Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Author, BNSP Certified Screenwriter, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Film

Pentingnya Edukasi Film Guna Menciptakan Ekosistem Perfilman dari Hulu

25 September 2025   05:49 Diperbarui: 25 September 2025   05:49 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentingnya Edukasi Film Guna Menciptakan Ekosistem Perfilman dari Hulu, Sumber Foto: Dok. Pribadi Budi Sumarno

Perlukah melakukan edukasi film atau film hanya sekadar hiburan? Pertanyaan ini kerap muncul saat kita membicarakan peran film di tengah masyarakat. Padahal, film jauh lebih dari sekadar tontonan.

Ia adalah bahasa universal yang mampu menyampaikan gagasan, merekam peristiwa, hingga membentuk pola pikir dan kesadaran sosial. Maka peran edukasi film tentu menjadi sangat signifikan.

Indonesia sebenarnya memiliki potensi besar di bidang perfilman. Antusiasme generasi muda untuk terjun ke dunia kreatif terus meningkat. 

Namun, tantangan yang dihadapi tidak sedikit, seperti akses pendidikan film yang terbatas, kurikulum yang belum sepenuhnya sesuai kebutuhan industri, hingga minimnya wadah yang inklusif untuk semua kalangan.

Inilah sebabnya kursus film singkat dari Lembaga Pendidikan Khusus (LPK) yang banyak bertumbuhan menjadi sangat penting. 

Kursus ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana belajar teknis, tetapi juga pintu masuk bagi siapa pun yang ingin mengenal dunia perfilman tanpa harus menempuh jalur akademik panjang. 

Tentunya dengan tidak mengesampingkan pendidikan film formal yang kini sudah mulai ada dalam tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ataupun pendidikan di level lebih tinggi lainnya.

Dengan model pendidikan yang lebih fleksibel, siapa pun, baik pelajar, mahasiswa, pekerja kreatif, bahkan penyandang disabilitas, punya kesempatan yang sama untuk mengasah keterampilannya.

Langkah strategis dalam bidang ini terlihat dari kerja sama antara Connecting College dan Gerak Imajinasi Academy. 

Keduanya menandatangani nota kesepahaman (MoU) pada  Selasa, (23/09/2025) di Jakarta untuk menghadirkan program kursus film dan seni peran yang bersifat inklusif. 

MoU ini ditandatangani oleh Nita, Direktur Utama Connecting College, bersama Budi Sumarno, CEO Gerak Imajinasi Academy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun