Ujian bukanlah hukuman, melainkan bentuk kasih sayang Allah agar hamba-Nya semakin mendekat kepada-Nya.
Dalam sebuah ceramah di KMII Jepang yang diunggah di kanal SevenTube, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan bahwa kisah Nabi Ayub AS memberikan hikmah besar.Â
Salah satunya adalah keyakinan bahwa setiap ujian memiliki tujuan mulia, yaitu membersihkan hati dan meningkatkan ketakwaan.Â
Ia menegaskan bahwa rasa syukur tidak hanya harus ada dalam kebahagiaan, tetapi juga dalam kesulitan.
Sering kali manusia hanya bersyukur ketika mendapatkan nikmat dan melupakan Allah saat ditimpa cobaan.Â
Padahal, Nabi Ayub AS menunjukkan bahwa syukur dalam kondisi sulit justru dapat menguatkan hati dan membawa pertolongan Allah lebih cepat.Â
Kesabaran dan keikhlasannya akhirnya berbuah manis. Setelah bertahun-tahun menderita, Nabi Ayub AS disembuhkan oleh Allah dan diberikan kembali harta serta keluarganya yang lebih baik dari sebelumnya.
Ujian kehidupan apapun bentuknya haruslah dipahami sebagai sebuah cara mendekatkan diri kepada Tuhan.Â
Ketika kita berhenti pada makna sempit yang dilihat sekadar dari peristiwanya, maka ini akan menjadi kerugian kita. Sebaliknya kita harus memaknai esensinya bahwa dengan kondisi demikian kita sedang berada pada jalan Tuhan, Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Belajar dari kisah Nabi Ayub AS, kita harus memahami bahwa ujian hidup tidak akan melebihi batas kemampuan kita. Allah mengetahui seberapa kuat hamba-Nya, dan setiap cobaan pasti membawa hikmah.Â
Dengan bersabar dan bersyukur dalam segala kondisi, kita akan mendapatkan pertolongan Allah sebagaimana yang diberikan kepada Nabi Ayub AS.***