darah mengalir dengan cepat
detak jantung berdegup begitu hebat
mulut berteriak tak bersuara
mata melotot tajam penuh amarah
hai... para nahkoda
mau kemana kita beryar
kepulan asap kian memunjak
tapi tak juga sampai tujuan
kau tau tujaun kita sudah berubah
bukan lagi menemui merdeka
didepan sana ada bendera sejahtera
berulang kali kau turunkan jangkar
pertanda berheti
satu lagi menggerogoti kapal
dan menyiapkan sekoci untuk pergi
ribuan kubik batu-bara kita habiskan
demi perjalanan.
tak terhitung menetes air mata dipelipis pipi ini.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!