IQ rendah bukan sekadar angka, tapi penanda serius bahwa kita sedang menghadapi krisis budaya berpikir.
IQ rendah bukan karena otak kita yang lemah secara organnya, tapi cara kita membentuk pola pikir kolektif yang mandek di zona nyaman.
Menurut laporan World Population Review 2024, Indonesia berada di peringkat ke-129 dari 197 negara dalam skor IQ rata-rata: 78,49. Menyedihkan ya?
Ini menempatkan kita dalam kategori borderline intellectual functioning, hanya sedikit di atas ambang batas kemampuan kognitif normal.Â
Sementara negara-negara tetangga seperti Singapura dan Jepang unggul jauh, dengan skor rata-rata di atas 105.
Mengapa IQ kita rendah?
Jawabannya bukan semata soal kecerdasan individual, tapi kondisi sosial dan budaya yang ikut membentuk kualitas berpikir anak bangsa.
Budaya Malas Berpikir dan Gagal Bertanya
Dalam masyarakat kita, pertanyaan kritis sering dianggap mengganggu, bahkan kurang ajar. Di ruang kelas, murid yang bertanya justru sering disepelekan.Â
Di lingkungan keluarga, anak yang mempertanyakan aturan kerap dibungkam dengan dogma. Kita tak diajarkan untuk berpikir, tapi untuk patuh tanpa alasan.
Inilah akar budaya IQ rendah, masyarakat yang tidak menumbuhkan dialog, eksplorasi, dan keberanian intelektual.