Mimpi besar rakyat Indonesia yang menginginkan Timnas Indonesia lolos World Cup 2026 kandas di Jeddah, Arab Saudi, Minggu dinihari (12/10/2025).
Dengan segala dinamikanya, kegagalan itu membuat hati rakyat Indonesia terluka dan kecewa.
Pasalnya, Arab Saudi dan Irak berhasil mengubur mimpi besar harapan ratusan juta rakyat Indonesia dengan membenamkan Timnas Indonesia didasar klasmen Grup B round empat kualifikasi Word Cup 2026 dengan menelan pil pahit dua kali kekalahan beruntun.
Mimpi besar rakyat Indonesia pecinta sepakbola tanah air pada World Cup 2026 bukan tanpa alasan.
Menurut saya, ada catatan penting terkait Timnas Indonesia yg punya mimpi besar menuju WC 2026:
1. Pemerintah (Eksekutif dan Legislatif) sudah berjuang dengan sekuat tenaga dan pembiayaan untuk lakukan proses percepatan naturalisasi dengan target lolos WC 2026;
2. Rakyat Indonesia (suporter) sudah mendukung penuh timnas Indonesia saat laga kandang, maupun tandang sampai ke pelosok Asia tempat digelarnya laga Timnas Indonesia dengan merogoh koceknya sendiri karena kecintaan dan untuk wujudkan mimpi besar itu.
Yang menyakitkan hati rakyat dan negara pasca kegagalan tersebut adalah:
"Setelah terbentuknya squad Timnas Indonesia yg mewah, dengan market value diatas 500 M, ternyata gagal lolos WC 2026.
Apalagi pasca kegagalan tersebut, Tim Kepelatihan dan PK langsung pulang kampung, tanpa ada evaluasi.
Bahkan, para pundit-pundit yangg mendukung Patrick Kluivert atau PK menyatakan bahwa, Timnas Indonesia belum layak lolos WC 2026 dengan dibalut data statistik dan dalih lainnya untuk lakukan pembenaran-pembenaran atas kegagalan tersebut.
Padahal, diawal PK gantikan Shin Tae Yong atau STY, pihak PSSI, Exco PSSI, dan pundit-pundit yang mendukung PK mengatakan, bahwa Tim Kepelatihan pimpinan PK adalah tim kepelatihan terbaik dan bisa mendekatkan, serta membawa Garuda Indonesia terbang tinggi menuju WC 2026.