Kompasiana, Banjarmasin -- Prestasi membanggakan kembali terukir oleh sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMB). Tim mahasiswa Program Studi S1 Farmasi berhasil menembus seleksi kompetitif Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) tahun 2025 dan dinyatakan layak mendapat pendanaan resmi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek). Riset inovatif yang diusulkan tim ini mengusung judul "Inovasi Sediaan Obat Telmisartan Menjadi Orally Disintegrating Tablet Berbasis Mikroenkapsulasi untuk Meningkatkan Kepatuhan Terapi Hipertensi pada Lansia". Judul tersebut mencerminkan komitmen tinggi untuk menghadirkan solusi farmasi yang tidak hanya canggih secara teknologi, tetapi juga responsif terhadap kebutuhan spesifik populasi rentan.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi telah menjadi silent killer yang mengancam jutaan jiwa di seluruh dunia. Data dari American Heart Association menunjukkan bahwa lebih dari 1,28 miliar orang dewasa di dunia menderita hipertensi, dengan angka kematian yang mencapai 10,8 juta jiwa per tahun. Di Indonesia sendiri, prevalensi hipertensi mencapai 34,1 persen pada populasi dewasa, dengan angka yang terus meningkat seiring bertambahnya usia. Salah satu tantangan terbesar dalam pengelolaan hipertensi adalah rendahnya tingkat kepatuhan pasien terhadap terapi, terutama pada kelompok lansia yang mencapai angka drop-out hingga 50 persen. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kesulitan menelan tablet konvensional, efek samping obat, serta kompleksitas regimen terapi yang harus dijalani seumur hidup.
Telmisartan, sebagai salah satu obat antihipertensi golongan Angiotensin Receptor Blocker (ARB) yang paling efektif, memiliki profil farmakologis yang unggul dengan durasi kerja 24 jam dan efek samping minimal. Namun, formulasi tablet konvensional telmisartan sering kali menjadi kendala bagi pasien lansia yang mengalami disfagia atau kesulitan menelan. Fenomena ini berkontribusi signifikan terhadap rendahnya adherence terapi dan pada akhirnya memperburuk kontrol tekanan darah pasien.
Berangkat dari permasalahan klinis tersebut, tim mahasiswa UMB menghadirkan terobosan teknologi farmasi berupa Orally Disintegrating Tablet (ODT) telmisartan yang dikembangkan melalui pendekatan mikroenkapsulasi. Teknologi ODT memungkinkan tablet hancur dengan cepat di dalam mulut tanpa memerlukan air, sehingga memudahkan proses konsumsi obat bagi pasien dengan keterbatasan fisik. Sementara itu, teknik mikroenkapsulasi diterapkan untuk melindungi bahan aktif telmisartan dari degradasi, mengontrol pelepasan obat, serta memperbaiki stabilitas dan bioavailabilitas.
Tim berencana melakukan serangkaian tahapan penelitian yang komprehensif, dimulai dari optimasi formulasi mikroenkapsul menggunakan polimer biokompatibel seperti eudragit dan natrium alginat, dilanjutkan dengan formulasi tablet ODT menggunakan superdisintegran dan pemanis untuk meningkatkan palatabilitas. Tahap selanjutnya meliputi evaluasi karakteristik fisikokimia tablet, uji disolusi in vitro, serta uji stabilitas untuk memastikan kualitas produk yang optimal.
Ketua tim menekankan bahwa inovasi ini memiliki potensi transformatif dalam dunia farmasi klinis. "Melalui penelitian ini, kami berupaya menciptakan sediaan obat yang tidak hanya efektif secara farmakologis, tetapi juga patient-friendly dan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien hipertensi, khususnya lansia. Kami yakin bahwa teknologi mikroenkapsulasi yang dikombinasikan dengan formulasi ODT dapat menjadi game-changer dalam terapi hipertensi," ungkap ketua tim dengan antusias.
Tim peneliti yang terdiri dari lima mahasiswa berbakat ini bekerja sama merancang metodologi penelitian yang mengintegrasikan prinsip-prinsip teknologi farmasi modern dengan kebutuhan nyata di lapangan, menciptakan pendekatan holistik yang mengedepankan evidence-based medicine.
Keberhasilan tim mahasiswa UMB dalam meraih pendanaan PKM-RE ini menjadi refleksi dari komitmen institusi terhadap pengembangan riset yang berorientasi pada solution-driven innovation. Universitas Muhammadiyah Banjarmasin melalui pencapaian ini semakin memantapkan reputasinya sebagai pusat pendidikan tinggi yang menghasilkan lulusan dengan kemampuan riset unggulan dan kepekaan terhadap permasalahan sosial kemasyarakatan.
Dari perspektif industri farmasi, penelitian ini memiliki prospek komersial yang menjanjikan mengingat pasar global untuk sediaan ODT diproyeksikan terus tumbuh dengan CAGR (Compound Annual Growth Rate) sebesar 8,2 persen hingga 2030. Keunggulan kompetitif teknologi mikroenkapsulasi yang dikembangkan tim UMB berpotensi menarik minat industri farmasi untuk pengembangan lebih lanjut melalui skema transfer teknologi atau kolaborasi riset.
Inovasi ini sejalan dengan roadmap kesehatan nasional yang mengedepankan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat. Pengembangan sediaan obat yang lebih mudah dikonsumsi dapat berkontribusi pada peningkatan medication adherence, yang pada akhirnya akan menurunkan angka komplikasi kardiovaskular dan mengurangi beban sistem kesehatan nasional.