Mohon tunggu...
Dika Fitrian Dwi Putra
Dika Fitrian Dwi Putra Mohon Tunggu... Freelancer - Normal Writer

Menulis sembari menyusuri kefanaan dunia

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Di Manakah Tempat untuk Belalang Itu?

23 Desember 2019   20:32 Diperbarui: 23 Desember 2019   20:54 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Belalang itu tak lagi punya tempat bernaung
Rerumputan hijau hilang ditelan bara
Menyisakan bau kehancuran yang menyengat
Juga jejak kaki ketamakan yang sangat jelas
Bayangan kehancuran bangkit perlahan dari sana

Belalang itu tak lagi punya tempat minum
Air segar sudah hilang oleh gumpalan racun plastik
Menutup wajah air yang mengalir dari hulu ke hilir
Membunuh segala kehidupan di sungai itu
Sungguh ironis sumber kehidupan berubah menjadi racun

Belalang itu tak lagi punya tempat bernapas
Udara segar sudah tak ada lagi disana
Jelaga hitam pekat yang meyesakkan menutupi langit biru
Pohon hijau hilang dimakan oleh lautan beton yang bertumbuh
Lautan hedonisme yang bodoh memusnahkan segalanya

Meski pada akhirnya sang belalang mati
Tapi dia pernah bisa mendapatkan akhir yang nyaman
Karena tidak ada lagi tanah dingin untuk tidur
Yang ada hanyalah beton keras yang keji
Beton itu menolak pelukan bumi yang hangat

Sebenarnya...
Dimanakah tempat untuk belalang itu
Tempat dimana dia bisa hidup dengan nyaman
Hidup dengan nyaman meski hanya sesaat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun