Mohon tunggu...
Dina NurAfifah
Dina NurAfifah Mohon Tunggu... Jurnalis - ISJ 1167

Ilmu Sejarah UNS 2017 Pramuka UNS Indonesia Scout Journalist #1167

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perbandingan Kehidupan Desa dan Kota

20 Agustus 2018   04:00 Diperbarui: 20 Agustus 2018   04:22 7610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Inilah jaman modern, yang tidak baru di anggap kolot, orang tani, orang desa. Orang menjadi begitu mudah terlena, bahwa dibalik segala seruan, anjuran, kegilaan tentang yang baru  menganga kekuatan ghaib itu adalah deretan protozoa angka-angka yang bernama modal (Miriam de La Croix, 107)

Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk suatu kesatuan atau golongan dan mempunyai kepentingan yang sama. Masyarakat terbagi menjadi 2 lingkungan yang berbeda, yaitu desa dan kota. Pedesaan adalah masyarakat yang tinggal di kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat di suatu daerah, dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain. Mereka yang tinggal di daerah pedesaan memiliki pergaulan hidup yang saling mengenal. 

Mata pencaharian masyarakat pedesaan yang paling umum adalah agraris, yang sangat dipengaruhi oleh iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan mata pencaharian non-agraris bersifat tidak tetap. Desa masih dianggap sebagai standar pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong, persaudaraan hingga gotong royong. Masyarakat desa masih berpegang teguh pada adat istiadat, kepribadian dalam berpakaian, hingga kehidupan moral.

Sedangkan yang dimaksud masyarakat kota sebenarnya tidak terlepas dari masyarakat pedesaan yang melakukan urbanisasi untuk berbagai kepentingan dan melihat kota sebagai tempat yang memiliki rangsangan untuk mewujudkan keinginan. Maka tidak aneh apabila kehidupan di kota lebih bersikap individualistis. Di kota kegiatan utama bukan dari pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan, dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

Kehidupan kota memiliki masyarakat berkultur sangat tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Biasanya mereka akan melakukan sosialisasi apabila ada kepentingan seperti mengurus KTP dan surat penting lainnya. Tentu dengan begitu akan jarang menemui mereka ditempat tempat umum ramai seperti mushola atau masjid. Walaupun kita melihatnya, orang-orang itu hanya karena ada urusan seperti pengurus masjidnya karena kebanyakan lebih sibuk dengan urusan masing masing bahkan urusan agama bukan menjadi prioritas lagi.

Selain itu, masyarakat diperkotaan memiliki sifat kurang komunikatif, anggapan bahwa berkomunikasi melalui sosial media jauh lebih praktis lebih dominan dibandingkan lebih mengutamakan berkomunikasi secara langsung karena alasan kenyamanan dan kecepatan. Karena mereka sering melakukannya dengan instan, sebenarnya itu mengarah pada biaya menjadi lebih mahal. Dan kebanyakan dari mereka menjadi hidup konsumtif. Tapi disamping itu banyak dari masyarakat kota mengeluh akan biaya hidup yang sangat mahal.

Berbanding terbalik dengan kehidupan di pedesaan, kehidupan diperkotaaan memiliki banyak dampak negatif terhadap kebiasaan masyarakatnya, dianataranya sikap konsumtif, kurang komunikatif dan segala hal yang diberlakukan secara instan yang menyebabkan biaya kehidupan diperkotaan menjadi jauh lebih mahal. 

Meskipun kehidupan di perkotaan memiliki banyak keburukan, namun beberapa hal positif yang juga mnyertai adalah bahwa mereka yang hidup di perkotaan adalah individu yang mampu menghormati perbedaan dan perbedaan jauh lebih baik dibandingkan mereka yang hidup di pedesaan. Hal ini dikarenakan, di orang pedesaan lebih mementingkan pemecahan masalah secara bersama-sama sehingga tidak jarang pula, masalah privasi dan kepentingan pribadi tidak lagi diberi batasan yang akan menjadi tanggungan bersama dan yang sebenarnya merupakan pelanggarn hak dari perseorangan tersebut.

Selain itu, ada banyak hal positif lainnya yang dapat diuraikan secara lebih mendetail dan menyeleuruh dari kehidupan perkotaan. Misalnya dalam bidang infrastruktur, pendidikan, ekonomi, teknologi, informasi dan banyak hal lainnya yang juga akan mendongkrak banyak nilai positif yang dimiliki individu-indivu yang hidup diperkotaan, misalnya dalam hal pola berpikir, penerimaan diri, kepercayaan diri dan hal lainnya yang akan terus ditingkatkan sesuai dengan kemajuan yang terus melaju.

Ini tentu saja bertolak belakang dengan kualitas kehidupan desa yang memiliki kekurangan dalam banyak hal tersebut diatas, sehingga akses penting terhadap peningkatan sumber daya manusia serta kemajuan lainnya menjadi terhambat. Hal ini dapat terlihat dari pembangunan yang lambat, kualitas pendidikan yang kurang, serta banyak insfrastruktur umum yang masih belum dapat ditemui dipedesaan. Dari beberapa hal tersebut tentu saja akan berbanding lurus dengan pola pikir dan perilaku mereka yang masih enggan meninggalkan budaya luhur serta masih begitu erat mempertahankan warisan dan tradisi nenek moyang mereka.

Namun demikian, kita tak juga dapat mengabaikan banyak hal positif yang sejalan dengan kehidupan pedesaan yang terlihat lebih lambat dibandingkan kehidupan di perkotaan. Sifat kekeluargaan, keramah-tamahan, musyawarah, kegotongroyongan, serta banyaknya ketersediaan SDA yang mereka miliki merupakan nilai lebih tersendiri yang hanya dimiliki oleh masyarakat pedesaan yang menyebabkan biaya hidup yang harus mereka tanggung jauh lebih murah dibandingkan mereka yang hidup di perkotaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun