Abstrak : Penginderaan jauh adalah proses pengumpulan informasi tentang objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah atau fenomena yang dikaji. Dalam penginderaan jauh, citra foto merupakan hasil teknologi penginderaan jauh yang berupa data visual. Untuk menafsirkan foto citra yang dihasilkan, perlu dilakukan interpretasi citra. Interpretasi citra adalah upaya pengenalan identitas (ciri-ciri) suatu objek atau gejala dengan mengenali objek yang tergambar pada citra, kemudian menerjemahkannya ke dalam disiplin ilmu tertentu untuk penggunaan tertentu. Hasil interpretasi ini akan menghasilkan data berupa numerik ataupun visual. Data numerik dilakukan melalui interpretasi citra secara digital, sedangkan data visual menjadi hasil interpretasi secara manual. Interpretasi citra yang dilakukan dengan cara digital akan memanfaatkan data hasil indraja di komputer, sedangkan interpretasi citra yang dilakukan secara manual dilakukan dengan menafsirkan unsur visual yang tergambar dalam citra. Unsur-unsur interpretasi citra antara lain bentuk, warna, rona, tekstur, dan keterkaitan antara objek. Penginderaan jauh bertindak balas dengan pemetaan lahan sawah yang akurat, seperti di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang menggunakan metode penginderaan jauh untuk identifikasi lahan sawah yang akurat.
PENDAHULUAN
Penginderaan jauh disebut "Remote Sensing" dalam bahasa Inggris, "Teledection" dalam bahasa Perancis, "Fernerkundung" dalam bahasa Jerman, "Sensoriamento Remota" dalam bahasa Portugis, "Distanceaya" dalam bahasa Rusia, dan "Perception Remota" dalam bahasa Spanyol. Sumber energi yang digunakan dalam penginderaan jauh antara lain energi alam dan energi buatan. Energi alami berasal dari matahari, dan energi buatan biasa disebut pulsa. Penginderaan jauh yang menggunakan energi surya disebut sistem pasif, dan penginderaan jauh yang menggunakan energi pulsa disebut sistem aktif. Sistem penginderaan jauh dibagi menjadi sistem fotografi dan sistem non-fotografi. Keunggulan sistem foto adalah sederhana, terjangkau, dan berkualitas baik(Lili, 2018).
Interpretasi citra adalah ilmu yang mempelajari foto atau gambar udara dengan tujuan untuk mengidentifikasi objek dan menilai maknanya. Tiga rangkaian operasi diperlukan untuk mengidentifikasi objek dalam gambar, yaitu deteksi, identifikasi, dan analisis. Deteksi adalah pengamatan terhadap suatu objek, identifikasi adalah upaya untuk mengkarakterisasi objek yang diamati dengan informasi yang cukup, sedangkan analisis adalah tahap pengumpulan informasi tambahan(Lili Somantri, 2008).
Dalam geografi, interpretasi citra merupakan suatu metode identifikasi identitas suatu objek dari foto, yang dilakukan dengan cara menyimpan data citra dan menggunakan data tersebut untuk tujuan tertentu. Proses interpretasi suatu gambar terdiri dari tahapan persepsi, identifikasi, dan analisis, serta elemen-elemen seperti tone, warna, ukuran, tekstur, asosiasi, konvergensi bukti, dan bayangan. Dengan bantuan penafsiran gambar, penafsir dapat menganalisis dengan lebih mudah, karena ia telah mengetahui penampakan objek yang dicitrakan. Interpretasi citra misalnya dapat mengidentifikasi objek-objek di sekitar sebidang tanah yang rencananya akan dibangun apartemen, namun kemudian interpretasi citra menunjukkan bahwa kawasan di sekitarnya adalah wilayah Mkinen. Setelah diselidiki, ternyata gunung tersebut rawan longsor.
