Gowes, atau bersepeda, memang menjadi salah satu alternatif berkendara di Eropa yang sekarang juga menjadi tren di Indonesia. Tapi, jangan bayangkan semua jalan beraspal di banyak kota di Eropa aman untuk dikendarai sepeda seperti di Amsterdam. Dan, jangan bayangkan semua kota di Prancis mempunyai jalur bersepeda yang memadai.
Saya berbicara tentang kota tempat tinggal saya sendiri selama tujuh tahun terakhir, yaitu Marseille. Walaupun di beberapa distrik di Marseille sudah ada jalur khusus untuk bersepeda, namun itu tidak menjadikan kota ini senyaman Amsterdam bagi para penggowes, atau.. nggak usah jauh-jauh lah, tidak senyaman kota tetangganya di utara, Strasbourg. Strasbourg ini pernah menjadi kota tempat tinggal saya juga pada zaman saya masih kuliah jenjang Master.
Balik lagi soal kenyamanan bersepeda di Marseille, menurut riset yang dibuat sebelum zaman pandemi oleh lembaga independen Institut Montaigne, moda transportasi yang lebih banyak dipakai oleh penduduk kota Marseille, yaitu sekitar 52,6%, adalah mobil pribadi.
Padahal, kendaraan pribadi ini justru yang banyak menyebabkan kemacetan di kota berpenduduk terbesar kedua di Prancis ini, dengan rata-rata jam yang dihabiskan di perjalanan sebanyak 140 jam. Saya melihat sendiri, sih, masih banyak penduduk kota Marseille yang menggunakan mobil pribadi untuk ke kantor dan mengantar anak ke sekolah. Hanya sekitar 1,3% dari penduduknya yang bepergian ke kantor dengan sepeda.
Padahal, pemerintah kota Marseille sudah menyediakan sepeda "libre service", artinya sepeda sewa mandiri di beberapa titik strategis yang mudah dijangkau penduduk. Titik strategis yang dimaksud biasanya dekat dengan pusat atraksi dan perbelanjaan, tempat wisata, gedung perkantoran, hotel.
Penerapan sepeda sewa mandiri ini juga bertujuan untuk mengurangi emisi karbon yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor, dan menyebabkan polusi udara. Jangan dikira kota Marseille bebas polusi ya, walaupun memang tidak separah polusi di Jakarta. Terutama di musim panas, polusi ini diperparah oleh angin laut yang membawa massa udara yang tercemar ke wilayah daratan, sehingga berkontribusi pada penurunan kualitas udara di Marseille. Bahkan pernah diberlakukan tingkat siaga 2 loh di provinsi Bouches-du-Rhone (Marseille termasuk dalam provinsi ini), yang artinya sudah melewati ambang batas udara kotor.
Mengapa para penduduk kota Marseille masih lebih menyukai naik mobil ketimbang transportasi umum atau sepeda? Beberapa alasannya adalah jaringan kereta bawah tanah-disebut metro-hanya ada 2 lini, bus kota yang sering tidak tepat waktu dan padat penumpang (terlebih lagi di musim panas tercium bau ketiak di mana-mana!), serta jalur tram yang belum merata dari pusat hingga ke pelosok kota.
Selain itu, para wanita dan lansia merasa lebih aman naik mobil ketimbang kendaraan umum-yah karena penduduk Marseille, sebagaimana ciri khas penduduk pesisir pantai, terkenal gahar dan kasar 😁.