Mohon tunggu...
Cerpen

Cermin | Ketika Kehendakmu Jadi

7 Februari 2019   21:56 Diperbarui: 7 Februari 2019   22:31 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar :www.katolisitas.org

Ini malam kedua aku menemanimu, kau masih tetap sama tanpa perubahan yang berarti.
 Matamu masih tertutup, nafasmu masih terdengar begitu berat dan selang-selang kecil masih menempel di tubuhmu.

Sambil menggengam tanganmu, berkali-kali aku mengajakmu berdoa.
 Aku tau meski matamu tertutup telingamu masih awas mendengarku.
 Dalam diammu aku melihat sesekali air matamu jatuh , aku tak tau apa yang membuatmu menangis, apa kau sedih melihatku atau kau sedih mendengar doaku ?
Aku tidak meminta apapun pada-NYA, aku hanya meminta-NYA untuk memberikan keajaiban padamu agar kau bisa membuka mata dan pulang berkumpul bersama  kami lagi.  Hanya itu, hanya itu yang ku minta dari-NYA.

Tapi entah kenapa, kali ini ketika aku menggengam tanganmu lagi, hatiku begitu hancur. Aku tak tega melihatmu berjuang seperti ini. Andai aku bisa menggantikanmu, ingin rasanya aku yang terbaring di situ.
Aku memohon lagi pada-NYA atau lebih tepatnya memaksa-NYA, bukankah jika DIA mau DIA bisa melalukan apapun termasuk menyembuhkanmu ?
 Kuncinya hanya ada pada-NYA.  Aku akan terus memaksa-NYA.

Tapi saat ini aku tak ingin memaksa-NYA . Bukan !...bukan karena aku lelah tapi aku sadar DIA yang memegang kendali atas semuanya. Sejujurnya terlalu berat bagiku untuk mengatakan ini pada-NYA. Aku faham akan konsekuensi yang kulakukan. Namun, dari mulutku akhirnya kata-kata ini mengalir juga. Dengan air mata berlinang aku berkata pada-NYA "Apapun yang kupinta, biar kehendak-MU yang jadi".

Beberapa saat berlalu aku merasa ada kehangatan yang membanjiri hatiku dan aku melihat ada senyum yang tersungging di wajahmu meskipun matamu masih terpejam tapi itu jauh lebih baik.  Aku pikir ini pasti pertanda baik.
 Mungkin memang, DIA tak ingin di paksa.
Nafasmu semakin teratur dan kau tampak tenang di tidurmu, aku sangat lega melihatmu. Tak berhenti-hentinya aku bersyukur pada-NYA. DIA mendengarku, ya DIA mendengarku tatkala ku berserah pada kehendak-NYA.

Namun semua kendali ada di tangan-NYA, kehendak-NYA memang jadi.  Saat jarum jam bergerak ke angka  23.55 WIB di ruang ICU RSU Doris Sylvanus Palangka Raya kau pun membuka matamu dan tersenyum menatapku dan kemudian pergi bersama-NYA.
Selamat jalan Ayah.

" Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang di kasihi-NYA " (MAZMUR 116:15)

 Kota Cantik, 13 Oktober2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun