Tepat waktu maghrib saya dan rombongan tiba di dalam Baduy, beberapa rumah warga suku rupanya menjadi penginapan kami. Ya, tinggal dan tidur bersama dalam satu rumah, kami menggunakan ruang tamu dan terasnya.
Setelah sampai dan mandi, sepintas tidak ada yang beda. Namun, ketika mulai duduk diteras rumah warga suku, dengung pun terasa. Yakni perubahan alam yang amat terasa pada tubuh.
Saat di kota, kita terbiasa dengan suara bising; lalu-lalang kendaraan, aktivitas masyarakat, ataupun sekedar suara dari layar ponsel. Namun, di Baduy benar-benar hening sekali. Pertama sadar, telinga rasanya seperti tertekan, sekilas berdengung atau berasa budek.
Sempat takut. Apalagi, tidak ada sinyal sama sekali, otomatis semua rekan mematikan ponsel. Ditambah, tidak ada penerangan sedikit pun, kecuali dari senter yang kami bawa. Semua kaget.
"Di Baduy Dalam, memang tidak terdapat penerangan. Alat komunikasi pun tidak diperbolehkan untuk digunakan. Begitu juga untuk pengunjung, dilarang seperti untuk merekam," ungkap Asmin, Aldi, dan Sanip saat wawancara.
Tak berselang lama, alam seakan menyambut. Suara burung bermunculan, angin berhembus gemulai. Tak terasa, tiba-tiba saja kami terbiasa.
Kami memulai obrolan dengan beberapa warga suku yang selalu tersenyum. Saling membantu membuatkan makanan, yakni sajian khas dari warga Suku Baduy seperti olahan nasi dan ikan. Serupa liwetan, kami makan sejajar dengan alas daun pisang.
Damai, itulah yang kami rasakan. Obrolan benar-benar menyala, tidak ada satu pun yang menundukan pandangan ke layar ponsel.
Biasanya di kota, kita lebih sering melihat kucing-kucing bermunculan dan menyambangi rumah-rumah. Kalau di Baduy, anjing-anjing bermunculan mendekat sejak kami datang. Selayaknya hewan yang sudah terbiasa berlalu-lalang di lingkungan rumah.
Hingga larut malam, hening semakin terasa. Sekitar pukul 1 pagi buta, beberapa anjing menggonggong di tengah hutan, saut-sautan tiada henti. Sesekali terdengar raungan menimpa.
Seakan menyaksikan pertunjukan alam liar, suara-suara tersebut mewarnai seisi desa di malam hari, yang menjadi hal unik sekaligus baru bagi saya.