PPKM Diperpanjang Bagaimana Nasib PTM? Ini Tanggapan Mahasiswa dan Orangtua

Misalnya menyesuaikan sistim KBM, bagaimana agar bisa dilaksanakan secara efektif setiap harinya. walaupun kegiatan belajar mengajar yang dilakukan mengalami berbagai kendala disaat adanya penyebaran virus varian omicron yang meningkat. 

Disamping itu, para orang tua yang terkena dampak atas adanya perpanjangan PPKM ini, sama halnya seperti yang dirasakan para mahasiswa, para orang tua pun merasa lelah dan bingung atas ketidakjelasan ini. pemerintah secara tiba-tiba memberitahukan kebijakan tersebut, sehingga menuntut pihak kampus untuk melakukan kebijakan baru, ada sebagian para mahasiswa yang setiap harinya melakukan kbm tatap muka dan daring. mereka merasa keberatan atas keputusan tersebut, karena para orang tua merasa hal tersebut terlalu beresiko menyebabkan penyebaran virus kepada para mahasiswa.

Selain itu, dari segi finansial pun mereka merasa harus mengeluarkan jumlah yang tidak sedikit, karena adanya biaya tambahan dari para mahasiswa jika suatu waktu terkena virus omicron ini. Namun, selain itu, ada juga orang tua yang setuju agar sebaiknya KBM dilakukan tatap muka secara penuh.

"Menurut saya sebagai orang tua murid, sebaiknya pihak pemerintah dan juga pihak kampus segera memberikan kejelasan kepada para mahasiswa apakah pembelajaran yang dilakukan dilaksanakan secara daring atau secara tatap muka, jika memang kasus omicron ini melonjak terus setiap harinya, lebih baik pembelajaran dilakukan secara full daring saja, saya merasa keberatan kalo misalnya dilakukannya setengah-setengah seperti ini, bagaimana jika anak-anak ketika PTM nantinya terkena virus ini, pihak kampus kan tidak memberikan fasilitas serta tanggungan atas biaya kesehatan dan juga tidak bertanggung jawab jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada anak saya" ujar Kurniawati, orang tua dari salah satu mahasiswa Sekolah Vokasi IPB. 

Lain halnya dengan pernyataan tersebut yang menyatakan keberatan atas kebijakan PTM ditengah PPKM, menurut ibu siti sebagai orangtua dari salah satu mahasiswa, beliau mengatakan bahwa dirinya setuju jika KBM diberlakukan secara tatap muka saja, hal itu karena menurutnya perkuliahan secara daring banyak memberikan dampak buruk terhadap tingkat kualitas pendidikan mahasiswa. 

"Kalo menurut saya walaupun adanya kebijakan PPKM, saya mengizinkan jika anak saya melakukan pembelajaran secara offline, memang sudah seharusnya pemerintah memberikan pengecualian dari sektor pendidikan, jadi pihak kampus pun memberikan ketentuan untuk setiap kegiatan pembelajaran dilakukan secara tatap muka penuh, namun dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat, ya karena saya fikir jika terus-terusan pembelajaran dilakukan secra daring, apakah pihak pemerintah dan juga kampus sepenuhnya bertanggung jawab jika terjadinya penurunan kualitas pendidikan pada anakanak kita, kan tidak ya, jadi ya sudah yang terbaik memang PTM harus terus dijalankan, walaupun diberlakukan PPKM sekalipun." Ujar siti, orangtua salah satu mahasiswa Universita Singa Perbangsa Karawang. 

Atas adanya pepanjangan PPKM saat para mahasiswa tengah mulai melakukan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka. Hal tersebut menimbulkan pro kontra diantara para mahasiswa hingga para orang tua yang merasa terkena dampak. 

Oleh karena itu, perlu adanya kolaborasi dan kerjasama antara berbagai pihak, baik dari pemerintah, kampus, mahasiswa hingga para orangtua agar bisa melaksanakan KBM yang efektif bagi para mahasiswa dengan sistim apapun yang tengah diberlakukan, disamping melakukan berbagai usaha untuk bisa menekan penyebaran virus omicron yang terus mengalami peningkatan saat ini.