Banjarmasin - Di tengah maraknya usaha kuliner modern yang gencar melakukan promosi digital dan mengandalkan platform media sosial, sebuah usaha Batagor (Bakso Tahu Goreng) di Kelurahan Surgi Mufti, Kecamatan Banjarmasin Utara, membuktikan bahwa kualitas produk dan loyalitas pelanggan tetap menjadi kunci kesuksesan usaha yang berkelanjutan.
Bapak Andi, pemilik usaha Batagor yang kini berusia 16 tahun, telah menekuni usaha kuliner ini selama empat hingga enam tahun. Meski dijalankan dengan modal terbatas dan tenaga kerja yang hanya berjumlah satu hingga tiga orang, usaha ini mampu bertahan dan memiliki pelanggan tetap dari lingkungan sekitar. Bahkan, di tengah pandemi yang melanda beberapa tahun lalu, usaha ini tetap eksis melayani masyarakat.
Peran UMKM dalam Perekonomian Lokal
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) seperti yang dijalankan Bapak Andi memiliki peran strategis dalam perekonomian Indonesia, khususnya di daerah. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, UMKM menyumbang lebih dari 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap sekitar 97 persen tenaga kerja nasional.
Di Banjarmasin sendiri, sektor kuliner tradisional menjadi salah satu penopang ekonomi masyarakat. Kehadiran UMKM kuliner tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat kelurahan.
Modal Kecil, Tekad Besar
Lulusan SMP ini mengaku memulai usahanya secara mandiri dengan modal kecil. Berawal dari keinginan untuk membantu ekonomi keluarga dan memanfaatkan keterampilan yang dimiliki, Bapak Andi memberanikan diri terjun ke dunia wirausaha di usia yang masih sangat muda.
"Saya mulai dari modal seadanya, membeli bahan-bahan sederhana untuk membuat Batagor. Yang paling penting adalah menjaga kualitas rasa agar pelanggan puas dan terus kembali," ungkap Bapak Andi saat diwawancarai di lokasi usahanya yang sederhana namun bersih.
Pengelolaan usaha dilakukan secara sederhana namun tetap terstruktur. Bapak Andi membuat perencanaan usaha sederhana dan melakukan pencatatan keuangan manual untuk memantau perkembangan bisnisnya. Meski masih menggunakan sistem pencatatan tradisional, ia rutin mencatat pemasukan dan pengeluaran untuk memastikan usahanya tetap menguntungkan.
"Setiap hari saya catat berapa modal yang keluar dan berapa pendapatan. Ini penting supaya tahu untung ruginya," jelasnya sambil menunjukkan buku catatan sederhana yang selalu dibawanya.