METODE
Penelitian ini menggunakan teknik penginderaan jauh yang menggunakan interpretasi dan analisis citra digital yang dipadukan dengan sistem informasi geografis (GIS). Analisis citra penginderaan jauh dapat digunakan untuk mengetahui kondisi lingkungan, laut, dan penggunaan lahan. Informasi tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kondisi lingkungan, kondisi laut, dan kondisi penggunaan lahan. Informasi sekunder yang diperlukan diperoleh dari literatur yang berkaitan dengan topik penelitian dan dari informasi yang diperoleh selama pengolahan citra digital dengan menggunakan teknik penginderaan jauh.
HASIL
A. Citra Google Earth
Citra Google Earth adalah citra satelit yang memberikan tampilan permukaan bumi dengan resolusi spasial tinggi dan dapat diakses melalui Internet. Gambar ini dapat digunakan untuk pemetaan, mengukur jarak dan luas, mendigitalkan di layar, mengimpor data teks untuk koordinat dan menghitung jarak dan luas antar titik dengan cepat. Gambar Google Earth juga dapat digunakan untuk menghasilkan data satelit dengan awan sangat rendah atau tanpa awan menggunakan platform komputasi awan Google Earth Engine (GEE). Citra Google Earth dapat digunakan sebagai bahan penelitian, misalnya dalam pengolahan citra digital dan penggunaan citra satelit untuk mensegmentasi lahan hijau.
Obyek
Unsur Interpretasi Citra Google Earth
Rona
Warna
Bentuk
Ukuran
Tekstur
Pola
Bayangan
Situs
Asosiasi
Permukiman
Beragam
Coklat dan Putih
Tidak Beraturan
Beragam Mulai Dari Kecil- Besar
Kasar
Menyebar Dan Berkelompok
Berada Pada Sisi Permukiman
Berada Dekat Dengan Sawah
-
Jalan
Gelap
Hitam Atau Abu-abu
Memanjang
Besar, Mencakup Disetiap Permukiman
Halus
Teratur
Berada Pada Sisi Jalan
-
-
Sawah
Gelap
Hijau Dan Coklat
Persegi Hingga Persegi Panjang
Besar
Halus
Beragam
Berada Pada Sisi Sawah
Berada Dekat Dengan Permukiman
Citra Google Earth memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus diperhatikan. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan Citra Google Earth.
Kelebihan:
Resolusi tinggi: Citra Google Earth memiliki resolusi hingga 15 x 15 m, memungkinkan pengguna melihat Bumi dengan sangat detail.
Format KML/KMZ: Google Earth memiliki format KML/KMZ yang memungkinkan pengguna membuat peta dan menambahkan fitur eksternal dan menambahkannya ke Google Earth.
Peta interaktif: Google Earth memungkinkan pengguna melihat lokasi rumah, bentuk bangunan, morfologi kawasan dan mencari tempat dengan fungsi pencarian lokasi
Informasi Terkini: Google Earth terus memperbarui fitur yang ada untuk memberikan informasi terbaik kepada pengguna.
Akses ke database utama: Google Earth memungkinkan pengguna melihat informasi seperti foto, tempat umum, jalan dan status suatu area dalam tampilan panorama atau 360 derajat saat pengguna mengunggahnya ke Google Earth.
Kekurangan:
Persyaratan perangkat keras komputer: Google Earth hanya akan bekerja secara efektif bila digunakan pada perangkat keras komputer yang sesuai.
Citra satelit tidak ditampilkan dengan cara yang sama seperti lokasi: Google Earth hanya dapat menampilkan gambar dari satelit yang kualitasnya berbeda berdasarkan lokasi.
Sarana dan prasarana yang diperlukan: Google Earth memerlukan sarana dan prasarana yang mahal, sehingga menyulitkan pengembangannya bagi perusahaan akademis.
B. Citra Sentinel 2
Citra Sentinel-2 merupakan citra satelit yang dapat digunakan untuk observasi operasional seperti peta tutupan lahan, peta deteksi perubahan lahan dan variabel geofisika. Kedua satelit Sentinel-2 yaitu Sentinel-2A dan Sentinel-2B terdiri dari dua konstelasi yang mengorbit kutub dalam orbit sinkron matahari pada ketinggian 786 km. Setiap satelit memiliki resolusi waktu 10 hari untuk satu satelit atau 5 hari untuk dua satelit.
Obyek
Unsur Interpretasi Citra Sentinel 2
Rona
Warna
Bentuk
Ukuran
Tekstur
Pola
Bayangan
Situs
Asosiasi
Permukiman
Beragam
Abu -- abu Dan Putih
Tidak Beraturan
Beragam
Kasar
Menyebar
-
-
Permukiman Berasosiasi dengan Jalan
Jalan
Gelap
Hitam Atau Abu-abu
Lurus Dan Berkelok
Besar, Mencakup Disetiap Permukiman
Halus
Teratur
-
Memiliki Pola Linear
-
Sawah
Gelap
Coklat kemerah- merahan
Beragam
Besar
Kasar
Beragam
-
-
-
Citra Sentinel 2 memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus diperhatikan. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan Citra Sentinel 2
Kelebihan :
Resolusi spasial lebih rendah, lebih baik untuk deteksi objek di permukaan tanah.
Kualitas gambar lebih baik atau akurat karena resolusinya telah dikurangi.
Dapat diperoleh secara gratis.
Kekurangan:
Resolusi setiap gambar berbeda-beda, sehingga tempat penyimpanan dikelompokkan menjadi empat gambar atau gambarnya terpisah.
Hubungan nilai NDVI dengan kerapatan vegetasi dapat dilakukan dengan analisis regresi antara nilai NDVI dengan kerapatan vegetasi.
Gambar radar menggunakan gelombang radio elektromagnetik untuk menentukan sudut, jarak, dan kecepatan (kecepatan) objek yang terekam di Bumi, yang lebih sulit diinterpretasikan dibandingkan gambar lainnya.
C. Citra Landsat 8
Citra Landsat 8 merupakan citra satelit observasi bumi yang diluncurkan pada 11 Februari 2013. Satelit tersebut membawa dua sensor yaitu Operational Ground-Based Camera (OLI) dan Thermal Independent Sensor (TIRS). Kedua sensor tersebut memberikan resolusi spasial 30 meter (tampak, NIR, SWIR), 100 meter (termal), dan 15 meter (pankromatik).. Landsat 8 berada pada orbit sinkron matahari pada ketinggian 705 km dan memiliki resolusi temporal 16 hari.
Obyek
Unsur Interpretasi Citra Landsat 8
Rona
Warna
Bentuk
Ukuran
Tekstur
Pola
Bayangan
Situs
Asosiasi
Permukiman
Beragam
Abu -- abu Dan Putih
Tidak Beraturan
Beragam
Kasar
Menyebar
Nampak Bayangan
Memencar
-
Jalan
Gelap
Hitam
Memanjang
Besar
Kasar
Teratur
Nampak Bayangan
-
-
Sawah
Gelap
Hijau Tua
Beragam
Besar
Kasar
Beragam
-
-
-
Citra Landsat 8 mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan citra Landsat 8:
Kelebihan
Data gambar rangkaian waktu: Gambar Landsat 8 menyediakan data gambar rangkaian waktu pada area yang luas, sehingga memungkinkan analisis berbasis waktu.
Karakteristik sensor: Gambar Landsat 8 memiliki karakteristik sensor yang lebih baik dibandingkan Landsat 6 dan memiliki saluran termal (10,4-12,5 m) yang memungkinkan analisis suhu permukaan.
Resolusi Spasial: Citra Landsat 8 memiliki resolusi spasial yang lebih tinggi dibandingkan citra yang tersedia sebelumnya, sehingga memungkinkan analisis yang lebih baik.
Kekurangan
Kelemahan fungsi sensor: Gambar Landsat 8 tidak memiliki fungsi sensor yang memungkinkan analisis kualitas tidak sama dengan gambar yang tersedia sebelumnya.
Kelemahan dalam kemampuan temporal: Gambar Landsat 8 tidak memiliki kemampuan temporal, sehingga analisis hanya dapat dilakukan pada resolusi rendah.