Mohon tunggu...
Dien Alski
Dien Alski Mohon Tunggu... Sales - Semarang, Rembang, Purbalingga, Banyumas, Kebumen

Melihat, mendengar, membaca, mengamati, kemudian mencoba untuk menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Konsolidasi Vs Perlawanan Kudeta di Negeri Seribu Pagoda (3)

14 Februari 2021   11:36 Diperbarui: 14 Februari 2021   11:45 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa kalangan awalnya berpendapat, Suu Kyi hanyalah seorang politikus pragmatis. Dia hanya berusaha tetap berkuasa di sebuah negara multi-etnis dengan sejarah yang kompleks.

Namun pembelaannya atas tindakan militer pada sidang Mahkamah Internasional di Den Haag, 2020 silam, dipandang sebagai sebuah titik balik. Reputasi Suu Kyi sebagai pejuang hak asasi manusia dan demokrasi, hancur di mata internasional.

Ironisnya, militer yang dia 'bela' di hadapan Mahkamah Internasional, justru mengkudeta pemerintahnya. Mata dunia kembali menyorot ke Burma. Aksi unjuk rasa menentang kudeta terus membesar. Korban berjatuhan. Polisi akhirnya membelot melawan junta. Tetapi militer dan partai oposisi juga terus berkonsolidasi.  

Sejumlah pendukung militer terlihat merayakan kudeta. Mereka  berparade di  kota sambil memainkan alat-alat musik

Diceritakan Griffin Hotchkiss, ekspatriat Amerika yang telah tinggal di Myanmar  sekitar enam tahun, dia melihat arak-arakan kendaraan warga sipil pro-militer di jalan-jalan. Mereka memainkan musik . Di sisi lain, pendukung NLD terlihat marah di jalan-jalan.

Yang membuat dia terkejut, reaksi terhadap kudeta tak terlampau ekstrim. Dalam perjalanan ke Yangon, Hotchkiss mengatakan bahwa "selain beberapa kendaraan tentara di kompleks Balai Kota, tidak ada yang tampak hal  luar biasa". Tetapi tentu saja, cerita tentang kudeta di negeri seribu pagoda masih belum selesai.  (habis/***)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun