Musim 1985-86, menjadi salah satu musim yang menghadirkan kejutan pada kompetisi sepakbola antar klub Eropa. Hal ini terjadi terutama pada final kompetisi Piala Champions Eropa 1986, yang saat itu mempertemukan Barcelona (Spanyol) dan Steaua Bucarest (Rumania). Final Piala Champions Eropa 1986, merupakan final kedua bagi Barca di Piala Champions Eropa/Liga Champions UEFA dan final ke-9 untuk kompetisi antar klub Eropa. Sementara itu bagi Steaua Bucarest, Final Piala Champions Eropa 1986 menjadi final pertama bagi klub tersebut.
Dengan deretan prestasi serta skuad yang dimiliki Barcelona,jagoan Catalan tersebut memang layak dijadikan unggulan pada saat itu, apalagi setelah menyingkirkan juara bertahan Juventus di perempat final. Hal ini berbeda dengan lawannya, Steaua Bucarest. Pada musim-musim sebelumnya, Steaua Bucarest selalu takluk di Round 1 pada kompetisi Piala Champions Eropa. Hal ini ditambah dengan bagaimana ‘prestasi’ dari sepakbola Rumania pada tingkat Eropa maupun internasional.
Pada masa tersebut (1980-an), sepakbola Rumania bisa disebut kurang diperhitungkan. Prestasi terbaik Timnas Rumania pada turnamen sepakbola internasional hanya Perempat Final Olimpiade 1964. Di Piala Dunia, prestasi tertinggi Rumania saat itu hanya Fase Grup yang terakhir dicapai tahun 1970. Pada kompetisi Piala Eropa, Rumania bahkan baru bisa lolos ke Kualifikasi pada Piala Eropa 1984. Pada kategori Youth, Timnas Rumania sedikit lebih beruntung karena menjadi juara ketiga Piala Dunia Youth 1981(saat ini Piala Dunia U-20). Prestasi tertinggi yang sampai saat ini belum pernah diulang lagi oleh Timnas Rumania usia muda.
Bagaimana di tingkat klub? Pada tingkat klub, prestasi terbaik klub sepakbola asal Rumania sebelum musim 1985-86 hanyalah semi final Piala Champions Eropa 1983-84 oleh Dinamo Bucarest. Prestasi lainnya adalah semi final Piala UEFA dan perempat final Piala Inter City Fairs. Kesuksesan Steaua Bucarest lolos ke Final Piala Champions Eropa 1986 merupakan yang pertama bagi klub asal Rumania.
Dengan ‘prestasi’ sepakbola yang jauh di bawah Spanyol, Rumania yang diwakili oleh Steaua Bucarest justru mampu menghadirkan kejutan di Final Piala Champions Eropa 1986. Barcelona yang jauh lebih diunggulkan, bahkan mendapatkan dukungan penuh dari para pendukungnya karena final yang diselenggarakan di Spanyol justru harus takluk. Barca kalah adu penalti dari Steaua Bucarest, setelah bermain ‘kacamata’ selama 120 menit. Beberapa pemain Barca yang menjadi bagian dari skuad Timnas Spanyol saat menjadi runner-up Piala Eropa 1984 tidak berdaya menembus ketangguhan pertahanan Steaua Bucarest yang dikawal oleh Helmuth Duckadam. Duckadam bahkan mendapat julukan “Pahlawan Sevilla” karena keberhasilannya menahan gempuran dari para pemain Barca, dan menggagalkan kelima penendang penalti Barca.
Keberhasilan Steaua Bucarest menjadi juara Piala Champions Eropa menjadi yang pertama bagi klub sepakbola asal Rumania. Setelah kesuksesan tersebut, tidak ada lagi klub asal Rumania yang mampu menjadi juara pada kompetisi antar klub Eropa. Kesuksesan Steaua Bucarest juga menjadi kesuksesan pertama bagi klub asal Eropa Timur menjadi juara Piala Champions Eropa, setelah mereka hanya Red Star Belgrade (Yugoslavia) yang mengikuti jejaknya dengan metode kemenangan yang serupa adu penalti setelah bermain ‘kacamata’ selama 120 menit.
Kesuksesan Steaua Bucarest maupun Red Star Belgrade sebagai juara Piala Champions Eropa (1986 dan 1991) sampai sekarang belum pernah lagi diulang oleh klub-klub asal Eropa Timur. Selepas dari kesuksesan Red Star Belgrade di Piala Champions Eropa 1991, prestasi tertinggi klub-klub asal Eropa Timur di Liga Champions UEFA hanyalah sampai perempat final. Pada musim 2015-16 ini, klub-klub asal Eropa Timur akan kembali berusaha untuk mengulang kesuksesan Steaua Bucarest (1986) maupun Red Star Belgrade (1991) di Liga Champions UEFA (Piala Champions Eropa). Peluang yang tipis, namun tentu ada harapan supaya musim ini di Liga Champions UEFA akan kembali terjadi Final Deja vu seperti musim 2011-12 saat Chelsea seperti mengulang kesuksesan Aston Villa di musim 1981-82. Chelsea mengulang kesuksesan Aston Villa dengan sama-sama menaklukan Bayern Munich di final untuk merebut gelar juara Liga Champions UEFA mereka yang pertama walaupun harus mengakhiri kompetisi liga domestik di posisi yang tidak bagus.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI