Mohon tunggu...
Diki Kurniawan
Diki Kurniawan Mohon Tunggu... Pelajar SMK

saya siswa dari sekolah smk kebangsaan saya memilih kejuruan desain komunikasi visual dan hobi saya adalah mendesain grafis dan juga mengambar karakter

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tradisi adat pernikahan di kabupaten indramayu, provinsi jawa barat

12 September 2025   06:33 Diperbarui: 12 September 2025   06:33 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.molzania.com/wp-content/uploads/2023/12/resepsi-pernikahan-jawa.jpg

Halo pembaca 

Perkenalakan nama saya Diki kurniawan dan pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi cerita mengenai tradisi adat di kabupaten indramayu, provinsi jawa barat.Sebelum masuk ke pembahasan saya, izinkan saya memperkenalkan silsilah keluarga saya Bapak dan Emak saya dari kecamatan indramayu keduanya sama lahir dan besar di jawa barat.kedua latarbelakan keluarga saya sama sama berada di jawa barat inilah yang membuat saya memiliki ketertarikan menulis tradisi di sekitar daerah tersebut

Tradisi adat pernikahan di Indramayu, Jawa Barat biasanya punya beberapa prosesi unik yang sampai sekarang masih bisa loh dilestarikan oleh masyarakatnya. Misalnya setelah akad nikah selesai, ada tradisi membasuh kaki suami di depan pintu rumah. Jadi, pengantin perempuan akan membasuh kaki suaminya dengan air bunga sebagai simbol pengabdian, penghormatan, dan penyambutan suami barunya.Nah, selain itu ada juga prosesi yang disebut Sajen Makan Nasi Ketan Kuning. Tradisi ini biasanya dilakukan di kamar pengantin, di mana pasangan pengantin akan saling menyuapi nasi ketan kuning. Nasi ketan melambangkan ikatan yang kuat dan lengket, supaya rumah tangga mereka selalu rukun, lengket, dan setia satu sama lain.Ada lagi tradisi Sungkeman, yaitu pengantin berlutut di hadapan orang tua dan mertua untuk memohon doa restu serta mengucapkan terima kasih atas segala pengorbanan mereka. Prosesi ini biasanya disertai pemberian pakaian oleh pengantin kepada orang tua sebagai tanda bakti, lalu orang tua memberi uang sebagai simbol restu sekaligus modal hidup baru bagi anaknya.jadi, adat pernikahan di Indramayu bukan cuma seru karena ada arak-arakan pengantin naik kuda, tapi juga sarat makna. Semua prosesi tersebut mengajarkan tentang kesetiaan, kebersamaan, dan penghormatan kepada orang tua sebagai bekal dalam kehidupan rumah tangga.

dan kita lanjut ke makanan khas daerah nya, Salah satu makanan khasnya adalah Pindang Gombyang Manyung, yaitu olahan kepala ikan manyung yang dimasak dengan kuah kuning bercita rasa gurih dan pedas. Selain itu, ada juga Pedesan Entog, masakan bebek entog dengan bumbu cabai merah yang pedas dan menggugah selera.dari Jawa Barat secara umum, banyak makanan khas yang sudah terkenal luas, seperti Nasi Timbel (nasi hangat dibungkus daun pisang dengan lauk sambal, tempe, tahu, dan ikan asin), Lotek (sayur dengan bumbu kacang khas Sunda), dan Surabi Bandung yang manis gurih.

dan lajut kita bahas tentang Pakaian tradisional Jawa Barat sangat beragam, biasanya dipengaruhi oleh status sosial. Untuk rakyat biasa, busana tradisionalnya berupa Baju Kampret atau Baju Salontreng dipadukan dengan kain sarung yang dililitkan di pinggang. Sedangkan kaum menengah memakai Baju Bedahan, celana panjang, dan ikat kepala batik.untuk kalangan bangsawan atau acara adat, dipakai busana yang lebih megah seperti Kebaya Sunda bagi perempuan, lengkap dengan kain batik, selendang, dan sanggul. Sementara laki-laki mengenakan Beskap Sunda dengan kain batik, blangkon, dan kadang dilengkapi keris sebagai simbol

Untuk selanjutnya kita bahas tahapannya dan maknanya

Pernikahan adat Jawa Barat (Sunda) memiliki tahapan yang panjang dan sarat makna. Setiap prosesi tidak hanya sekadar seremonial, melainkan mengandung simbol-simbol kehidupan rumah tangga yang akan dijalani pasangan pengantin. Berikut tahapan utamanya:

1. Nyeureuhan / Narosan (Lamaran)

Pihak keluarga laki-laki datang ke rumah perempuan untuk menyampaikan maksud melamar. Biasanya membawa buah tangan atau seserahan sederhana.

👉 Makna: sebagai bentuk keseriusan dan penghormatan pihak pria kepada keluarga calon mempelai perempuan.

2. Seserahan & Penentuan Hari Baik

Keluarga laki-laki memberikan seserahan berupa perlengkapan rumah tangga, pakaian, perhiasan, hingga makanan. Sekaligus menentukan hari pernikahan dengan hitungan tertentu.

👉 Makna: menunjukkan kesiapan laki-laki dalam menafkahi, sekaligus doa agar rumah tangga penuh berkah.

3. Siraman

Calon pengantin dimandikan dengan air bunga oleh orang tua dan sesepuh keluarga.

👉 Makna: membersihkan diri lahir dan batin agar siap memasuki kehidupan baru. Air bunga melambangkan kesucian, kebahagiaan, dan doa agar rumah tangga harum mewangi.

4. Ngeyeuk Seureuh

Prosesi pertemuan keluarga besar kedua calon mempelai, biasanya membawa daun sirih, perlengkapan dapur, dan simbol lainnya.

👉 Makna: menyatukan dua keluarga besar dan mengajarkan pasangan tentang kehidupan rumah tangga, termasuk bagaimana mengelola rumah tangga dengan rukun.

5. Akad Nikah

Prosesi sakral ijab kabul yang dilakukan sesuai syariat Islam.

👉 Makna: ikatan resmi lahir batin yang sah menurut agama dan negara

6. Sawer Panganten

Pengantin duduk berdampingan, lalu sesepuh atau orang tua menaburkan beras kuning, uang receh, permen, dan bunga.

👉 Makna:

Beras kuning → kesejahteraan & rezeki.

Uang receh → kelapangan berbagi rezeki.

Permen → manisnya rumah tangga.

Bunga → keharuman cinta dan kebahagiaan.

7. Meuleum Harupat

Pengantin laki-laki memegang batang harupat (lidi) yang dibakar, lalu dipadamkan oleh pengantin perempuan dengan air.

👉 Makna: melambangkan sifat keras laki-laki yang dapat dilembutkan oleh kelembutan istri.

8. Nincak Endog

Pengantin laki-laki menginjak telur, lalu pengantin perempuan membasuh kakinya dengan air bunga.

👉 Makna: telur → awal kehidupan baru. Membasuh kaki → tanda bakti, hormat, dan kesediaan istri mendampingi suami.

9. Huap Lingkung

Kedua pengantin saling menyuapi nasi kuning dengan lauk lengkap.

👉 Makna: simbol saling memberi, berbagi rezeki, dan mengikat janji untuk selalu bersama dalam suka maupun duka.

10. Buka Pintu / Kacar-Kucur

Pengantin laki-laki mengetuk pintu kamar pengantin, lalu pengantin perempuan menjawab dengan pantun. Setelah itu, suami menyerahkan hasil nafkah berupa padi, kacang, uang logam, dan lain-lain ke istri.

👉 Makna: suami bertanggung jawab memberi nafkah, istri mengelola dengan bijak demi kesejahteraan keluarga.

11. Ngunduh Mantu

Acara di rumah keluarga laki-laki setelah resepsi. Biasanya diisi penyambutan, sungkeman, dan doa bersama.

👉 Makna: bentuk penerimaan resmi menantu perempuan dalam keluarga suami.

Dan Kesimpulan

Pernikahan adat Jawa Barat penuh dengan nilai filosofi. Prosesi seperti siraman mengajarkan kesucian, sa wer panganten menanamkan kebiasaan berbagi, meuleum harupat melambangkan keseimbangan sifat, dan huap lingkung menegaskan pentingnya kebersamaan. Semua tahapan itu bukan hanya tradisi turun-temurun, tetapi juga tuntunan kehidupan rumah tangga yang rukun, sejahtera, dan penuh kasih sayang.


Dan mukin itu sudah semua yang bisa saya bahas sekian terimakasih sudah mau membaca

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun