Mohon tunggu...
Dinda ZaskiaDesya
Dinda ZaskiaDesya Mohon Tunggu... Jurnalis - yyy

yyy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Pancasila Masih Relevan sebagai Ideologi Negara dan Bangsa Indonesia?

14 September 2021   13:00 Diperbarui: 14 September 2021   13:59 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jas Merah sebagai singkatan dari 'Jangan Sekali-kali Meninggalkan sejarah' adalah slogan terkenal yang dikatakan oleh Presiden pertama kita Soekarno pada pidatonya yang terakhir pada HUT RI tanggal 17 Agustus 1966.   Beliau adalah salah satu orang yang berjasa dalam perumusan Pancasila Bersama dengan Muhammad Yamin dan Soepomo.

 Pada kala itu, banyak peristiwa yang harus dilewati oleh Soekarno dan kawan-kawan. Dimulai dari perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda, menyebabkan golongan muda tidak terima atas proklamasi yang akan dilakukan Bersama dengan pemerintahan jepang kala itu. 

Menurut golongan muda hal tersebut akan mempengaruhi kemerdekaan Indonesia dan negara Indonesia akan terus bergantung oleh Jepang karena Pemberian kemerdekaan oleh Jepang. Pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 20.00, diadakan rapat oleh para pemuda di salah satu ruangan Lembaga Baktiorologi Pegangsaan Timur. Rapat dipimpin oleh Chairul Saleh dan di hadiri oleh beberapa pemuda lainnya.

            Keputusan rapat adalah "bahwa Kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal rakyat Indonesia sendiri, tak dapat digantung-gantungkan pada orang dan kerajaan lain. Maka diputuskan segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang dan sebaliknya mengharapkan diadakannya perundingan dengan Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta, agar supaya mereka turut menyatakan proklamasi". (Adam Malik, 1970: 35).

            Wikana dan Darwis ditunjuk sebagai perwakilan  hasil pembicaraan tersebut. Namun Golongan  tua tetap ingin dilakukan Proklamassi secara 'legal'. Mendengar hal itu para mpemuda melakukan rapat kedua yang dipimpin oleh sukarni pada tanggal 16 Agustus 1945 di Asrama Baperpi, Cikini 71.

            Mereka memutuskan untuk menyingkirkan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk menjauhkan mereka dari segala pengaruh Jepang. "Kemerdekaan harus dinyatakan sendiri oleh rakyat. Jangan menunggu kemerdekaan sebagai hadiah dari Jepang. Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta akan diamankan ke luar kota, di mana Peta telah siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang timbul setelah proklamasi dinyatakan. Sebab jika mereka berada di Jakarta mereka akan dipengaruhi dan ditekan oleh kekuatan Jepang untuk menghalang- halangi berlangsungnya proklamasi Kemerdekaan." (Adam Malik. 1970:38).

            Ahmad subarjo membujuk para pemuda untuk melepaskan Soekarno dan Hatta. Lalu mencapai kesepakatan untuk melakukan perancangan teks Proklamasi di rumah Laksamada Maeda dan mewujudkan Proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945 di jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.

            Setelah dilakukannya Proklamasi Indonesia masih sangat kosong dari segi kekuasaan dan cenderung masih seperti bayi baru lahir. Pemerintah pada saat itu berupaya keras untuk membuat kondisi Indonesia stabil dan membaik. Salah satunya menanamkan dan memberikan penyuluhan tentang ideologi Pancasila.

            Pancasila merupakan penyanggah utama pemerintahan dari dulu sampai sekarang, dengan adanya Pancasila Indonesia yang majemuk ini dapat memiliki rasa kesatuan dan toloransi yang cukup tinggi. Buktinya sampai sekarang masyarakat hidup berdampingan walaupun ada beberapa peristiwa etnosentris yang terjadi di daerah-daerah contohnya peristiwa tanah abang.

            Pada saat ini Indonesia masih memperjuangkan penerapan ideologi Pancasila di Indonesia, dari 5 poin Pancasila yang ada beberapa yang di perlukan seperti keadilan. Keadilan di negeri ini masih rendah, istilahnya 'tajam keatas tumpul kebawah'. Hal tesebut masih sangat disayangkan.

            Namun Ketika dipikir-pikir, apakah Pancasila masih relavan sebagai ideologi bangsa? Bagaimana jika ideologi Pancasila di ubah menjadi ideologi liberalisme/komunisme? Hal tersebut amat tidak relavan lagi karena Indonesia adalah negara hukum dan beragama, tidak mudah untuk mencari kebebasan seperti layaknya di USA yang menganut paham Liberalisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun