Mohon tunggu...
Yasmin
Yasmin Mohon Tunggu... Dokter - dr. on hiatus

Membantu memecahkan dilema seputar pendidikan kedokteran

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Memutuskan Menjadi Dokter

17 Januari 2022   08:19 Diperbarui: 18 Januari 2022   00:05 10986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dokter (freepik)

Kalau ada para anak SMP atau SMA yang ingin menjadi dokter, satu pertanyaan yang pasti saya tanyakan adalah:

"Pendidikan dokter itu lama lho. Bener mau ngambil kedokteran?"

Dari semua jurusan pendidikan yang ada di universitas, jurusan kedokteran adalah termasuk yang terlama untuk ditempuh.

Lamanya menempuh kedokteran tersebut sudah menjadi pengetahuan umum di kalangan masyarakat. Tetapi, pasti kamu semua penasaran kan, kuliah bertahun-tahun itu, sebenarnya ngapain aja sih?

Secara garis besar, proses menjadi dokter ada 3 tahap dan perlu menghabiskan kurang lebih 6,5 tahun. Untuk pembagian waktunya sebagai berikut:

  1. S1 atau kuliah berlangsung 3.5 tahun
  2. Rotasi Klinis / Profesi selama 2 tahun
  3.  Internship selama 1 tahun

Tiga tahap proses itu adalah langkah yang perlu di tempuh untuk menjadi dokter umum. Kalau ada yang ingin menjadi dokter spesialis, perlu menjadi dokter umum dulu baru dilanjutkan dengan pendidikan dokter spesialis.

Nah, di setiap tahap prosesnya, siswa akan melakukan kegiatan yang sangat berbeda-beda. Apa untuk 6,5 tahun itu siswa perlu masuk kuliah setiap harinya ke kampus? Apa dari hari pertama mahasiswa kedokteran langsung di tempatkan di rumah sakit?

Lanjut baca artikel ini untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan di setiap tahap tersebut.

(1) S1 Jurusan Kedokteran

Untuk menjadi dokter umum, langkah pertama yang perlu diambil oleh seseorang adalah untuk mengambil S1 Jurusan Pendidikan Dokter yang ada di bawah Fakultas Kedokteran. Di S1 ini, apa yang akan kamu lalui kurang lebih sama dengan sarjana lainnya.

Waktu pembelajarannya paling cepat 3.5 tahun. Mau lebih cepat? Waduh, maaf, setau saya tidak ada yang namanya program akselerasi dalam S1 kedokteran. Nah dalam 3.5 tahun ini, kamu akan di tempatkan 100% di kampus, dan jarang sekali memasuki area lingkungan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dan klinik lainnya.

Inti dari S1 adalah untuk memastikan bahwa mahasiswa calon-calon dokter mempunyai ilmu kedokteran yang cukup untuk melayani pasien. Dan ilmunya itu buanyak sekali.

Nah, dikarenkan itu, mayoritas waktu mahasiswa kedokteran dihabiskan untuk membaca buku dan referensi lain untuk menghafal ilmu-ilmu kedokteran.

Jenis kegiatan S1 kedokteran itu bisa dibagiakan ke 5 jenis.

1. Lecture

Lecture adalah kuliah biasa yang dilakukan mirip dengan kelas waktu sekolah. Dalam satu ruang, akan ada satu dokter yang membahas sebuah topik, biasanya dengan presentasi power point, yang didengarkan oleh puluhan atau ratusan mahasiswa kedokteran dalam satu angkatan.

2. Praktikum

Praktikum adalah sebuah aktivitas yang langsung berhadapan dengan barang asli yang dipelajari. Beda dengan lecture yang biasanya kita mempelajari dari tulisan dan gambar-gambar, di praktikum kita belajar langsung dengan benda yang sebelumnya dibahas di lecture atau buku. Untuk praktikum ini dibagi lebih spesifik lagi, tergantung dengan apa yang dipelajari.

Anatomi

Belajar identifikasi bagian tubuh dari mayat manusia

Patologi Anatomi

Belajar bagian tubuh manusia yang ada penyakit

Sering melihat bagian tubuh dibawah mikroskop

Patologi Klinik

Belajar cara menganalisis dan mengproses cairan tubuh manusia

Sering menggunakan alat-alat canggih dan mahal di laborat

Histologi

Belajar mengenai badan tubuh manusia di tingkat seluler

Murni belajar dibawah mikroskop -- diakhir praktikum biasanya mata jadi juling

Mikrobiologi

Belajar mengenai organisme/zat yang menyebabkan sakit

Sering menggunakan mikroskop untuk melihat bakteri, parasit, virus dll.

Biokemistri

Siklus Kerbs...

Fisiologi

Belajar mengenai cara kerja sistem manusia.

Praktikum serasa kelas olah raga. Perlu meragakan berbagai hal dan menggunakan alat untuk melihat kebugaran badan. Banyak gerak.

dan mungkin praktikum lain yang maaf saya sudah lupa....

3. Skills Lab

Di skills lab kita mempelajari tindakan yang kita perlu lakukan langsung kepada pasien saat pelayanan. Tindakan ini termasuk pemeriksaan fisik dengan atau tanpa alat bantu seperti termometer, stetoskop dan alat-alat lainnya.

Selain itu, kita juga belajar cara komunikasi yang efektif kepada pasien, seperti pentingnya meminta persetujuan dari pasien sebelum melakukan tindakan apapun, cara memberikan informasi buruk, dan lain-lain.

4. Tutorial

Tutorial adalah kelas yang bertujuan untuk memacu kita berpikir kritis. Kamu akan dibagikan ke kelompok kecil, kurang lebih 10 mahasiswa ditambah dengan 1 dokter pembimbing. Kalian akan diberikan sebuah skenario, yang biasanya berkaitan dengan keluhan pasien yang sering dihadapai di praktek sebenarnya.

Contoh skenario biasanya akan seperti ini: "Seorang laki-laki berumur 56 tahun datang dengan keluhan batuk selama 1 minggu. Apa yang kamu akan lakukan?" Nah dari skenario itu, kalian dipacu untuk berpikir dari berbagai aspek.

Dari bagaimana mekanisme batuk bekerja, berbagai jenis batuk, apa yang memacu batuk, pertanyaan dan pemeriksaan fisik yang bisa dilakukan ke pasien untuk mengetahui penyebab batuk, obat-obat batuk, dan lebih banyak lagi.

Karena waktu S1 kita dilarang untuk menghadapi pasien langsung, untuk penggantinya di tutorial dilakukan seperti simulasi yang melatih apa saja yang perlu dipikirkan kalau menemui pasien dengan keluhan serupa.

5. Skripsi

Apalah S1 tanpa skripsi kan ya. Skripsi di fakultas kedokteran kurang lebih sama dengan jurusan lain.

Setelah melewati berbagai lecture, praktikum, skills lab, tutorial dan terakhir skripsi, seorang mahasiswa akan wisuda dan dinyatakan sebagai sarjana kedokteran dengan gelar S.Ked. Jadi waktu selesai S1, kita belum mendapatkan gelar dokter, atau dr. yang bisasanya di tempatkan sebelum nama kita.

(2) Rotasi Klinis / Profesi

Tahap kedua dari proses menjadi dokter ada yang namanya rotasi klinis atau profesi. Ini juga tahap dimana seorang mahasiswa sering disebut sebagai koas atau dokter muda. 

Rotasi klinis berlangsung untuk 2 tahun, dan seluruhnya akan dilakukan di lingkungan rumah sakit. Walaupun di tahap ini kamu diperbolehkan untuk tatap langsung ke pasien yang sebenarnya, penanganan yang para koas bisa lakukan sangatlah dibatasi.

Kita dibagikan menjadi kelompok kecil, sekitar 10 orang, dan akan ditempatkan di satu departmen untuk beberapa minggu, setelah itu dirotasi ke departmen lain. Contohnya dari departmen mata ke departmen penyakit dalam, setersusnya ke anak, dan seterusnya. Biasanya akan ada dokter spesialis yang menjadi pembimbing, dan semua kegiatan yang kamu lakukan di satu departmen itu akan menjadi tanggung jawab dokter spesialisnya.

Setelah menyelesaikan 2 tahun di rotasi klinis, seluruh koas perlu mengikuti ujian kompetesi yang dinamakan UKMPPD, atau singkatan dari Ujian Kompetesi Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter. 

Ujian UKMPPD adalah ujian standarisasi se-Indonesia yang memastikan seluruh calon dokter mempunyai ilmu dan keterampilan yang cukup untuk praktek. Nah, baru setelah lulus dari UKMPPD, mahasiswanya akan disumpah dokter, dan mendapatkan gelar dokter.

(3) Internship

Walaupun gelarmu sudah dokter, sayangnya kamu belum diperbolehkan praktek bebas. Setelah selesai rotasi klinis, kamu perlu melalui internship selama satu tahun terlebih dahulu.

Jadi, internship adalah periode dimana dokter baru akan melalui masa penyesuaian, dimana sebelumnya kamu melakukan pelayanan pasien dengan bimbingan di rotasi klinis, di internship kamu perlu menangani pasien secara mandiri.

Internship adalah program yang dibuat oleh pemerintah dengan IDI (Ikatan Dokter Indonesia). Program tersebut akan menyebarkan dokter-dokter baru lintas Indonesia, di mana mereka akan ditempatkan di satu rumah sakit dan puskesmas, dan dibolehkan untuk praktek dengan pengawasan.

Sekalipun status kita adalah dokter umum dan sudah mendapatkan insentif atau gaji dari pemerintah, wewenang 'iship', sebutan akrab untuk dokter internship, akan berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lainnya. 

Ada rumah sakit yang sudah membebaskan iship untuk melakukan pelayanan ke pasien, tapi ada juga rumah sakit di tempat lain yang masih menganggap iship sebagai mahasiswa dan memperlakukan mereka seperti koas.

Setelah Internship?

Waktu internship, kita diberikan STR, atau Surat Tanda Registrasi, surat yang mengizinkan tenaga kesehatan melakukan praktek. Akan tapi, STR yang diberikan saat internship adalah 'STR Internship', dan hanya berlaku untuk melakukan kegiatan di tempat internship saja. Setelah menyelesaikan internship baru akan diberikan STR baru yang membolehkan praktek bebas dimanapun sebagai dokter umum.

Begitulah perjalanan seseorang jika ingin menjadi dokter. Sangat lama ya? Walaupun sebelumnya sudah disebut kalau lama waktu yang diperlukan adalah 6,5 tahun, kenyataanya bisa lebih lama dari itu. Terutama perpindahan dari rotasi klinis ke internship, sering akan ada jeda waktu yang cukup panjang.

Karena rotasi klinis dan internship adalah program yang di atur oleh institusi yang berbeda (universitas dan pemerintah), sulit untuk mencocokkan waktu antara 2 program tersebut. Masa menunggu internship bisa 3 bulanan, bahkan sampai setengah tahun.

Walaupun menjadi dokter itu memerlukan waktu yang lama, pasti masih banyak yang punya keinginan untuk menjadi dokter kan ya, atau... malah tidak?

Apakah kamu masih tertarik dalam karir kedokteran?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun