Minat membaca masih menjadi masalah yang cukup penting bagi pendidikan di Indonesia. Faktanya menurut UNESCO indeks minat membaca masyarakat Indonesia hanya diangka 0,001% atau dari 1.000 orang hanya ada 1 orang yang rajin membaca. Fakta tersebut selaras dengan hasil riset yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada bulan Maret 2016, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Namun, pada tahun 2022 menurut PISA atau Programme for International Student Assessment minat membaca Indonesia mengalami peningkatan dimana berhasil naik 5 peringkat, meskipun masih berada di 11 terbawah dari 81 negara yang didata.
Berdasarkan data tersebut maka gerakan literasi harus terus dilakukan secara konsisten di Indonesia, terutama dikalangan pelajar dan mahasiswa. Apalagi dengan kemajuan zaman serta teknologi yang dapat menjadikan pengaruh malas membaca harus dapat segera ditangani oleh pemerintah khususnya sekolah-sekolah. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan untuk melakukan literasi sebelum memulai pembelajaran, sehingga harapannya sekolah-sekolah dapat menerapkan kebijakan tersebut.
Dalam mendukung kebijakan pemerintah terkait literasi, SD Muhammadiyah Purbayan membuat kebijakan agar setiap kelas membuat ruang Pojok Baca. Pojok Baca adalah tempat dimana peserta didik dapat menyimpan dan membaca  berbagai buku literasi untuk dapat dibaca setiap harinya. Kegiatan literasi ini dilakukan setiap pagi pada saat sebelum pelajaran dimulai selama 15 menit.
Dengan adanya program sekolah berupa Pojok Baca yang diselenggarakan oleh SD Muhammadiyah Purbayan, harapannya dapat meningkatkan persentase literasi peserta didik khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
