Mohon tunggu...
Dina Finiel Habeahan
Dina Finiel Habeahan Mohon Tunggu... Guru - be do the best
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

BE A BROTHER FOR ALL

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menjadi Pribadi yang Dewasa Itu Enak Nggak?

18 Januari 2021   23:22 Diperbarui: 18 Januari 2021   23:27 4098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Menjadi tua itu sudah menjadi satu kepastian dalam hidup. Dan semua orang akan mengalami yang namanya penuaan. Akan tetapi menjadi dewasa itu adalah sebuah pilihan. Dan semua orang berhak untuk memilihnya. Hanya porsi atau tingkat kedewasaannya yang berbeda-beda. 

Ketika kata dewasa diperdengarkan kepada kita,apa yang muncul dibenak kita ? Kalau untuk saya sendiri mendengar kata dewasa berarti mengarah pada kata " Kematangan ". Kematangan dalam hal bersikap,berpikir,berbicara dan bertindak. Tentu ini semua mengarah pada kematangan aspek-aspek kehidupan.  

Meski terdengar mudah, bersikap dewasa ternyata sangat sulit. Tidak ada standar ukuran pasti terkait kedewasaan. Yang pasti, usia tak melulu menandakan kedewasaan seseorang. Ada yang berujar dewasa itu karena usia, ada juga yang berujar soal sikap dan ketenangan.

Namun, kerap kali kita berpikir orang yang telah dewasa memiliki ciri-ciri, seperti mau mengalah, bersikap tenang, pengertian, bisa memahami orang lain, dan memiliki konsep pemikiran yang terarah.Sebaliknya, orang-orang yang belum dewasa memiliki ciri-ciri egois, mudah marah, tidak pedulian, dan mau menang sendiri. Benarkah demikian ? Hmm,tunggu dulu.

Dalam corectio fraterna seorang saudari pernah berkata tentang saya demikian," Dia adalah pribadi yang dewasa ". Lantas pernyataan itu menimbulkan pertanyaan refleksi dalam diriku. Dalam hal apa saya terlihat sudah dewasa,sementara ibu junior sering mengingatkanku agar bersikap lebih dewasa. Mungkin dari segi usia saya sudah dewasa,tapi dalam hal lain saya masih kurang dewasa. Itulah jawaban singkat yang bisa saya temukan saat itu. 

Akan tetapi Jawaban itu tidak membuatku nyaman. Saya penasaran dan ingin tau apa alasannya mengatakan saya dewasa. Akhirnya saya pergi menjumpai saudariku itu dan mengajaknya ngobrol santai untuk membahas kata dewasa tersebut. Saya pun memulai pembicaraan itu dengan mengajukan pertanyaan yang sama kepadanya," Menurutmu dewasa itu apa sih ?" Dengan spontan dia memberi jawaban kepada saya ," Dewasa itu kan bukan soal badan yang besar atau usia yang sudah tua melainkan cara berpikir yang kreatif, bersikap yang seharusnya,atau bisa dikatakan pertumbuhan dan perkembangan dalam diri seseorang itu seimbang. Tapi sayang saya tidak seberuntung kamu soalnya. Aku sering diberi label masih kekanak-kanakan."

Mendengar penjelasannya yang demikian saya terharu bahagia. Saya bahagia karena ia mampu menguraikan arti kata dewasa itu kepada saya. Dan saya terharu bahwa ia belum mengalami seperti apa yang telah dikatakannya. Saya dapat memahaminya mengapa berkata demikian. Kebetulan saudariku itu adalah anak bungsu dan satu-satunya perempuan dikeluarganya. Sehingga kasih sayang semua anggota keluarga tercurah padanya. Kasih sayang dan perhatian itu seolah membuatnya susah untuk mandiri.  Yah,tapi saya yakin dia juga akan berproses dengan caranya sendiri menuju tingkat kedewasaan.

Setelah pertemuan itu usai,saya tetap merenungkan pernyataan yang dilontarkannya kepada saya. Apakah memang saya sudah sungguh dewasa menjalani dan menyikapi hidupku ? Tandanya kalau kepribadian yang dewasa itu seperti apa sih ? Saya mulai menenangkan diri dan mencoba melihat diri lebih jujur. Menjadi pribadi yang dewasa berarti menjadi pribadi yang siap untuk berproses dan siap dibentuk dan membentuk. Berproses dalam banyak hal,dibentuk dalam banyak hal,dan membentuk banyak hal.Selain itu mampu mempertanggungjawabkan seluruh tindakannya baik atas dirinya juga terhadap sesama.

Berproses itu artinya membiarkan orang lain ikut serta ambil bagian dalam perkembangan kepribadianku,seperti siap untuk dipuji dan siapuntuk dikomentari. Dan saya siap dibentuk oleh Dia yang mempunyai kuasa melalui orang-orang yang ada disekitarku. Proses itulah yang menjadikanku sebagai bejana yang indah dan kuat. Demikian juga sebaliknya saya ikut serta dalam pembentukan bejana orang lain. Lewat kehadiranku,saya turut serta ambil bagian dalam proses pembentukan kepribadian mereka.

Kalau begitu,enak nggak jadi orang dewasa ? Kalau menurut saya sendiri menjadi pribadi yang dewasa itu "Enak". Karea pada fase ini saya akan mencurahkan segala daya dan karsaku untuk kebaikan diriku dan sesamaku.

Seseorang pernah berkata demikian ,Jadi orang dewasa itu teman semakin sedikit,banyak tanggung jawab,punya banyak problema,susah dapat pasangan. Inikah yang dinamakan dewasa ?  Upss...itu salah.

Teman bukan makin sedikit,tetapi teman-teman kamu itu adalah orang-orang yang berkualitas. Yakinlah semakin kamu dewasa maka yang baikdan berkualitas akan semakin bertambah sementara yang buruk semakin menjauh

Diserahi banyak anggung jawab itu tandanya bahwa kamu dapat dipercaya. Itulah alasannya mengapa kamu harus berjuang dan berpikir kreatif untuk menyelesaikannya. Dan ketika kamu diserahi tanggung jawab pasti kamu berusaha untuk memberikan yang terbaik dari dirimu untuk menyelesaikannya.

Ketika kamu mengalami banyak problema itu artinya kamu berhasil menaiki anak tangga kehidupan selanjutnya. Karena ewat problema tersebut kia ditempah menjadi pribadi yang kuat,punya daya juang yang tinggi, tidak gampang untuk menyerah.

Betulkah orang dewasa susah dapat pasangan ? Tidak juga. Kalau kamu belum dapat pasangan itu tandanya bahwa kamu  selektif dalam mencari pasangan hidup,kamu benar-benar serius memilih pasangan untuk seumur hidup. Bukan yang asal datang lalu pergi.

So,dewasa itu bukanlah soal umur melainkan sikap. Tapi kalau tua yahh..pastilah soal umur .Justru dalam ketuaan itu juga banyak tersimpan mutiara kehidupan.

salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun