Mohon tunggu...
Dina Mardiana
Dina Mardiana Mohon Tunggu... Penulis dan penerjemah, saat ini tinggal di Prancis untuk bekerja

Suka menulis dan nonton film, main piano dan biola

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Selayang Pandang Marseille, Kota Pesisir Pantai di Selatan Prancis

4 Juli 2025   18:33 Diperbarui: 5 Juli 2025   18:07 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pemandangan kota Marseille dengan Katedral Notre Dame de la Garde di atas bukit, dan kapal-kapal nelayan di kawasan Vieux Port. (foto sumber: pixabay)

Tidak mudah memang untuk mulai menulis lagi, setelah bertahun-tahun vakum menulis. Entah mungkin saya yang menjadi sangat malas, merasa menulis blog sudah tidak berguna lagi, apalagi sekarang orang-orang gandrung sekali dengan medsos. Saya pun juga ikut-ikutan menjadi adiktif dengan medsos, tapi tidak pernah menghasilkan sesuatu yang produktif dari medsos tersebut.

Baiklah daripada berlama-lama meracau, saya pikir lebih baik menulis sesuatu tentang kota yang sudah saya tinggali sejak tujuh tahun terakhir ini di Prancis. Sekalian mengenalkan ke teman-teman Kompasianer mengenai kota ini, yang saya rasa pasti belum banyak orang yang kenal. Orang-orang Indonesia biasanya mengidentikkan Prancis dengan Paris, atau bahkan sering orang lebih akrab mendengar kata Paris, daripada negara Prancis itu sendiri. Ya, itu wajar sih, karena sejauh pengamatan saya selama ini, yang sering dipromosikan ke seluruh dunia adalah Paris. Mulai dari fashion, kuliner, sampai tujuan wisata.

Kota Marseille pun sebenarnya sudah mulai sering diperkenalkan dan dipromosikan belakangan ini (entah mulai tahun berapa), tapi memang sejak saya tinggal di sini sejak tahun 2018, kota Marseille, kalau kata orang-orang yang sudah lama tinggal di sini, sudah banyak mengalami perubahan. Meskipun, tetap sisi-sisi 'gelap'-nya, seperti kemiskinan, lingkungan yang kumuh dan kotor, tetap bisa dilihat di beberapa sektor.

Baiklah, saya mulai secara umum dulu ya. Saya usahakan bercerita berdasarkan pengalaman saya selama tinggal di kota pelabuhan nelayan ini, soalnya kalau cuma copy-paste info dari wikipedia atau sumber-sumber lainnya di internet, Kompasianer juga pasti bisa menemukan sendiri dengan cepat :).

Pemandangan kota pelabuhan Marseille dari atas bukit Pharo (sumber: dok.pribadi)
Pemandangan kota pelabuhan Marseille dari atas bukit Pharo (sumber: dok.pribadi)
Kenapa disebut kota pelabuhan nelayan? Satu alasan utama, karena kota ini terletak di selatan Prancis, persis di pinggir pantai yang menghadap ke arah Laut Mediterania, laut yang menjadi idaman banyak orang karena airnya yang biru bersih dengan udara dan iklim yang bersahabat sepanjang tahun. Ikan-ikan pun senang jadinya berendam di laut biru yang ombaknya tidak terlalu heboh. Bahkan, di musim panas, kita bisa mendapati ikan-ikan lumba-lumba yang sesekali muncul ke permukaan. Saya sendiri sih, belum pernah lihat, soalnya saya tidak hobi main ke pantai, apalagi saat musim panas begini, puanaaass he he...

Kemudian, di pusat kotanya, disebut kawasan Vieux-Port atau terjemahannya Pelabuhan Tua, bisa ditemukan para nelayan yang menjual hasil tangkapan ikan mereka secara langsung. Makanya, hampir setiap hari Sabtu pagi, jika kita berkesempatan mengunjungi Vieux-Port, mulai dari arah keluar stasiun metro saja sudah tercium bau amis ikan, hmm...

Pemandangan nelayan yang menjual ikan-ikan hasil tangkapan di Vieux-Port de Marseille (sumber: barnes-provence-littoral.com)
Pemandangan nelayan yang menjual ikan-ikan hasil tangkapan di Vieux-Port de Marseille (sumber: barnes-provence-littoral.com)

Walaupun ada pantai dan laut, Marseille juga mempunyai gunung batu kapur yang berbukit-bukit, disebut Les Calanques. Perbukitan ini menjadi tempat favorit bagi para hikers, sebutan untuk orang yang senang menjelajahi bukit dan gunung. Bentangan perbukitan kapur ini kalau menurut info dari Kantor Pariwisata Marseille, membentang sejauh 20 km hingga ke kota-kota kecil tetangganya. Yang ingin mencoba mendaki perbukitan Calanques tapi belum punya pengalaman, jangan kuatir, karena kita bisa memilih jalur lintasan sesuai level kemampuan kita. Ada yang untuk level pemula (seperti saya, haha..), menengah, bahkan mahir. Dan, jangan coba-coba langsung loncat ke mahir kalau memang belum pernah mendaki sama sekali, karena memerlukan kaki yang kuat, kemampuan mengatur napas yang panjang, selain keberanian.

Salah satu bagian dari banyaknya les Calanques yang ada di Marseille. (foto: dok.pribadi)
Salah satu bagian dari banyaknya les Calanques yang ada di Marseille. (foto: dok.pribadi)

Bagaimana dengan tempat-tempat wisata yang bisa dikunjungi di Marseille selain cagar alamnya? Yang namanya negara Prancis, pastinya ada gereja, tetapi rata-rata bentuk gerejanya tidak sama dengan yang ditemukan di Paris. Apabila di Paris dan kota-kota lainnya di utara Prancis, orang-orang mengenal katedral Notre Dame de Paris yang bergaya gothik, maka di Marseille ada basilik Notre Dame de la Garde, bergaya Bizantium dengan banyak ornamen mosaik, dan patung Bunda Maria menggendong bayi Yesus bersepuhkan emas. Uniknya, gereja ini terletak di puncak bukit, yang menjadi ikon kota Marseille. Dari atas bukit gereja ini, kita bisa melihat pemandangan seluruh kota Marseille. Walaupun bergaya Bizantium, ternyata katedral Notre Dame de la Garde baru dibangun pada abad ke-19. Ada juga sih gereja berarsitektur Bizantium lainnya di Marseille, dan letaknya di dekat laut. Namun, kapan-kapan saja ya saya tulis sekalian dengan gereja-gereja lainnya yang ada di Marseille. Ada juga koq gereja-gereja bergaya gothik di kota Marseille.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun