Mohon tunggu...
Dinda Nuzha
Dinda Nuzha Mohon Tunggu... Lainnya - student

Student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Pendidikan untuk Meningkatkan Kualitas SDM dalam Kaitannya dengan Pembangunan Ekonomi

15 Desember 2020   21:51 Diperbarui: 15 Desember 2020   22:07 4198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berbicara mengenai peningkatan kualitas dan kuantitas suatu negara tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi suatu negara meningkat maka akan memberikan kontribusi yang baik untuk setiap negara (Haryanto, 2013; Sudarsana, 2016; Widiansyah, 2017a). Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dari keberhasilan pembangunan suatu negara. Dilansir dari Encyclopaedia Britannica (2015), pembangunan ekonomi merupakan ekonomi nasional berpenghasilan rendah diubah menjadi ekonomi industri modern.

Menurut Adam Smith, pertumbuhan ekonomi adalah suatu perubahan tingkat ekonomi yang dialami suatu negara yang bergantung pada adanya perkembangan jumlah penduduk. Dengan adanya perkembangan jumlah penduduk, maka hasil dari produksi suatu negara juga tentunya akan meningkat.

Menurut Sadono Sukimo (1985) pertumbuhan ekonomi adalah suatu perubahan tingkat aktivitas ekonomi yang berlaku dari tahun ke tahunnya. Diperlukan perbandingan pendapatan nasional dari tahun ke tahun untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hal ini biasa kita sebut dengan laju pertumbuhan ekonomi.

Ada beberapa faktor yang menjadi pengaruh dalam pertumbuhan ekonomi, diantaranya yaitu tenaga kerja, modal, dan kemajuan teknologi yang tentunya hal ini tidak terlepas dari masalah sumber daya manusia. Adapun beberapa faktor dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, yaitu pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.  Dalam hal ini, tentunya pendidikanlah yang menjadi kunci dalam peningkatan kualitas SDM, utamanya di Indonesia.

Menurut Ahmad D. Marimba dan Mahmud (2012), Pengertian pendidikan adalah bimbingan jasmani dan rohani untuk membentuk kepribadian utama, membimbing keterampilan jasmaniah dan rohaniah sebagai perilaku nyata yang bermanfaat pada kehidupan siswa di masyarakat. Hal ini sejalan dengan definisi pendidikan menurut UU Nomor 20 Tahun 2003, yaitu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Horton dan Hunt berpendapat mengenai keterkaitan dari fungsi pendidikan dengan lembaga pendidikan itu sendiri, yang diantaranya terbagi menjadi beberapa fungsi di bawah ini :

Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.

Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.

Melestarikan kebudayaan.

Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.

Peran Pendidikan Dalam Pembangunan

Menurut John C. Bock dalam Philip et al. (1982) mengidentifikasi peran pendidikan adalah untuk: a) Memasyarakatkan ideologi dan nilai-nilai sosiokultural bangsa, b) Mempersiapkan tenaga kerja untuk memerangi kemiskinan, kebodohan, dan mendorong perubahan sosial , dan c) Meratakan kesempatan dan pendapatan. Peran yang pertama merupakan fungsi politik pendidikan dan dua peran yang lainnya merupakan fungsi ekonomi.

Ilmu ekonomi pendidikan berkembang menjadi perspektif investasi sumber daya manusia. Investasi ini menganggap ada kaitan antara pendidikan, produktivitas kerja, dan pertumbuhan ekonomi. Berkaitan dengan peranan pendidikan dalam pembangunan nasional muncul dua paradigma yang menjadi kiblat bagi pengambil kebijakan dalam pengembangan kebijakan pendidikan: Paradigma Fungsional dan paradigma Sosialisasi. Paradigma fungsional melihat bahwa keterbelakangan dan kemiskinan dikarenakan masyarakat tidak mempunyai cukup penduduk yang memiliki pengetahuan, kemampuan dan sikap modern.

Sejalan dengan paradigma Fungsional, paradigma Sosialisasi melihat peranan pendidikan dalam pembangunan adalah: a) mengembangkan kompetensi individu, b) kompetensi yang lebih tinggi tersebut diperlukan untuk meningkatkan produktivitas, dan c) secara umum, meningkatkan kemampuan warga masyarakat dan semakin banyaknya warga masyarakat yang memiliki kemampuan akan meningkatkan kehidupan masyarakat secara keseluruhan.

Dilihat dari segi ekonomi, salah satu peran utama dalam pendidikan yaitu sekolah dasar (SD) dalam mengembangkan kreativitas maupun produktivitas seseorang dalam berinovatif untuk meningkatkan kualitas SDM dengan memerangi nilai bagi pertumbuhan ekonomi (Fattah: 43). Kemudahan penyelenggaraan pendidikan yang difokuskan pada keinovatifan peserta didik dengan mengembangkan kreativitas sebagai dasar awal yang dapat melahirkan SDM yang memiliki kualitas keunggulan kompetitif yang merupakan kemampuan karakteristik seseorang sebagai modal potensial dalam suatu bangsa (Ali: 154).

SDM yang inovatif tidak hanya mengandalkan kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugasnya, melainkan kemampuannya ditekankan dalam mencari gagasan-gagasan baru sehingga dapat memudahkan dalam mencari solusi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan (Ningrum, 2016). Dengan demikian ekonomi pendidikan sangat berpengaruh besar terhadap pengetahuan dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia.

Referensi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun