Mohon tunggu...
Dinda Nur Ramadhania
Dinda Nur Ramadhania Mohon Tunggu... Mahasiswa - sometimes, all it takes is one prayer to change everything

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030034

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bullying, Bentuk "Kejahatan" yang Masih Dinormalisasi

18 Juni 2021   06:35 Diperbarui: 18 Juni 2021   06:48 1243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: id.pinterest.com/Freepik

Para pelaku bully biasanya mendapatkan kepuasan sendiri ketika dirinya telah menindas orang. Ia akan merasa lebih kuat dan lebih berkuasa, karena dirinya yakin ada orang yang takut pada dirinya. Bisa juga karena dirinya mendapat popularitas disekolahnya karena ditakuti oleh siswa yang lainnya. Alasan sesorang membully atau menindas adalah karena mereka iri dengan kelebihan korban dan menjadikan dirinya merasa terancam karena kehadiran seseorang. Namun, ada juga orang yang melakukan bully karena adanya suatu masalah yang menyebabkan dirinya menindas untuk melampiaskan amarahnya kepada orang lain. Dan biasanya pembully tidak menyadari akibat perbuatannya, sehingga membuat dirinya merasa tidak bersalah.

Tanpa disadari, perilaku bully terjadi karena beberapa faktor penyebab, diantaranya :

1. Faktor Keluarga

Pelaku bisa saja berasal dari keluarga yang kurang harmonis, pelaku sedang memiliki masalah dengan orang tuanya, atau sering melihat perilaku kekerasan yang terjadi di dalam keluarganya. Disaat seperti itulah pelaku akan mempelajari perilaku bullying saat terjadi konflik di keluarganya. Selanjutnya perilaku seperti itu akan dipraktikkan kepada korban.

2. Faktor Teman

Perilaku bullying bisa juga terjadi ketika di lingkungan pertemanan. Menganggap bahwa orang yang melakukan perilaku tersebut merupakan orang yang terkenal, jadi seolah-olah dirinya sangat berkuasa, bisa kapan dan kepada siapa saja dirinya dapat membully orang lain.

3. Faktor Sekolah

Kasus perilaku bullying sering terjadi di lingkungan sekolah. Namun pihak sekolah sendiri tidak menangani dan menyelesaikan kasus ini dengan baik. sehingga kasus berks bully embang di lingkungan sekolah itu. Bahkan bisa jadi anak tersebut menganggap tindakan tersebut merupakan tindakan yang wajar dan dapat dilakukan kepada orang lain.

4. Faktor Media

Faktor media seperti media sosial, media cetak, dan televisi sendiri sering memberikan contoh perilaku yang buruk termasuk bullying. Jika sering terpapar terus menerus, perilaku tersebut akan ditirukan bahkan bisa saja dianggap sebagai hal yang wajar untuk dilakukan.     

Tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam berempati juga akan mempengaruhi situasi, pengalaman, dan respon empati yang diberikan. Faktor yang menjadikan seseorang melakukan perilaku bullying di sekolah yaitu karakter dari korban yang pendiam, dan dianggap tidak mematuhi atau menuruti keinginan pelaku, dan adanya tradisi yang terjadi di lingkungan sekolah tersebut. Beberapa kasus bullying di luar negri pun juga memunculkan dampak yang sangat fatal seperti korban bullying melakukan bunuh diri. Bisa jadi mungkin karena korban sudah tidak tahan atau tidak kuat karena dirinya selalu di bully, di berikan kata-kata yang tidak sepantasnya untuk diungkapkan, dari situlah korban lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun