuaraan All India Women's Rugby 7 yang diadakan di Mumbai pada tahun 2009, Pemenang Shield dari kejuaraan rugby 7 All India Women, yang diadakan di Pune pada tahun 2008. Yousuf berpartisipasi dalam National Games Kerala pada tahun 2015.

Ia terpilih untuk pelatihan wasit dan pelatih Rugbi Dunia Level 1 yang diadakan di Pune, Maret 2009.

Soliha bekerja sebagai pelatih wanita senior untuk Jammu and Kashmir Rugby dan Rugby Development Officer (RDO) untuk India Rugby.

Ia telah memimpin tim U18 di Chennai Nationals 2017, tim U14 di Hyderabad Nationals pada tahun 2018.

Ia juga mendapatkan M.Tech-nya dari Jamia Hamdard University dan B.Tech dari Islamic University of Science and Technology (IUST).

Soliha telah membuat bangga orang tua dan J&K melalui pencapaiannya yang luar biasa.

Seperti wanita Kashmir, olahragawan Indonesia juga tampil sangat baik dan memenangkan medali emas di Olimpiade.

Sebagai negara yang merdeka, Indonesia mulai berpartisipasi dalam Olimpiade pada tahun 1952. Butuh 40 tahun bagi Indonesia untuk memenangkan medali emas pertama di Olimpiade. Medali emas pertama Indonesia diraih oleh seorang wanita.

Bintang Indonesia

Pemain bulu tangkis Susi Susanti yang memenangkan medali emas pertama Indonesia di Olimpiade Barcelona 1992. Pebulu tangkis lainnya Lilyana Natsir meraih medali emasnya pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil. Di Olimpiade Tokyo 2020, para pemain Greysia Polii dan Apriyani Rahayu meraih medali emas bulu tangkis.

Di India, tetangga maritim kita, tidak ada wanita India yang pernah memenangkan medali emas dalam Olimpiade. Wanita India memenangkan dua medali perak dan enam perunggu di bulu tangkis, tinju, gulat dan angkat besi. Pemain bulu tangkis PV Sindhu dan angkat besi Mirabai Chanu memenangkan medali perak.

Para orang tua dan guru harus mendorong anak perempuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga. Banyak bintang olahraga baru akan muncul dan membuat negara mereka bangga.

Penulis adalah seorang jurnalis lepas yang tinggal di Bekasi, Jawa Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun