Mohon tunggu...
Kaf Hak
Kaf Hak Mohon Tunggu... Guru - Kompasianer Bojonegoro

Seorang penulis, organisator, motivator, dan youtuber. Urgensi sebuah tulisan yaitu ketika memiliki makna yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Di Manakah Geevv Saat Ini?

21 September 2020   12:55 Diperbarui: 5 Januari 2021   12:31 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

A. Munculnya Geevv dari Indonesia

Beberapa bulan yang lalu, saya sempat kagum dan merasa bangga ketika mengakses situs online yang saya tuju. Mengapa? Waktu itu saya mengakses internet, dan tiba-tiba sekilas saya menjumpai situs baru, dan kelihatannya tidak seperti biasanya, karena tidak berupa blog ataupun artikel yang sering ditemui pada umumnya. 

Namun yang saya temui adalah search engine (mesin pencari di internet). Secara langsung hal tersebut menarik perhatianku saat itu. Namun, saya sempat berpikir-pikir lagi dengan rasa penasaranku, bahwa situs tersebut sepertinya tidak asing di dalam ingatanku, karena sempat mendengar perkataan teman bahwa ada sebuah karya mesin pencari internet dari anak pribumi Indonesia.  

Kebetulan yang dimaksud memang karya itu dan saya baru memahami dan mempercayainya, Geevv namanya. Situs ini bermula muncul dari inisiatif anak bangsa yang mencoba mengotak-atik pemrograman agar dapat dimanfaatkan untuk masyarakat Indonesia khususnya. Keren, bukan?

Betapa senangnya saya mendengar dan melihat sendiri bahwa itu benar-benar karya anak bangsa. Bagaimana tidak senang? Indonesia adalah Negara yang kaya akan budaya, adat, suku dan sumber dayanya. Sehingga sudah sepatutnya dari kekayaan yang ada itu juga turut serta mengalami kemajuan di dalam bidang tertentu. Indonesia memiliki potensi yang banyak dan wilayah yang cukup luas, maka tidak heran jika Negara seperti Indonesia terdapat jumlah warga yang banyak dengan perbedaan keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Lantas, mengapa dengan sumber daya manusia dan alam sebanyak itu masyarakat Indonesia tidak mampu membuat sarana teknologi untuk memajukan Indonesia? Dalam konteks tersebut, hal itu bisa disebut sebagai informasi yang popular karena terdapat banyaknya opini publik yang berkaitan dengan demikian. 

Namun menurutku, “Indonesia memang mempunyai kekayaan alam dan sumber daya yang banyak. Akan tetapi perlu digaris bawahi, bahwa menciptakan dan mengelola teknologi sendiri itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, kita tahu bahwa ilmuwan-ilmuwan terkemuka di dunia yang menemukan alat-alat teknologi mayoritas adalah berasal dari luar negeri: Eropa, China, Jerman, dan masih banyak lagi Negara-negara yang lainnya. 

Sedangkan di Indonesia? Pernahkah ilmuwan Indonesia menemukan alat  teknologi di dalam sejarahnya? Siapakah nama tokohnya? Adakah alat teknologi temuan ilmuwan Indonesia yang dikembangkan hingga sekarang dan diakui oleh dunia? Nah! Barangkali dengan pertanyaan itu ada yang kebingungan untuk menjawab.”

Indonesia Menyalakan Semangat Kemajuan Digitalisasi. Itu judul artikel yang saya ambil. Dalam benak saya, saya menganggap Indonesia sudah berupaya untuk berkarya dan mengembangkan kemajuannya. Bukan dalam hal pembuatan mesin atau alat teknologi yang serba canggih saja yang ditinjau. 

Mungkin itu cukup kesusahan dan bahkan memakan waktu bertahun-tahun lamanya dalam membahas dan merencanakannya, dan itupun tidak menjamin akan dapat tercapai program yang direncanakan jika memang pada dasarnya sudah tidak mampu. Sehingga secara otomatis Indonesia hanya dapat melakukan program yang sesuai dengan kemampuan dan potensi yang ada, dan tidak dapat dipaksakan untuk melakukan keterbatasan yang dimiliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun