Mohon tunggu...
Dinila PutriRamadhanti
Dinila PutriRamadhanti Mohon Tunggu... freelance teacher

Halo teman-teman, nama aku dinila. Kegiatan menulis ini sudah aku lakukan sejak duduk di bangku sekolah. Hobi menulis membuat aku menyukai literasi, dan aku suka menulis artikel-artikel ringan dan pernah bergabung sebagai jurnalis di organisasi kampus. Semoga tulisan aku bisa bermanfaat untuk teman-teman yaa..

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengenal FOMO: Ketakutan yang tak terlihat namun terasa

12 Oktober 2025   14:05 Diperbarui: 12 Oktober 2025   17:21 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah FOMO pasti tidak asing kita dengar, fenomena FOMO ini sedang hangat diperbincangkan di era generasi Z saat ini. FOMO biasa dikaitkan dengan mengikuti aktivitas, kegiatan atau fenomena terkait trend/isu yang ada di sosial media. FOMO merupakan singkatan dari Fear OF Missing Out yaitu sebuah istilah yang menggambarkan perasaan cemas, gelisah atau takut tertinggal dari segala hal yang terjadi di sekitar. Dengan adanya perkembangan sosial media, kita bisa melihat berbagai aktivitas yang dilakukan oleh orang lain di sosial media, sehingga FOMO ini dapat terjadi di diri kita.

FOMO ini muncul dengan adanya stimulasi dari keinginan yang ada di dalam diri untuk mengikuti kegiatan atau trend supaya tidak tertinggal. Jika kita tidak mengikuti trend yang sedang menjadi pembahasan, kita merasa hidup kita menjadi tidak menarik atau tertinggal. Media sosial inilah yang menjadi peran penting dalam mempercepat informasi dan menyebarluaskan berbagai item yang berpotensi memberi dampak, khususnya di era generasi Z saat ini. FOMO bisa berdampak pada berbagai aspek antara lain, psikologis, sosial, dan akademik. Selain itu, FOMO juga dapat menimbulkan stres karena adanya perasaan ketertinggalan dari fenomena yang terjadi saat ini, perasaan stres ini muncul karena adanya perasaan tidak puas yang ada di dalam diri untuk mengikuti trend tertentu. 

Fenomena FOMO ini dapat mengubah gaya hidup seseorang yang juga mengakibatkan kepada finansial karena adanya hasrat untuk ikut dalam trend dan mengorbankan finansialnya. Sebetulnya FOMO tidak selalu berdampak negatif, ada juga dampak positif yang bisa kita dapatkan. Selain berpengaruh kepada psikologi dan finansial, FOMO ini tergantung bagaimana kita menanggapi fenomena ini dan tidak berlebihan terkait suatu trend di sosial media. Dengan adanya kemajuan dari teknologi dan internet saat ini, menempatkan seseorang pada ketergantungan kebutuhan komunikasi di sosial media sehingga menyebabkan rasa khawatir dan tidak percaya diri akibat depresi akan ketakutan dari penilaian orang lain. 

FOMO ini dapat menjadi sisi positif ketika kita mampu menanggapi sebuah fenomena untuk meningkatkan motivasi dan bertumbuh, mendorong untuk keluar dari zona nyaman, membuat up to date, meningkatkan kesadaran sosial, serta mendorong kreativitas dan inovasi. Kita bisa meminimalisir ketakutan dengan fokus terhadap diri sendiri dan menjadikan sosial media sebagai alat untuk terus bertumbuh dan berkembang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun