Mohon tunggu...
Dinda Agustin Pratiwi
Dinda Agustin Pratiwi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Agricultural Engineering

Saya merupakan mahasiswa semester akhir yang meminati bidang bioenergi, sistem jaminan halal, Life Cycle Assessment (LCA), dan Green Industry.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pemanfaatan Limbah: Potensi Biomasa Limbah Kayu Putih Menjadi Pelet Biomasa sebagai Sumber Energi

13 Juni 2023   17:21 Diperbarui: 13 Juni 2023   17:25 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Biopelet Limbah Padat Kayu Putih

Limbah diartikan sebagai segala sesuatu yang diperoleh dari sisa hasil kegiatan manusia yang secara fisik mengandung zat yang sama dengan yang terdapat dalam produk yang bermanfaat. Limbah juga telah didefinisikan sebagai produk atau bahan apa pun yang tidak berguna bagi produsen. Limbah dapat dihasilkan dari proses produksi yang tidak efisien sehingga menghasilkan zat sisa (scrap). Suatu bahan yang dianggap sebagai limbah bagi beberapa orang, mungkin bagi sebagian orang lain dapat menjadi sumber daya yang memiliki nilai ekonomis. Dalam pengelolaan limbah, beberapa hal perlu diperhatikan perihal klasifikasi limbah tersebut, apakah limbah yang dapat dimanfaatkan kembali menjadi produk lain atau limbah berbahaya yang mengharuskan untuk dibuang dengan tujuan melindungi kesehatan makhluk hidup.

Pengelolaan limbah tidak lagi tentang membuang barang-barang yang tidak diinginkan secara sembarangan, tetapi menjadi proses sistematis meliputi pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan sampah, limbah, dan produk limbah lainnya dengan benar. Hal ini juga menawarkan berbagai solusi untuk mendaur ulang barang-barang, memanfaatkan limbah untuk penggunaan yang produktif. Pemanfaatan limbah yang sedang menjadi trend adalah memanfaatkan biomasa menjadi sumber energi alternatif atau bahan bakar alternatif. Salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki nilai manfaat adalah limbah biomasa.   

Biomasa dalam hal ini mengacu pada semua bahan organik yang ada di biosfer, baik yang berasal dari tumbuhan atau hewan, serta bahan-bahan yang diperoleh melalui transformasi alami atau buatan. Biomassa yang digunakan sebagai sumber energi di Indonesia pada umumnya memiliki nilai ekonomis yang rendah atau merupakan limbah yang telah diambil dari produk utamanya. Potensi sumber daya biomassa di Indonesia diperkirakan sebesar 49 ribu MW, yang berasal dari tanaman dan limbah. Saat ini, potensi biomassa yang ada sangat besar untuk energi adalah limbah dari hasil perkebunan seperti kelapa sawit, kelapa, industri kayu putih, tebu, serta limbah hasil hutan, seperti limbah gergajian dan limbah kayu. Keuntungan penggunaan biomassa sebagai sumber energi dapat mengurangi karbon dioksida di atmosfer karena ada lebih sedikit hasil pembakaran sehingga bisa diserap kembali oleh tanaman.

Salah satu bentuk sumber energi yang dapat dihasilkan dari biomasa adalah pelet atau biasa dikenal sebagai biopelet. Biopelet adalah biomasa yang telah mengalami pemadatan, dan ini bertujuan untuk meningkatkan densitas biopellet, memfasilitasi penanganan, penyimpanan, dan transportasi karena memiliki ukuran yang seragam. Namun, biopellet masih memiliki kelemahan tidak dapat disimpan dalam jangka waktu relatif lama karena kapasitas penyerapan kadar airnya yang tinggi. Biopelet dapat dijadikan alternatif bahan bakar ramah lingkungan, salah satunya yaitu biopelet dari limbah padat kayu putih.

Biomasa limbah padat kayu putih memiliki jumlah yang banyak dan kurang termanfaatkan secara maksimal. Limbah ini dapat diperoleh dari industri atau pabrik pengolahan minyak kayu putih. Salah satu daerah yang banyak menghasilkan limbah padat kayu putih adalah Jawa Barat. Data yang dirilis KLHK Tahun 2017 menyebutkan bahwa dengan rendemen pengolahan kayu putih 0,76%, pabrik pengolahan minyak kayu putih di Jawa Barat mampu menghasilkan limbah padat kayu putih sebesar 6,3 ribu ton per tahun. Limbah kayu putih menjadi potensial sebagai bahan bakar karena memiliki kandungan lignoselulosa yang cukup tinggi. Kandungan lignin sebesar 28%, kandungan hemiselulosa sebesar 18%, dan kandungan selulosa sebesar 32%. Kandungan lignin yang cukup tinggi pada biomasa ini menjadikan biomasa dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar karena berpotensi untuk menghasilkan nilai kalor yang tinggi.

Biopelet limbah padat kayu putih dihasilkan melalui proses densifikasi (pemadatan). Densifikasi biomasa atau pemadatan biomassa dilakukan melalui pengempaan (penekanan) sehingga rapat massa atau kerapatan potensi energinya menjadi meningkat. Hal ini dapat meningkatkan nilai biomassa, karena pada umumnya biomasa memiliki kerapatan yang cukup rendah, sehingga sulit dalam penanganannya. Biopelet limbah padat kayu putih memiliki karakteristik meliputi kadar air, kadar zat terbang, kadar karbon terikat, nilai kalor, dan kadar abu. Pada beberapa penelitian yang telah dilakukan tentang karakteristik biopelet limbah padat kayu putih menghasilkan kadar air 1,9%; kadar zat terbang 72%, kadar karbon terikat 21%, nilai kalor 5098 cal/gram, dan kadar abu 4%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa karakteristik biopelet limbah padat kayu putih telah memenuhi SNI 8675:2018 tentang pelet biomasa untuk energi.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan limbah tidak lagi tentang membuang barang-barang yang tidak diinginkan secara sembarangan, tetapi menjadi proses sistematis meliputi pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan sampah, limbah, dan produk limbah lainnya dengan benar. Pemanfaatan limbah yang sedang menjadi trend adalah memanfaatkan biomasa menjadi sumber energi alternatif atau bahan bakar alternatif. Salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki nilai manfaat adalah biomasa limbah padat kayu putih. Limbah kayu putih menjadi potensial sebagai bahan bakar karena memiliki kandungan lignoselulosa yang cukup tinggi. Pada beberapa penelitian yang telah dilakukan tentang karakteristik biopelet limbah padat kayu putih menghasilkan kadar air 1,9%; kadar zat terbang 72%, kadar karbon terikat 21%, nilai kalor 5098 cal/gram, dan kadar abu 4%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa karakteristik biopelet limbah padat kayu putih telah memenuhi SNI 8675:2018 tentang pelet biomasa untuk energi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun