Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Author, BNSP Certified Screenwriter, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

IQ Rendah Bukan Kutukan, Ini Cermin Kegagalan Budaya Bangsa

8 Agustus 2025   06:16 Diperbarui: 8 Agustus 2025   06:16 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
IQ Rendah Bukan Kutukan, Ini Cermin Kegagalan Budaya Bangsa, Sumber foto: ChatGPT

IQ rendah bukan sekadar angka, tapi penanda serius bahwa kita sedang menghadapi krisis budaya berpikir.

IQ rendah bukan karena otak kita yang lemah secara organnya, tapi cara kita membentuk pola pikir kolektif yang mandek di zona nyaman.

Menurut laporan World Population Review 2024, Indonesia berada di peringkat ke-129 dari 197 negara dalam skor IQ rata-rata: 78,49. Menyedihkan ya?

Ini menempatkan kita dalam kategori borderline intellectual functioning, hanya sedikit di atas ambang batas kemampuan kognitif normal. 

Sementara negara-negara tetangga seperti Singapura dan Jepang unggul jauh, dengan skor rata-rata di atas 105.

Mengapa IQ kita rendah?

Jawabannya bukan semata soal kecerdasan individual, tapi kondisi sosial dan budaya yang ikut membentuk kualitas berpikir anak bangsa.

Budaya Malas Berpikir dan Gagal Bertanya

Dalam masyarakat kita, pertanyaan kritis sering dianggap mengganggu, bahkan kurang ajar. Di ruang kelas, murid yang bertanya justru sering disepelekan. 

Di lingkungan keluarga, anak yang mempertanyakan aturan kerap dibungkam dengan dogma. Kita tak diajarkan untuk berpikir, tapi untuk patuh tanpa alasan.

Inilah akar budaya IQ rendah, masyarakat yang tidak menumbuhkan dialog, eksplorasi, dan keberanian intelektual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun