Anak usia dini adalah masa emas perkembangan yang sering disebut golden age, yaitu periode ketika otak anak berkembang dengan sangat pesat. Pada tahap ini, rasa ingin tahu mereka begitu besar sehingga sering mengajukan pertanyaan sederhana namun penuh makna, seperti "Kenapa langit biru?" atau "Mengapa bunga bisa mekar?". Rasa ingin tahu ini menjadi pintu awal bagi perkembangan kognitif dan bahasa mereka, sehingga orang tua dan pendidik memiliki peran penting untuk memberikan jawaban yang sabar dan sesuai dengan tahap berpikir anak.
Selain perkembangan kognitif, anak usia dini juga mengalami kemajuan pesat dalam aspek sosial dan emosional. Mereka mulai belajar berbagi mainan, menunggu giliran, dan memahami perasaan orang lain. Melalui permainan kelompok atau kegiatan sederhana seperti menanam tanaman bersama, anak-anak belajar empati dan kerjasama. Pembiasaan interaksi yang positif di masa ini akan membentuk dasar karakter anak, seperti rasa tanggung jawab dan kemampuan mengendalikan emosi.
Kreativitas anak usia dini berkembang melalui aktivitas yang merangsang imajinasi, seperti menggambar, bercerita, dan bermain peran. Dengan selembar kertas kosong, anak dapat membayangkan sebuah kapal yang berlayar ke negeri impian atau menggambar seekor naga yang ramah. Aktivitas semacam ini tidak hanya memperkuat keterampilan motorik halus, tetapi juga membantu anak mengekspresikan pikiran dan perasaan yang belum mampu diungkapkan dengan kata-kata. Oleh karena itu, memberi ruang bagi anak untuk berkreasi menjadi langkah penting dalam mendukung tumbuh kembang mereka
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI