Mohon tunggu...
Fadinda Rishtey Violeta
Fadinda Rishtey Violeta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional - Universitas Jember

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sistem Moneter Internasional: Depresiasi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS

30 Maret 2024   00:26 Diperbarui: 30 Maret 2024   00:31 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Antara Foto

Adanya kebijakan moneter yang menggunakan kebijakan uang ketat (tigh money policy) untuk membendung pelemahan rupiah dan peningkatan suku bunga berdampak pada perekonomian dan pembangunan di Indonesia seperti terhambatnya proyek-proyek yang sedang berjalan dan banyaknya perusahaan yang mengalami gulung tikar. Dampak lain dari depresiasi nilai Rupiah terhadap Dollar yaitu terjadinya PHK secara besar-besaran dan juga meningkatnya harga kebutuhan pokok yang membuat masyarakat semakin menderita.


Nilai tukar Rupiah yang tidak stabil sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia terutama ekonomi makro. Menurunnya nilai tukar rupiah dapat terjadi karena adanya peningkatan terhadap mata uang asing sebagai pembayaran internasional. Hal tersebut tentu berdampak bagi perekonomian Indonesia seperti meningkatnya biaya impor, barang elektronik dan bahan pangan mengalami kenaikan harga, serta meningkatnya beban utang luar negeri Indonesia. 

Dengan melemahnya nilai tukar Rupiah yang memberikan banyak dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia, maka pemerintah dan Bank Indonesia berupaya untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah dengan menetapkan berbagai kebijakan seperti meningkatkan suku bunga, serta mengambil langkah stabilisasi rupiah melalui sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter. Bank Indonesia juga berperan dalam melakukan intervensi untuk menahan fluktuasi (Bank Indonesia, 2000).


Nilai tukar Rupiah semakin mengalami depresiasi sepanjang tahun 2023 hingga hampir menembus angka Rp16.000 terhadap Dollar AS. Meskipun neraca perdagangan Indonesia mengalami peningkatan sebesar US$3,42 miliar, akan tetapi posisi Rupiah terus melemah. Pada Oktober 2023, Rupiah melemah terhadap Dollar AS pada kisaran RP15.933. Pelemahan tersebut terjadi ketika Dollar AS menguat pada level 106,49% (Suyanto, 2023). 

Hingga tahun pertama 2024, Rupiah masih mengalami depresiasi sekitar 3%. Hal tersebut diakibatkan oleh pelemahan ekonomi dalam negeri dan kebijakan bank sentral yang menurunkan suku bunga. Pada bulan Maret 2024, Rupiah diketahui berada pada kisaran Rp15.856. Hal tersebut menunjukkan pelemahan sebesar 1,5% terhadap Dollar AS jika dibandingkan dengan bulan Januari yang berada pada kisaran Rp15.400 (Bloomberg, 2024). Situasi tersebut membuat Bank Indonesia sulit untuk menurunkan tingkat suku bunga. Namun, Bank Indonesia pada saat ini tetap melakukan stabilisasi melalui intervensi pada pasar spot dan obligasi.


Secara garis besar, melemahnya Rupiah terhadap Dollar AS tentu akan mempengaruhi sektor industri dan manufaktur. Industri tekstil maupun industri makanan dan minuman akan terkena dampak dari melemahnya nilai tukar Rupiah. Karena, kenaikan Dollar AS secara tidak langsung turut menyebabkan harga bahan baku meningkat. Indonesia sendiri masih mengimpor kebutuhan produksi industri makanan dan minuman. Jadi, ketika bahan bakunya naik, maka biaya produksi juga akan meningkat. 

Konsekuensi yang harus diterima dari fenomena tersebut yaitu harga jual produk tentu akan meningkat di pasaran. Selain itu, melemahnya Rupiah dan meningkatnya Dollar AS dapat meningkatkan biaya logistik untuk proses pengiriman produk ke luar negeri yang membutuhkan transportasi. Efek lain dari melemahnya Rupiah terhadap Dollar AS yaitu menurunnya permintaan dan daya beli masyarakat karena depresiasi dapat meningkatkan inflasi terhadap harga barang impor yang semakin mahal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun