Salahkah aku mencintaimu? Demikian ungkapan hati sang musafir cinta kepadaku
"Tentu saja tidak" Jawabku, Setiap orang pantas mencintai dan dicintai. Sebab manusia  adalah makhluk mencinta dan sekaligus dicinta. Aku mengerti,bahwa cinta tidak muncul begitu saja ataupun karena dorongan nafsu,melainkan karena engkau melihat Sosok Allah hadir dalam diriku yang pantas untuk kau cintai dan kau jaga.  Sebab Allah adalah KASIH atau CINTA. Ia senantiasa mencintai ciptaan-Nya sekalipun ciptaan menjauh dari-Nya hingga meninggalkan-Nya.
Akan tetapi,lihatlah para musafir cinta..
Hukum mengasihi dan mencintai ini sering kali  membaur dengan prinsip bisnis yang selalu mengharapkan keuntungan. Kalau saya mengasihi Allah dengan total apa untungnya?  Demikian juga dengan sesama, saya mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri, apa untungnya?Â
Hatiku teriris mendengarnya. Ternyata Mentalitas bisnis telah  merasuki hati sang musafir cinta. Relasi kasih antara aku dengan Tuhan disamakan dengan relasi bisnis. Kalau saya mendapat untung dari relasi tersebut, maka relasi tersebut akan saya lanjutkan, tetapi kalau tidak ada untungnya, saya sudahi saja. Ternyata hukum rimba turut serta merongrong kekayaan kasih / cinta yang kita miliki.
Kalau tidak menguntungkan maka tidak mau, bila menguntungkan maka akan dilakukan dan bahkan tidak peduli lagi akibat yang ditimbulkan.
Kita tidak sedang mengamini dan memperjuangkan hukum rimba. Tapi kita sedang memperjuangkan hukum yang terutama yaitu; Mencintai Allah dan mencintai Sesama. Kita sama-sama mengenakan atribut yang berasal dari Allah yakni KASIH.
Tak ada alasan bagiku juga bagimu untuk meghitung-hitung untung rugi tentang kasih yang kita berikan kepada sesama sebab itu kita terima secara cuma-cuma.
Pun kita tak punya hak untuk menghalangi sesama untuk berbagi cinta. Tugas kita adalah tetap mengasihi Allah dengan total dan mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.
Berbagi cinta dengan siapa saja,terbuka akan pengampunan,sabar dalam kesesakan,dan teguh dalam doa. Disana kita akan menemukan kekayaan cinta.