Mohon tunggu...
Dini Anggreni
Dini Anggreni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Sistem Informasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Tri Hita Karana dalam Kehidupan Sehari-hari

14 Desember 2023   22:02 Diperbarui: 14 Desember 2023   22:04 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

NAMA : NI PUTU DINI ANGGRENI

NIM : 2315091064

ROMBEL : 16

Konsep Tri Hita Karana, merupakan sebuah filosofi Hindu yang berasal dari Bali, Indonesia, menggambarkan keseimbangan dan harmoni antara tiga aspek utama kehidupan, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama Manusia, dan hubungan manusia dengan lingkungan atau alam. Dipercaya bahwa konsep ini sangat penting untuk mencapai kehidupan yang harmonis dan bahagia. Kita akan melihat bagaimana konsep Tri Hita Karana tercermin dalam kehidupan sehari-hari orang Bali dan bagaimana filosofi ini memberikan inspirasi bagi kita semua untuk menemukan keseimbangan dalam hidup kita.

Untuk memulai, mari kita bicara tentang keseimbangan antara manusia dan sesama manusia atau Pawongan. Konsep Tri Hita Karana menekankan betapa pentingnya mempertahankan hubungan harmonis di antara anggota masyarakat. Dengan nilai-nilai seperti gotong royong, gotong royong menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Hindu Bali. Ini adalah implementasi langsung dari aspek Tri Hita Karana, yang menekankan pentingnya hubungan harmonis sesama manusia. Orang Bali sering berkumpul untuk bekerja sama dalam tugas gotong royong seperti membersihkan lingkungan, memperbaiki pura, atau menyiapkan upacara keagamaan. Mereka meningkatkan rasa persaudaraan dan saling mendukung melalui gotong royong, yang menciptakan hubungan antar manusia yang seimbang. Menghormati satu sama lain---tentu saja, sebagai sesama manusia, kita harus menghormati satu sama lain meskipun kita memiliki perbedaan. Semua orang pasti berbeda, tidak ada yang sama, dalam banyak hal, jadi kita harus menghargai perbedaan itu. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali, rasa persaudaraan juga sangat ditekankan. Contohnya, masyarakat desa di Bali saling membantu dalam pertanian, upacara adat, dan kegiatan sosial lainnya. Selain itu, mereka memiliki kebiasaan gotong royong, yang disebut "ngayah", di mana orang-orang secara sukarela bekerja sama untuk tujuan bersama. Misalnya, mereka bekerja sama untuk membangun atau merenovasi rumah, memperbaiki jalan desa, atau membersihkan lingkungan. Masyarakat Bali membangun kehidupan yang penuh dengan rasa kebersamaan dan saling mendukung melalui hubungan manusia yang seimbang.

Selain itu, ada keseimbangan antara alam dan manusia atau yang dapat disebut sebagai Palemahan. Konsep Tri Hita Karana menekankan betapa pentingnya mempertahankan keharmonisan antara manusia dan alam sekitar. Karena mereka percaya bahwa alam memiliki kekuatan spiritual yang besar, masyarakat Bali sangat memperhatikan hubungan mereka dengannya. Sebagai cara untuk menghormati alam, mereka melakukan upacara dan ritual, seperti upacara melasti di pantai untuk membersihkan diri dari dosa dan meminta bantuan dari dewa laut. Selain itu, mereka juga memanfaatkan sistem irigasi subak, yang telah ada selama berabad-abad. Sistem ini tidak hanya menjaga keseimbangan lingkungan, tetapi juga menumbuhkan rasa solidaritas dan kolaborasi dalam manajemen sumber daya alam yang berkelanjutan. Konsep Tri Hita Karana juga digunakan oleh masyarakat Hindu Bali untuk mengelola sumber daya alam. Untuk mengatur penggunaan air irigasi yang adil dan berkelanjutan, mereka menggunakan sistem irigasi tradisional yang dikenal sebagai subak. Sistem ini menunjukkan penghargaan manusia terhadap kekuatan alam dan keberlanjutan lingkungan serta menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. Selain itu, masyarakat Hindu Bali menghormati kekuatan spiritual alam. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka melakukan ritual untuk meminta bantuan dari dewa-dewa alam, membersihkan pantai dan sungai sebagai cara untuk menunjukkan penghormatan, dan menjaga kelestarian lingkungan untuk memastikan keberlangsungan hidup bersama.


Terakhir, itu adalah keseimbangan antara Tuhan dan manusia atau yang dapat disebut sebagai Parahyangan. Konsep Tri Hita Karana memberi tahu kita betapa pentingnya menjaga keseimbangan spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat Bali sangat menghormati dan memuja Tuhan dalam berbagai cara, seperti melalui upacara keagamaan, pemujaan di pura, dan melakukan dharma (tugas keagamaan). Mereka percaya bahwa menjaga keseimbangan ini akan membawa kebahagiaan dan keberkahan dalam kehidupan mereka.    Upacara ritual adalah bagian penting dari praktik agama Hindu Bali. Untuk memuja Tuhan dan mendapatkan keselamatan, upacara-upacara seperti piodalan, odalan (perayaan hari raya keagamaan), dan lainnya diadakan secara rutin. .

Uraian di atas menunjukkan bagaimana konsep Tri Hita Karana tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali. Nilai-nilai budaya dan tradisi masyarakat Bali berakar pada keseimbangan antara manusia dengan sesamanya, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan. Konsep ini juga memberikan inspirasi bagi masyarakat lain di Indonesia dan di seluruh dunia untuk memperhatikan pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan mereka. Berikut beberapa manfaat dari penerapan konsep Tri Hita Karana :

1. Keseimbangan dan Harmoni: Dengan menerapkan prinsip Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari, seseorang dapat mencapai keseimbangan yang harmonis antara hubungan manusia, lingkungan alam, dan spiritualitas. Dengan memperhatikan interaksi yang seimbang antara ketiga komponen tersebut, seseorang dapat menciptakan suasana kehidupan yang memancarkan kedamaian, keselarasan, dan sikap saling menghormati. Hal ini berkontribusi pada pembentukan lingkungan yang memfasilitasi kebahagiaan dan kesejahteraan bagi semua makhluk hidup di dalamnya.

2. Kesejahteraan Sosial: Gagasan ini mendorong pembentukan kesejahteraan sosial melalui tindakan gotong royong dan saling membantu yang dapat melibatkan berbagai lapisan masyarakat Bali, seperti pemuda, ibu-ibu rumah tangga, dan pemangku adat. Masyarakat Bali dapat menciptakan lingkungan sosial yang harmonis dan mendukung dengan memperhatikan hubungan sesama manusia, sehingga setiap orang merasa didukung dan terhubung dalam komunitasnya.

3. Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan: Pelaksanaan Tri Hita Karana membantu pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan dengan mendorong masyarakat Bali untuk menjaga kelestarian alam dan memanfaatkannya secara bijak, seperti dengan sistem irigasi subak, yang telah terbukti berhasil menjaga keseimbangan ekosistem dan memanfaatkan air secara berkelanjutan. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya harmoni antara manusia, alam, dan alam semesta yang terkandung dalam Tri Hita Karana meningkatkan komitmen masyarakat Bali untuk menjaga keberlanjutan sumber daya alamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun