Mohon tunggu...
Predictors Dims
Predictors Dims Mohon Tunggu... Dosen - Predicting by history

Keep The ..[Red and White]..Flag Flying High

Selanjutnya

Tutup

Bola

'Battle of Treble' III: Unpenetrable Shield vs All-Piercing Spear

6 Juni 2015   20:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:20 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Malam hari nanti, Final Liga Champions UEFA 2015 akan mempertemukan 2 klub besar Eropa, Juventus (Italia) dan FC Barcelona (Spanyol).  Barcelona terakhir kali masuk final Liga Champions UEFA 4 tahun lalu (2011) saat menjadi juara untuk keempat kalinya, sementara Juventus masuk final terakhir 12 tahun lalu, saat ditaklukan AC Milan dalam drama adu penalti.  Barcelona yang masih menyimpan sebagian besar para pemainnya saat terakhir kali menjadi juara tentu lebih diunggulkan apalagi melihat kualitas para pemain terutama Trio MSN (Messi-Suarez-Neymar).  Juventus sendiri  merupakan ‘kuda hitam’ yang sebelumnya tidak diunggulkan bahkan untuk lolos ke final, namun bukan berarti Juventus sama sekali tidak berpeluang, apalagi dengan gelar treble winner yang diperebutkan. 

 

Pertandingan final nanti akan menjadi pertarungan memperebutkan gelar treble winner atau penulis istilahkan: Battle of Treble.  Final Liga Champions musim ini menjadi Battle of Treble ketiga jika dihitung dari Final Liga Champions UEFA 2009 antara Barcelona dan Manchester United.  Battle of Treble I terjadi pada final tahun 2009, Barcelona (juara La Liga dan Copa Del Rey) berhadapan dengan MU (juara Liga Primer dan Piala Liga) yang berakhir dengan kemenangan Barcelona.  Sementara itu Battle of Treble II terjadi setahun setelah Battle of Treble I, Inter Milan (Juara Serie A dan Coppa Italia) berhasil menjadi klub Italia pertama yang meraih treble winner setelah menaklukan Bayern Munich (Juara Bundesliga dan DBF Pokal).  Bagaimana dengan Battle of Treble III?  Dalam Battle of Treble tahun ini, Juventus (juara Serie A dan Coppa Italia) akan menantang Barcelona (juara La Liga dan Copa Del Rey).  Dalam pertandingan final nanti,  Allegri akan ‘mengejar’ suatu rekor karena jika Juventus sukses memenangkan pertarungan maka Allegri akan mencatat sebagai pelatih Italia pertama yang meraih gelar treble winner.  Ya, dalam catatan historis Liga Champions UEFA (Piala Champions Eropa) belum pernah ada pelatih asal Italia yang memenangkan treble winner.

 

Bagaimana data statistik kedua klub? Dalam data statistik, Barcelona (28 gol) memang menjadi tim dengan jumlah gol terbanyak kedua di bawah Bayern Munich (33 gol).  Agresivitas Barcelona tersebut tentu menjadi ancaman, namun ada satu catatan khusus: Di Liga Champions musim ini, Barcelona belum pernah berhadapan dengan klub yang punya statistik pertahanan yang mumpuni. PSG, Ajax, Manchester City, maupun Bayern Munich keempatnya tidak memiliki pertahanan yang kokoh secara statistik.  PSG, ManchesterCity, dan Bayern Munich memang mempunyai deretan pemain berkualitas di lini pertahanan, namun secara statistik kekuatan pertahanan ketiga tidaklah kokoh.  Manchester City sebelum ditaklukan Barca di Round 16 sudah mencatat 8 kali kebobolan dari fase grup (rata-rata:1,33 gol/pertandingan); PSG mencatatkan 10 kali kebobolan sebelum bertemu Barca di perempat final (rata-rata:1,25 gol/pertandingan); sementara Bayern Munich sudah kebobolan 8 gol sebelum bertemu Barca di semi final (rata-rata:0,8 gol/pertandingan). 

 

Juventus yang menjadi lawan Barca di final nanti, secara statistik mempunyai pertahanan yang cukup kokoh.  Juventus sampai dengan semi final baru kebobolan 7 gol (0,58 gol/pertandingan), catatan tersebut hanya kalah dari Atletico Madrid dan Monaco yang mencatat rata-rata 0,5 gol/pertandingan namun harus dicatat kedua klub tersebut gagal di fase perempat final.  Di antara keempat semifinalis Liga Champions UEFA musim ini, Juventus menjadi dengan statistik kebobolan paling minim.  Juventus hanya kebobolan 5 gol sebelum fase semi final (0,5 gol/pertandingan). Kekokohan pertahanan Juventus tidak hanya terlihat dari statistik, namun juga dari pertandingan yang telah dilalui untuk mencapai final.  Juventus  sudah 2 kali menyingkirkan lawan yang secara statistik merupakan klub yang cukup agresif dalam mencetak gol: Borussia Dortmund dan Real Madrid.  Dortmund yang ditakluk Juventus pada fase Round 16 mencatat rata-rata gol 2,33 gol/pertandingan dari fase grup atau 14 gol, sementara Real Madrid sebelum ditaklukan Juventus telah mencetak 22 gol atau rata-rata 2,2 gol/pertandingan.  Ketika bertemu Juventus, Dortmund justru hanya mencatat 1 gol dari 2 pertandingan, sementara Madrid mencatat 2 gol dari 2 pertandingan turun drastis dari statistik yang mereka punya.  Hal ini tentu dapat diandalkan oleh Juventus dalam menghadapi Barcelona di final nanti.  Hal yang mungkin sedikit berbeda, jumlah  28 gol yang dicetak Barcelona begitu terpusat kepada Trio MSN yang mencetak 25 gol di Liga Champions UEFA, namun harus dicatat Barca sering kali kesulitan ketika berhadapan dengan tim yang mempunyai pertahanan yang kokoh.

 

Di luar dari data statistik di atas, dalam final Liga Champions tahun ini, ada beberapa catatan terkait kedua klub yang akan bertanding di final. Berikut beberapa catatan tersebut:

 

1.         Barcelona memang dikatakan selalu menang dalam pertandingan final Liga Champions UEFA sejak menjadi juara 2009, namun harus dicatat hal itu terjadi pada era kepelatihan Pep Guardiola yang menyempurnakan taktik tiki-taka untuk Barca.  Di bawah kepelatihan Luis Enrique kondisi mungkin saja berbeda, apalagi tidak seperti Frank Rijkaard maupun Pep Guardiola, Enrique sama sekali bukan ‘murid’ dari Johan Cruyff.

 

2.         Ketiga pelatih Barcelona yang pernah membawa klub ini menjadi juara Liga Champions UEFA, ketiganya pernah meraih juara Liga Champions UEFA saat menjadi pemain.  Hal yang menarik dari tiga pelatih Barcelona saat juara Liga Champions UEFA, ketiganya meraih gelar juara tersebut sebagai pemain maupun pelatih.  Johan Cruyff menjadi juara bersama Ajax (1971,1972) sebagai pemain, dan sebagai pelatih membawa Barcelona juara pada tahun 1992; Frank Rijkaard menjadi juara bersama AC Milan(1989,1990) dan Ajax (1995) sebagai pemain, dan sebagai pelatih membawa Barcelona juara tahun 2006; Pep Guardola menjadi juara bersama Barcelona sebagai pemain(1992) maupun pelatih (2009,2011).  Hal lain yang menarik, baik Guardiola maupun Rijkaard keduanya sama-sama pernah merasakan dilatih oleh Johan Cruyff walaupun di klub yang berbeda.  Rijkaard dilatih oleh Cruyff saat bermain bersama Ajax, sementara Guardiola merasakannya saat bermain dengan Barcelona.  Bagaimana dengan Enrique? Luis Enrique memang merupakan mantan pemain Barcelona, namun Enrique baru memperkuat Barcelona saat era kepelatihan Johan Cruyff berakhir.

 

3.         Barcelona dua kali kalah di final Liga Champions UEFA (Piala Champions Eropa) melawan tim yang kurang diunggulkan.  Pada final tahun 1986, Barcelona yang dilatih oleh pelatih Inggris Terry Venables takluk melawan juara Rumania Steaua Bucharest.  Barcelona yang pada saat itu menjadi unggulan apalagi setelah menyingkirkan juara bertahan Juventus, harus kalah dalam drama adu penalti melawan Steaua Bucharest yang tampil pada final perdananya.  Delapan tahun kemudian, Barcelona pada era kepelatihan Johan Cruyff saat itu menyandang status “Dream Team” berhadapan dengan juara Serie A Italia AC Milan yang tidak diunggulkan.  Kenyataannya, AC Milan justru membantai Barcelona 4-0, padahal sebelum final Milan justru kehilangan beberapa pemain andalannya seperti Marco Van Basten, Franco Baresi, dan Gianluigi Lentini.  Dalam pertandingan final nanti, seperti yang banyak diketahui Juventus tidak diunggulkan melawan Barcelona.

 

4.         Mantan pemain Barcelona tidak selalu sukses menjadi pelatih Barcelona.  Beberapa nama mantan pemain Barcelona seperti Luis Miro, Cesar Rodriguez, Vicente Sasot, Jose Luis Romero,dan  Josep Seguer tidak mampu meraih satu pun gelar juara saat melatih Barcelona.  Sementara itu Carles Rexach, yang merupakan rekan Johan Cruyff saat bermain di Barcelona memang pernah meraih gelar juara La Liga saat menjadi Caretaker pada musim 1990-91, namun saat menjadi pelatih utama Rexach gagal menyumbangkan satu pun gelar juara serta gagal di Liga Champions UEFA.

 

5.         Barcelona dan Juventus menjadi juara Liga Champions UEFA saat melawan klub dengan skuad yang punya pengalaman lebih banyak atau sama menjadi juara Liga Champions UEFA.  Pada saat Barcelona menjadi juara tahun 1992 dan 2006, pemain-pemain Barcelona yang saat itu tampil di final baru pertama kali bertanding di final Liga Champions UEFA seperti halnya lawannya: Sampdoria (1992) dan Arsenal (2006).  Pada saat Barcelona juara di era kepelatihan Guardiola (2009 dan 2011), MU yang menjadi lawan Barcelona bermain dengan skuad yang punya lebih banyak pemain yang pernah menjadi juara Liga Champions UEFA. Satu-satunya kekalahan Barca di final Liga Champions UEFA setelah menjadi juara 1992 adalah pada tahun 1994.  Pada saat itu, Barcelona membawa lebih banyak pemain yang pernah juara Liga Champions UEFA dibandingkan AC Milan.  Bagaimana dengan Juventus? Pada saat menjadi juara tahun 1985 dan 1996, jumlah pemain Juve yang pernah menjadi juara Liga Champions UEFA lebih sedikit dibandingkan lawannya: Liverpool(1985) dan Ajax (1996). Pada saat menaklukan juara bertahan Liverpool di final 1985, pemain-pemain Juventus tidak ada yang pernah menjuarai Liga Champions UEFA, sementara pada final 1996 Juventus hanya diisi oleh 2 pemain yang pernah menjuarai Liga Champions UEFA.  Pada pertandingan final nanti, Juventus hanya punya 4 pemain yang pernah menjuarai Liga Champions UEFA jauh lebih sedikit dibandingkan Barcelona yang masih menyimpan 8 pemainnya saat terakhir kali juara 4 tahun lalu.

 

Klub mana yang akan menjadi juara Liga Champions UEFA musim ini?  Siapapun yang menjadi juara, klub tersebut tidak hanya akan menjadi juara Liga Champions UEFA namun juga meraih gelar treble winner.  Beberapa jam lagi  Battle of Treble III segera dimulai.  Selamat menyaksikan Battle of Treble III, malam hari nanti.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun