Bukankah dulu guru adalah sosok yang paling dihormati, bahkan dianggap sebagai orang tua kedua?Â
Saya ingat, dulu saat sekolah, hanya berani menatap mata guru pun sudah menjadi keberanian luar biasa.Â
Ada rasa segan. Ada rasa takut, bukan karena guru akan menyakiti, tetapi karena dalam hati, saya tahu bahwa guru adalah orang yang harus dihormati.
Tapi sekarang? Entah bagaimana, batas antara murid dan guru semakin kabur.
Mengutip dari pernyataan berbagai pakar pendidikan, salah satu penyebab hilangnya rasa hormat ini adalah kurangnya keteladanan moral.Â
Kita hidup di zaman di mana penghormatan tidak lagi diajarkan dengan sungguh-sungguh.Â
Banyak orang tua yang sibuk, menyerahkan seluruh pendidikan moral kepada sekolah, sementara di sekolah, guru hanya diberi ruang sebatas menyampaikan pelajaran akademik.
Lalu, siapa yang mengajarkan budi pekerti?
Saya jadi teringat kata-kata lama yang sering diucapkan orang tua kita: "Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa."Â
Tapi hari ini, sepertinya julukan itu hanya tinggal kenangan.Â
Bagaimana mungkin seorang pahlawan justru dianiaya oleh orang yang seharusnya ia bimbing?Â