Melihat tragedi yang berjalan saat ini saya pikir ini bukan kebetulan belaka melainkan rencana yang sudah matang disiapkan. Konspirasi untuk memunculkan konflik merupakan peristiwa saat ini seperti apa yang diungkapkan oleh Karl Marx bahwa konflik adalah sesuatu yang inheren dalam struktur masyarakat terutama dalam upaya pembagian kelas dan perebutan sumber daya.
Saya pikir ini bukan secara kebetulan coba kita melihat uraian berikut yang saya paparkan :
1. Kertas biar bisa Sekolah dan Sekolah untuk mencari kertas..
Sistem semacam ini adalah konflik yang dibuat seakan berkontradiksi dalam ucapan namun menciptakan kertas sebagai domain yang utama. Kertas sebagai alat ungkit seseorang untuk bersekolah dan kertas juga menjadi seberapa besar orang bersekolah untuk mendapatkannya. Desain semacam ini tak ada secara kebutulan.
2. Pindah kerumah BARU
Sudah tak menjadi dongen lagi apabila rumah yang lama sudah penuh amunisi maka rumah baru menjadi tempat tampuan kepentingan selanjutnya ini bukan saja tentang akses transportasi yang dekat atau titik pusat yang layak melainkan ada mistis yang perlu diungkapkan lewat tabir analisis. Toh banyak yang bisa di inveskan ungkap si tukang kayu yang pengen menjadi aktor drama..
3. Kawanku dan anaku se-Panggung..
Saat drama konflik memanas perebutan siapa menjadi bintang utama dalam seri teater kian heboh saling sikut menyikut saling tebar kelihaian sudah tak menjadi hal yang biasa. Yang menjadi tragedi paling brutal saat tiba seorang anak yang belum cukup matang dalam peran teater dipaksakan menanggung disini kita bisa melihat betapa hebatnya aktor belakang panggung mendesain siapa yang pantas menjadi peran dalam semi teater.
Saya pikir konspirasi menciptakan konflik akan terus berlanjut sebagai sarana menggerakkan kesenjangan sosial seperti yang diungkapkan oleh Ralf Dahrendorf bahwa menekankan konflik sebagai kekuatan pendorong perubahan sosial...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI