Mohon tunggu...
Dimas Bagus Aditya
Dimas Bagus Aditya Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Mengkritiklah sebelum mengkritik itu dilarang!

Alumnus SMA Negeri Jogoroto, Jombang. Mahasiswa S1 Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dari District Djombang hingga Afdeeling Djombang, Sejarah Tata Ruang Kota Jombang

21 Maret 2021   18:32 Diperbarui: 21 Maret 2021   18:42 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dengan dikeluarkannya SK terbentuknya Jombang pada tahun 1910, maka menandai perkembangan tata ruang kota Jombang dengan langkah yang lebih maju, yaitu dengan didirikannya masjid yang bersebelahan dengan lapangan serta pendopo kabupaten. 

Dibangunnya kantor pemerintahan, benteng modern berupa kantor kepolisian, pasar, terminal, dan juga stasiun. Sedangkan penduduk diberi keleluasaan dengan diberikan lahan untuk permukiman dibelakang Masjid Baitul Mukminin, Desa Kauman.

Masjid Baitul Mukminin
Masjid Agung Jombang terletak di sisi barat dari Pendopo Kabupaten Jombang dan bersebelahan dengan Alun-Alun Jombang. Menurut berita yang beredar di masyarakat, masjid ini dibangun pada 1893 sebagai tanda dimulainya pemerintahan Kota Jombang. Namun, berita simpangsiur lainnya juga menyebutkan bahwa masjid ini dibangun pada 1910 bertepatan dengan didirikannya Pendopo Kabupaten Jombang.

Alun-Alun Jombang
Hadirnya sebuah kota tak terlepas dari adanya sebuah lapangan atau merujuk ke Encyclopedia van Nederlandsh Indie (Paulus, 1917:31) disebut dengan alun-alun. Pada awalnya, alun-alun ini hanya sebuah lahan kosong berbentuk persegi yang ditumbuhi oleh rerumputan. Berita yang beredar, alun-alun sudah ada sejak 1893 hampir berbarengan dengan berdirinya GKJW Mojowarno dan GKJW Kertorejo (read: 1881; 1889).

Dengan berdirinya alun-alun secara informal telah menandai berdirinya Pemerintahan Kabupaten Jombang. Dengan keluarnya besluit pada 1910, lahan kosong yang berada disebelah timur dibangunlah sebuah pendopo kabupaten. Menurut peta tertanggal 1892, alun-alun ketika telah digunakan oleh Belanda sebagai markas pemerintahannya. Hal ini ditandai dengan dikibarkannya bendera tiga warna, merah, putih dan biru.

Pendopo Kabupaten
Pendopo merupakan ciri khas kota-kota di Jawa sehingga dengan dibangunnya pendopo pada 1910 telah menandai berdirinya Afdeeling Jombang. Pendopo dan Masjid Agung berseberangan dan menghadap ke alun-alun. 

Ketika itu, selain digunakan untuk rumah bupati, pendopo juga digunakan untuk tempat berobat bagi masyarakat yang kurang mampu. Sejak itu, ia menanam beberapa pohon beringin didepan pendopo, bahkan pohon beringin juga ditanam di landmark Kota Jombang yakni Ringin Tjontong.

Cerita mistis yang santer beredar dimasyarakat Jombang yakni antara pohon beringin di Ringin Tjontong dengan didepan pendopo satu garis lurus dengan Pondok Pesantren Tebuireng yang berada di 8 km dari pusat kota Jombang. Cerita inipun dihubungkan dengan cerita satu garis lurus yang ada di Keraton Ngayogyakarta.

Perumahan Penduduk
Seperti halnya kota-kota lain, Jombang merupakan kota memiliki ciri pusat pemerintahan di tengah kota dengan adanya alun-alun. Untuk menunjang hal itu, maka penduduk pun memiliki permukiman sendiri yang terletak di belakang masjid agung, salahsatunya adalah Desa Kauman.

Bila dilihat pada peta 1901, belum terdapat adanya kampung disekitar alun-alun, namun berbeda halnya dengan 1924, dimana pada tahun itu telah berdiri perkampungan disekitar alun-alun. Besar kemungkinan kampung tersebut kini bernama Kauman.

Pasar
Tak berbeda dengan kota-kota lainnya di Jawa, maka di Jombang pun terdapat sebuah pasar yang menjadi ciri khas dari sebuah kota. Bila melihat geografisnya maka di Jombang terdapat dua pasar yang seolah-olah berada di dekat pusat pemerintahan itu, sebut saja Pasar Pon yang berada di timur pendopo kabupaten, dan juga Pasar Legi yang terletak di utara alun-alun sekaligus pasar terbesar di Jombang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun