Mohon tunggu...
Dimas Jayadinekat
Dimas Jayadinekat Mohon Tunggu... Author, BNSP Certified Screenwriter, Public Speaker, Enterpreneur Coach

Penulis buku Motivasi Rahasia NEKAT (2012), Penulis Skenario lepas di TVRI dan beberapa rumah produksi (2013-kini), Penulis Rubrik Ketoprak Politik di Tabloid OPOSISI dan Harian TERBIT (2011-2013), Content Creator di Bondowoso Network, Pembicara publik untuk kajian materi Film, Skenario, Motivasi, Kewirausahaan, founder Newbie Film Centre

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Banjir Melanda Jakarta: Ingat di Zaman Belanda Agar Selalu Waspada dan Lapang Dada

8 Juli 2025   07:56 Diperbarui: 8 Juli 2025   07:56 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input Banjir Melanda Jakarta: Ingat di Zaman Belanda Agar Selalu Waspada dan Lapang Dada, Sumber: Foto ChatGPT

Jakarta dan sekitarnya kembali diterjang banjir pada awal Juli ini. Beberapa titik terparah terjadi di wilayah Jakarta Utara, seperti Kamal Muara, Pluit, Penjaringan, hingga Ancol. 

Selasa, (08/07/2025), hujan kembali turun dengan sangat deras dan durasi waktu yang cukup lama sehingga menyebabkan banjir dimana-mana.

Banjir juga melanda kawasan Jakarta Barat, Selatan, dan Timur, terutama di daerah-daerah yang menjadi langganan genangan seperti Cawang, Kalibata, dan Cipinang Melayu.

Menurut data dari BMKG, penyebab utamanya adalah curah hujan yang sangat tinggi sejak akhir Juni hingga awal Juli. Hujan lebat ini diperparah oleh kondisi atmosfer yang labil dan fenomena pasang laut akibat bulan purnama. 

BMKG memperingatkan bahwa kombinasi hujan ekstrem dan pasang air laut atau banjir rob menjadi penyebab utama genangan di wilayah pesisir Jakarta Utara.

BMKG DKI Jakarta juga memperkirakan hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi hingga 14 Juli 2025, terutama pada sore dan malam hari di sebagian besar wilayah Jakarta, termasuk Jakarta Selatan, Timur, Utara, dan Barat.

Selain itu, BMKG juga mencatat adanya penurunan tanah yang cukup signifikan di wilayah Jakarta Utara, bahkan mencapai 4 meter dalam 20--30 tahun terakhir. 

Penurunan ini disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan dan pembangunan yang masif tanpa memperhatikan daya dukung lingkungan. Hal inilah yang membuat kawasan pesisir Jakarta semakin rentan terhadap banjir rob.

Analisa: Bukan Sekadar Alam, tapi juga Ulah Manusia

Berdasarkan data dan pantauan lapangan, banjir yang terjadi saat ini bukan sekadar akibat hujan deras semata. 

Permasalahan utama justru terletak pada buruknya drainase perkotaan dan rusaknya kanal-kanal yang dulu dibangun sebagai pengendali banjir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun