Mohon tunggu...
Adelia Radinka Zahra
Adelia Radinka Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Semester 1 S1 Bimbingan Dan Konseling Universitas Negeri Surabaya

Saya Adelia Radinka Zahra dengan nama panggilan Dinka. Saya merupakan mahasiswa semester 1 yang sedang menempuh pendidikan di Jurusan S1 Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengendalian Emosi Sebagai Ciri Mental yang Sehat

28 Oktober 2022   11:15 Diperbarui: 28 Oktober 2022   11:34 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Akhir akhir ini isu tentang kesehatan mental mulai hangat diperbincangkan di berbagai media sosial. Berbagai generasi sudah tidak asing dengan kata kesehatan mental atau mental health ini. Banyak dari mereka yang mulai peka terhadap berbagai istilah seputar kesehatan mental, baik itu tentang how to love our self atau bahkan tentang penyakit-penyakit mental seperti depresi dan bipolar. Nah pada topik pembahasaan kali ini saya akan membahas mengenai salah satu cara memiliki mental yang sehat dengan keterampilan pengendalian emosi. Sebelum itu, sudahkah kita mengetahui apa itu kesehatan mental? 

Kesehatan mental adalah keadaan sosial dan emosional dimana kita terhindar dari gangguan gangguan yang merusak kesejahteraan. Sehat yang dimaksud disini adalah terlepas dari gangguan-gangguan yang merusak mental, kestabilan emosi, dan ketenangan pikiran. Orang yang memiliki mental yang sehat adalah orang yang mampu mengendalikan segala hal yang ada di batinnya. Lalu apa hubungannya dengan emosi?

Emosi adalah bentuk respon fisiologis terhadap rangsangan dari lingkungan sekitar. Dapat dikatakan bahwa emosi merupakan interpretasi dalam pikiran kita terhadap rangsangan emosional, baik yang datang dari dalam maupun luar tubuh. Emosi dapat berkembang dari berbagai hal yang diri kita rasakan, bisa dari relasi kita terhadap sesama, respon terhadap kepekaan sekitar, ataupun sebagai benteng pertahanan diri.  

Emosi dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori, yakni emosi dengan afeksi positif dan afeksi negatif. Afeksi positif merupakan bentuk respon diri terhadap kesejahteraan seseorang. Interpretasi dari afeksi positif ini dapat berupa kebahagiaan, antusiasme, keceriaan, tertawa, rasa syukur dan lainnya. Sementara afeksi negatif merupakan bentuk respons terhadap sesuatu yang kurang tepat dengan apa yang kita rasakan. Bentuk dari afeksi negatif dapat berupa perasaan marah, kesal, sedih, dan lainnya. 

Pentingnya kemampuan mengendalikan emosi dapat menjadi salah satu kunci untuk memiliki mental yang sehat. Pengendalian emosi disini berarti kita dituntut untuk mampu mengenali dan mengelola tentang apa yang sedang kita rasakan sehingga selanjutnya kita mampu menentukan pilihan yang solutif. Emosi yang berlebihan baik itu perasaan senang,sedih ataupun marah jika tidak dapat dikendalikan dengan baik maka akan memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan mental. 

Pengendalian terhadap emosi positif dapat menunjang seseorang agar mampu berpikir positif, sehingga nantinya dapat menghasilkan respon yang positif juga. Hal ini akan mempengaruhi pola pikir kita terhadap motivasi dan kesejahteraan diri. Begitupun sebaliknya, pengendalian terhadap emosi negatif berarti kita dituntut untuk dapat mengendalikan rasa marah, kesal, ataupun sedih agar sesuai dengan porsinya. Apabila perasaan marah, kesal, sedih atau sejenisnya ini tidak dapat dikendalikan maka akan membentuk perasaan negatif lainnya. 

Mengendalikan emosi negatif terbilang cukup sulit dibanding mengendalikan emosi positif, karena dalam emosi negatif ini timbul rasa tidak nyaman yang diri kita rasakan. Mengendalikan emosi negatif dapat dilakukan dengan mengalihkan perhatian kita. Pengalihan perhatian ini bisa dilakukan dengan berkegiatan positif seperti membaca buku, bertamasya, ataupun melakukan hal yang kita sukai lainnya. Dalam pengendalian emosi negatif ini perlu dilakukan secara hati-hati agar tidak menimbulkan emosi negatif baru. 

Pengendalian emosi baik negatif maupun positif ini tidak menuntut kita untuk memendam apa yang kita rasakan, akan tetapi agar kita lebih mengetahui mana porsi yang pas untuk diri kita. Emosi yang dipendam sendiri juga lambat laun dapat merusak kesehatan mental yang kita miliki. Maka dari itu kita dituntut mampu mengendalikan emosi dengan baik agar tidak merusak pola pikir dan kesejahteraan diri. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun