Mohon tunggu...
KKN 10 TAMBAK BITIN
KKN 10 TAMBAK BITIN Mohon Tunggu... Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Ini merupakan laporan kkn kelompok 10 Desa Tambak Bitin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Psikoedukasi Pengenalan Emosi dan Praktek Cara Lain dalam Mengekspresikan Emosi Melalui "Tree Story"

24 Februari 2025   09:20 Diperbarui: 24 Februari 2025   09:20 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persiapan Psikoedukasi di MAN 3 Hulu Sungai Selatan (Sumber: Foto Pribadi KKN 10 Tambak Bitin)

Tambak Bitin, Daha Utara, Hulu Sungai Selatan -- Pada Hari Rabu, 12 Februari 2025 Dalam rangka Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, mengangkat tema "Peningkatan Inovasi Desa Berbasis Kearifan Lokal". Kami kelompok 10 mengadakan proker setiap minggunya, salah satu program kerja individu yang diusung adalah "Pikoedukasi Pengenalan Emosi dan Praktek Cara Lain dalam Mengekspresikan Emosi "Tree Story", yang merupakan hasil kolaborasi antara Mirda Dwinta Ma'arif dengan NIM 2273201110021 dan Soraya Aldena dengan NIM 2273201110037 dari Program Studi S1 Psikologi Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

Kegiatan ini dilaksanakan di sekolah MAN 3 Hulu Sungai Selatan dengan jumlah peserta 32 perempuan dan 20 laki-laki, 40 diantaranyya OSIM dari MAN 3 Hulu Sungai selatan. Program ini menggabungkan psikoedukasi dan praktik ekspresi emosi dengan pendekatan kreatif. Soraya Aldena bertanggung jawab dalam memberikan pemahaman dasar mengenai emosi, mencakup jenis-jenis emosi, baik positif maupun negatif, serta peran emosi dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain, Mirda Dwinta Ma'arif memperkenalkan metode "Tree Story", yang bertujuan untuk membantu anak-anak mengekspresikan emosi mereka melalui cara yang interaktif dan mudah dipahami.

Melaksanakan penempelan sticky note di
Melaksanakan penempelan sticky note di "Tree Story" (Sumber: Foto Pribadi KKN 10 Tambak Bitin)

Metode "Tree Story" menggunakan pohon sebagai simbol kehidupan dan "sticky notes" sebagai media untuk menuliskan atau menggambar emosi yang dirasakan. Anak-anak diminta untuk menempelkan "sticky notes" pada pohon berdasarkan emosi yang mereka alami. Sebagai contoh, "merasa bahagia diterima di sekolah impian" , "merasa sedih karena kesulitan dalam mengatur waktu".

Penempelan sticky note di Tree Story (Sumber: Foto Pribadi KKN 10 Tambak Bitin)
Penempelan sticky note di Tree Story (Sumber: Foto Pribadi KKN 10 Tambak Bitin)

Kegiatan ini dipilih karena pentingnya pengenalan emosi sejak dini untuk membantu anak-anak memahami, mengelola, dan mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang sehat. Metode "Tree Story" dipilih karena menawarkan pendekatan yang menyenangkan, visual, dan interaktif, yang dapat memudahkan anak-anak dalam menyampaikan perasaan mereka tanpa tekanan verbal yang berlebihan.

Foto bersama siswa/i MAN 3 Hulu Sungai Selatan yang menjadi peserta Psikoedukasi (Sumber: Foto Pribadi KKN 10 Tambak Bitin)
Foto bersama siswa/i MAN 3 Hulu Sungai Selatan yang menjadi peserta Psikoedukasi (Sumber: Foto Pribadi KKN 10 Tambak Bitin)

Kegiatan ini mendapat respons yang sangat positif dari para siswa. Mereka menunjukkan antusiasme tinggi dalam berpartisipasi dan merasa bahwa metode ini sangat membantu mereka dalam memahami dan mengelola emosi. Banyak siswa mengungkapkan bahwa melalui "Tree Story", mereka dapat lebih mengenali diri sendiri dan orang lain. Selain itu, metode ini memberikan ruang bagi mereka untuk berbagi pengalaman emosional secara lebih terbuka dan nyaman.

Foto Bersama Mahasiswa/i KKN kelompok 10 dengan Guru BK MAN 3 Hulu Sungai Selatan (Sumber: Foto Pribadi KKN 10 Tambak Bitin)
Foto Bersama Mahasiswa/i KKN kelompok 10 dengan Guru BK MAN 3 Hulu Sungai Selatan (Sumber: Foto Pribadi KKN 10 Tambak Bitin)

Melalui program ini, anak-anak memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai pentingnya mengenali dan mengekspresikan emosi secara sehat. Metode "Tree Story" terbukti efektif dalam membantu anak-anak memahami emosi mereka serta memberikan cara yang mudah dan menyenangkan untuk mengekspresikannya. Dengan adanya program ini, diharapkan anak-anak dapat mengembangkan kesadaran emosional yang lebih baik serta memiliki keterampilan yang lebih baik dalam mengelola emosi mereka di masa depan. Kolaborasi antara psikoedukasi dan praktik interaktif ini menjadi langkah nyata dalam mendukung kesehatan mental dan sosial generasi muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun